
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)
/1/
Abrar Yusra dan Samudera Aksara
Puisi oleh Leni Marlina
(PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)
Di Lawang Matur, Kabupaten Agam,
Ranah Minang,
lengkung bukit melahirkan suara,
angin mengajarkan ejaan pertama,
hujan mengetuk jendela dengan rindu.
Engkau, Abrar Yusra,
tumbuh dari tanah yang menghafal luka,
dari ladang kata yang digarap nyali,
dari dongeng nenek
moyang yang menolak diam.
Tahun 1943—tangis pertamamu mengiris subuh,
sejarah menyelipkan namamu di dada bumi,
tinta belum menyentuh kertas,
tapi darah telah mengenali takdir.
Engkau arungi waktu dengan mata terbuka,
di IKIP Padang engkau renangi samudra aksara,
membiarkan pena menjadi arus,
membelah lautan makna, menolak karam.
Namamu berpendar di koran dan zaman,
di Haluan, Singgalang, Kompas— mahakaryamu novel ”Tanah Ombak“ menggema,
kata-katamu melesat seperti kilat,
berdentum kuat seperti petir
menyambar kesunyian, membakar kebohongan.
Engkau bukan sekadar wartawan,
engkau jantung yang menggedor kebenaran,
engkau menulis dengan urat,
bersuara dengan nyawa.
Di halaman sejarah,
engkau tulis kisah hidup para
sang legendaris seperti Rosihan Anwar,
mengabadikan denyut bangsa dalam biografi yang tak bisa dilupakan.
Puisimu tak sekadar bait,
ia guruh yang menggelegar di malam peradaban,
ia doa yang menyelinap di detak kemanusiaan,
ia api yang menjalar ke jantung sunyi.
Tapi takdir itu tak bisa ditawar,
Tahun 2015, Tuhan memanggilmu pulang,
tapi kata-katamu tetap hidup,
menjadi bayang-bayang
panjang di dinding zaman.
Wahai sang inspirator anak bangsa,
Abrar Yusra,
engkau bukan hanya nama,
engkau pusaka yang diwariskan angin,
engkau cahaya yang menolak padam,
tulisanmu menolak karam,
perjuanganmu akan kami teruskan.
FBS Universitas Negeri Padang,
Sumatera Barat
Januari, 2025
Catatan:
Puisi ini terinspirasi dari sumber berikut:
• https://forumsumbar.com/sastra/47968/puisi-puisi-karya-abrar-yusra-sang-penyair-indonesia-asal-ranah-minang-ii/
• https://id.wikipedia.org/wiki/Abrar_Yusra
/2/
Wasiat Aksara yang Tak Luruh
Puisi oleh Leni Marlina
(PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)
Abrar Yusra,
engkau bukan batu nisan di tanah basah,
engkau arus bawah yang tak
henti menyusup ke sela-sela peradaban.
Di lembar sejarah,
engkau menulis dengan bara,
lalu meniupnya ke angin—
biar terbakar dunia dalam nyala kata.
Apakah pena bisa mati,
jika tinta telah menyatu
dengan sumsum semesta?
Apakah penyair bisa lenyap,
jika puisinya masih
bernapas di dada sejarah?
Langit telah melipat suara banyak orang,
tapi namamu masih berdenting
saat muncul fajar,
masih berpendar di kaca-kaca jendela masa,
masih berdenyut dalam nadi zaman
yang belum selesai membaca.
Siapa yang benar-benar pergi?
Tubuh yang dilumat usia,
atau cahaya yang tak bisa dikubur?
Tidak ada kematian bagi
mereka yang menulis dengan nyala,
tidak ada kesunyian bagi
mereka yang menyematkan
suaranya ke angin.
Pada aksara yang engkau tinggalkan,
ada tangan-tangan
yang terus menyalakan pelitanya.
Wahai pembaca yang budiman,
buka matamu di antara halaman sunyi,
engkau akan menemukan
Abrar Yusra—
bukan sosok biasa,
tetapi sebagai nyala yang telah
menerangi zamannya.
