Oleh: Rafles Rajo Endah
(Wartawan Senior)
SAMARINDA bukanlah kota yang asing bagi saya. Hampir semua jalan utama dan beberapa sudut kota saya kenal dan saya ketahui dengan baik. Bahkan saya bisa bepergian seorang diri dengan berkendara sepeda motor di Ibukota Benua Etam ini.
Setidaknya sudah empat kali saya ke Samarinda. Tiga kali di antaranya dengan durasi tinggal yang cukup lama, seminggu, dua minggu, bahkan ada yang sampai enam bulan.
Pertamakali saya ke Samarinda tahun pada 1992. Ketika itu saya bertugas meliput kunjungan kerja atau studI banding DPRD Provinsi Sumatera Barat ke Provinsi Kalimantan Timur.
Selain ke Samarinda, rombongan juga berkunjung ke Kabupaten Bontang. Ketika itu Kota Samarinda masih terlihat biasa-biasa saja, belum terlihat wah sebagaimana ketika enam belas tahun kemudian atau tahun 2008 saya kembali ke Samarinda bersama Kontingan PWI Sumatera Barat guna mengikuti Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas).
Saya sendiri bukan atlet dari salah satu cabang olahraga yang diikuti kontingen PWI Sumatera Barat pada Porwanas tersebut, tetapi bertugas sebagai salah seorang wartawan peliput. Tugas utama saya adalah meliput setiap pertandingan yang diikuti wartawan anggota Kontingen PWI Sumatera Barat.
Maka jadilah saya wartawan yang meliput wartawan alias jeruk makan jeruk. Ada sejumlah nama-nama beken wartawan Sumatera Barat yang ikut sebagai anggota kontingen ketika itu seperti Heranof Firdaus, Khairul Jasmi, Gusfen Khairul, Zulnadi, Eko Yance Edrie, Edi Jarot, Jayusdi Effendi dan beberapa orang wartawan daerah dari kabupaten dan kota di Sumatera Barat.
Sebagai Pimpinan Kontingen adalah Basril Basyar yang ketika itu menjabat sebagai salah seorang Wakil Ketua PWI Sumatera Barat.
Tidak berselang lama, hanya sekitar 4 bulan dari Porwanas, saya kembali mendapat tugas ke Samarinda. Kali ini meliput Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII tahun 2008 di Kalimantan Timur.
Pada awalnya RRI Padang hanya mendapat jatah satu orang wartawan peliput PON, sedangkan media cetak mendapat jatah dua orang wartawan yakni satu orang wartawan tulis dan satu orang wartawan foto.
Sayapun mengajukan permohonan kepada Ketua Harian KONI Sumatera Barat, ketika itu Indomar Asri agar kami RRI Padang juga diberi jatah dua orang wartawan peliput. Alasan yang saya ajukan adalah karena sebaran venues (arena) pertandingan beberapa cabang olahraga yang berada di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur, sehingga mustahil bisa terliput oleh hanya satu orang wartawan saja.
Permohonan itu diterima, RRI Padang akhirnya juga mendapat jatah dua orang wartawan peliput PON Kalimantan Timur. Anda tahu siapa wartawan kedua RRI Padang yang ditugaskan untuk liputan PON ini? Beliau adalah Heranof Firdaus yang pernah menjadi Ketua PWI Sumatera Barat periode 2018-2023.
Saya bersama Heranof membuat strategi berbagi wilayah liputan. Seminggu pertama PON saya bertugas di Samarinda guna meliput berbagai pertandingan beberapa cabang olahraga yang berlangsung di Kota Samarinda serta kabupaten dan kota terdekat dari Samarinda. Sementara Heranof bertugas di Balikpapan untuk liputan pertandingan cabang olahraga yang berlangsung di Balikpapan dan kabupaten/kota terdekat di sekitarnya.
Pada minggu kedua PON kami bertukar tempat, saya bertugas di Balikpapan, sedangkan Heranof bertugas di Samarinda. Hasil liputan PON ini disiarkan melalui live report pada Buletin Berita Daerah Sore dan Jurnal PON 17 Kaltim yang disiarkan secara live report pada Buletin Berita Daerah Pagi.
Konon hasil liputan kami ini sangat ditunggu pendengar karena pada saat itu hanya RRI Padang yang menyiarkan secara langsung hasil-hasil pertandingan dan klasemen sementara PON.
Tiga tahun kemudian saya kembali ke Samarinda. Kali bukan untuk tugas liputan, tetapi lebih kepada tugas pembinaan bagi para reporter pemula di RRI Studio Produksi Sendawar, Kabupaten Kutai Barat.
Alhamdulillah, selama enam bulan bertugas sebagai Koordinator Pemberitaan di RRI Sendawar saya berhasil melahirkan beberapa reporter muda yang tangguh. Bahkan salah seorang di antaranya yakni Elvira Yosevina berhasil menjadi Reporter RRI Perbatasan Terbaik dan diundang ke Jakarta untuk bergabung dengan para seniornya dari Pusat Pemberitaan RRI meliput Sidang Umum MPR RI.
Hari ini, Minggu (8/9/2024), saya terbang dengan pesawat Air Asia AK-423 dari Kuala Lumpur ke Balikpapan untuk seterusnya sore nanti melanjutkan dengan perjalanan darat ke Samarinda. Hanya saja kedatangan saya ke Samarinda kali ini bukan lagi untuk bertugas sebagaimana kedatangan terdahulu, tetapi hanya sekedar sebuah urusan keluarga, tidak lebih dari itu…!