FBS Universitas Negeri Padang,
Sumatera Barat
Januari, 2025
/3/
Wartawan dan Pujangga
Puisi oleh Leni Marlina
(PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)
Abrar Yusra,
Sang Sartawan, Penyair, Penulis, Novelis,
Dari tanah Minang engkau melangkah,
membawa selendang aksara yang berkibar di angin rantau.
Pada helaan nafas kota-kota asing,
engkau pungut cerita,
engkau rajut hikayat, engkau bisikkan kebenaran.
Engkau adalah mata yang menatap zaman,
kaki yang menapak jejak perjuangan,
tangan yang mengguratkan luka bangsa,
dan bibir yang mengucap puisi dan doa.
Abrar Yusra,
Sang Wartawan dan Sastrawan,
Sang Penulis,
Novelis dan Penyair,
engkau tak pernah kembali tanpa membawa kisah, karena kata-katamu telah menjadi burung-burung di angkasa,
menyebar ke segala penjuru,
menjadi nyanyian alam.
Kini, langkahmu telah sampai di ujung jalan,
tapi jejakmu tak akan hilang di terpa hujan.
Sebab semua kumpulan aksaramu adalah rumah,
yang akan selalu disinggahi oleh mereka yang,
merindu makna menghadapi kehidupan.
FBS Universitas Negeri Padang,
Sumatera Barat
Januari, 2025
/4/
Getar Dalam Keheningan Dunia
Puisi oleh Leni Marlina
(PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)
Kata adalah api,
tapi sunyi adalah udara yang menyalakannya.
Engkau, Abrar Yusra,
bukan sekadar legenda,
dirimu adalah getar di
dalam keheningan dunia.
Pernahkah engkau melihat
sungai menolak mengalir?
Pernahkah angin menolak
berembus?
Begitulah pena dalam
genggamanmu,
tak pernah diam,
tak pernah tunduk.
Buku-buku bukan makam bagi kata,
mereka adalah jendela yang terbuka,
membiarkan angin masuk,
membiarkan cahaya
beraksi.
Kau tidak menulis untuk dikenang,
kau menulis karena dunia butuh suara,
karena ada ruang kosong yang harus diisi,
karena ada gelombang
yang menanti pergerakan.
Maka, ketika dunia berhenti membaca,
kau akan tetap berbicara dalam sunyi,
sebab kata-kata yang jujur
tak bisa mati,
sebab kebenaran tak bisa
dilipat dan disimpan.
Dan di dalam setiap berita
yang tertinggal,
di dalam puisi yang
mengendap di mata waktu,
kau tetap hidup—
bukan di halaman,
bukan di tinta,
tapi di gerak semesta yang
tak pernah diam.
FBS Universitas Negeri Padang,
Sumatera Barat
Januari, 2025
——————-
Leni Marlina merupakan anggota aktif Komunitas Penulis Indonesia, SATU PENA cabang Sumatera Barat sejak berdiri tahun 2022; Komunitas Kreator Indonesia Era AI. Selain itu, ia juga merupakan anggota aktif Komunitas Penyair dan Penulis Sastra Internasional ACC di Shanghai, serta mulai tahun 2024 dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC Shanghai Huifeng International Literary Association. Leni pernah terlibat dalam Victoria’s Writer Association di Australia. Sejak tahun 2006, ia telah mengabdikan diri sebagai dosen di Program Studi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang.
Leni juga mendirikan dan memimpin komunitas digital / kegiatan lainnya yang berfokus pada bahasa, sastra, pendidikan, dan sosial, di antaranya:
1. World Children’s Literature Community (WCLC): https://shorturl.at/acFv1
2. Poetry-Pen International Community
3. PPIPM (Pondok Puisi Inspirasi Pemikiran Masyarakat)-Indonesia, the Poetry Community of Indonesian Society’s Inspirations: https://shorturl.at/2eTSB; https://shorturl.at/tHjRI
4. Starcom Indonesia Community (Starmoonsun Edupreneur Community Indonesia):
https://rb.gy/5c1b02
5. Linguistic Talk Community
6. Literature Talk Community
7. Translation Practice Community
8. English Languange Learning, Literacy, Literary Community (EL4C)
