• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Selasa, Mei 20, 2025
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya

15 Mei 2023
in Opini
Reading Time: 3min read
Views: 20,941
Syafira, Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas (Unand). (Foto : Dok)

Oleh: Syafira

PEPATAH petitih merupakan salah satu bentuk sastra lisan Minangkabau yang berbentuk puisi dan berisi kalimat atau ungkapan yang mengandung pengertian yang dalam, luas, tepat, halus dan kiasan.

Menurut dalam kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) artinya pepatah petitih adalah berbagai-bagai peribahasa .

Lihat Juga

Jati Diri TNI Antar Generasi

Jati Diri TNI Antar Generasi

18 Mei 2025
41
Di Balik Pintu Rumah: Menyoal Fantasi Sedarah yang Menyimpang

Di Balik Pintu Rumah: Menyoal Fantasi Sedarah yang Menyimpang

16 Mei 2025
32
Surat Terbuka untuk Bapak Menteri PU dan Bapak Andre Rosiade: “7 Tahun Banda Laweh Sirukam Kabupaten Solok Tanpa Status/’Dicampakkan’ Kementerian PU”

Surat Terbuka untuk Bapak Menteri PU dan Bapak Andre Rosiade: “7 Tahun Banda Laweh Sirukam Kabupaten Solok Tanpa Status/’Dicampakkan’ Kementerian PU”

2 Mei 2025
127

Ada pun beberapa macam pepatah petitih Minangkabau tentang kebersamaan yaitu

1. Barayia sawah di ateh, lecah-lecah paku di sawah di ilia (Berair sawah di atas, lecah lecah pakis sawah di hilir)

Maknanya yaitu air sawah yang lebih tinggi biasanya bisa mengalir ke bagian sawah yang lebih rendah. Bila tidak seluruh air yang bisa mengalir ke sawah yang lebih rendah itu, minimal sawah yang di bawah itu sedikit berbiak atau basah.

Lecah-lecah pakis, maksudnya tanah yang lebih rendah mendapat air sedikit sehingga lebih lunak dari biasa.

Pepatah di atas menyiratkan bahwa bila atasan mendapat rezeki, diharapkan bawahan akan kecipratan tambahan rezeki pula.

Itulah kebaikan hidup bersama sehingga rezeki yang diperoleh tetap dibagi sesuai dengan kadarnya.

2. Bareh samo dibali, karak dimakan surang (Beras sama dibeli, kerak dimakan sendiri)

Maknanya yaitu bila beras yang akan dimasak dibeli dengan uang bersama, seharusnya nasi yang masak bersama keraknya dibagi pula secara merata. Tidak hanya seorang saja yang makan nasi atau keraknya, tetapi yang lain juga turut serta.

Pepatah di atas mengiaskan bahwa prinsip kerja sama haruslah sama jujur dan benar, jangan keuntungan hanya dimakan sendiri, sedangkan kesulitan dibagi bersama. Basamo dipaiyokan (kata seorang dibulati, kata bersama di periaykan). Untuk kepentingan bersama haruslah di putuskan dengan musyawarah.

3. Ilia sarangkuah dayuang, mudiak saantak galah (Hilir serangkuh dayung, mudik sehentak galah)

Maknanya yaitu dalam hidup bermasyarakat itu, semua masalah harus dipecahkan bersama. Ketika berlayar, misalnya bila perahu menuju hilir, harus sama-sama pendayung dan bila perahu menyerah ke mudik (menghadap arus air), para anggota kelompok sehentak (sama sama menghentakkan) galah agar perahu dapat bergerak mencapai tujuan.

Pepatah di atas mengiaskan bahwa diperlukan adanya kesatuan pendapat antara pemimpin dan pengikut, dalam mencapai apa yang diinginkan bersama. Sekiranya terjadi perselisihan dan ketidakkompakan, tentu tujuan akan sulit tercapai, pepatah senada maknanya: Saukua mangko manjadi, sesuai mangko takanak (Seukur maka menjadi, sesuai maka terpasang) atau : Tagak samo tinggi, duduak samo randah (Tegak sama tinggi, duduk sama rendah).

4. Duduak surang basampik sampik, duduak banyak balapang-lapang (Duduk seorang bersempit–sempit, duduk bersama berlapang-lapang)

Maknanya yaitu bila duduk sendirian biasanya tempat yang ada terasa lapang dan dia akan terasa lebih sempit bila duduki dengan orang yang lebih banyak. Namun, kalimat di atas menyebutkan terjadinya sesuatu yang terbalik. Di sinilah kehebatan dan keganjilan pola pikir nenek moyang orang Minang masa lalu, yang di maksud duduk di sini adalah bukan duduk fisik, melainkan buah pikiran seseorang, saran atau usul terhadap pemecahan suatu masalah.

Semakin banyak orang yang turut memecahkan suatu masalah, masalah semakin dapat diselesaikan (lapang) dibandingkan bila orang yang memberi saran dikit.

Pepatah di atas menyiratkan sikap yang harus dipahami oleh oleh orang yang suka bersilaturahmi, dengan cara bersama masalah rumit dapat dipecahkan.

5. Elok kato dalam mupakaik, buruak kato dilua mupakaik (Elok kata dalam mufakat, buruk kata di luar mufakat)

Maknanya yaitu dalam musyawarah, biasanya keputusan dilahirkan dengan cara mufakat sehingga tidak ada peserta yang tidak sepakat tentang keputusan yang diambil. Keputusan yang dilahirkan secara bersama jauh lebih baik dan dapat dilaksanakan dibandingkan dengan keputusan yang lahir di luar mufakat.

Pelaksanaan keputusan hasil mufakat itu juga akan lebih mudah dilaksanakan karena semua merasa terikat untuk mengamankan keputusan itu. Pepatah di atas menyiratkan bahwa setiap sesuatu yang hendak dilakukan dalam kerja sama hendaknya di mufakati lebih dahulu, supaya pelaksanaannya lancar.

Hal ini perlu menjadi perhatian seorang pemimpin, bahwa orang akan mudah dipimpin bila mereka diikutsertakan mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

6. Nan kayo tampek batenggang, nan cadiak tampek batanyo (Yang kaya tempat bertenggang, yang cerdik tempat bertanya).

Maknanya yaitu bertenggang, artinya tempat meminta bantuan ketika kekurangan atau kesulitan. Orang yang dapat membantu biasanya adalah orang yang mempunyai kelebihan harta atau kelebihan ilmu dan akal. Dalam kehidupan bersama, saling memberi atau meminjamkan merupakan hal biasa. Orang cerdik tentu memiliki kelebihan nakal dibandingkan dengan orang yang tidak. Kelebihan akal dan ilmunya itu menyebabkan ia seharusnya dapat menjawab pertanyaan orang yang tidak tahu.

Pepatah di atas menyiratkan kepada kita, bila orang yang memiliki kelebihan itu akan menjadi harapan dan tumpuan bagi orang yang berkekurangan. *)

Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas (Unand)

ShareTweetSendShare
Previous Post

Calonkan Bachtul untuk DPRD Sumbar, Partai Gerindra Dinilai Penuhi Harapan Masyarakat Solok Raya

Next Post

Bacaleg DPR RI Partai Ummat Dapil Sumbar I, Taslim Chaniago Siap Kembali ke Senayan

BeritaTerkait

Jati Diri TNI Antar Generasi
Opini

Jati Diri TNI Antar Generasi

18 Mei 2025
41
Di Balik Pintu Rumah: Menyoal Fantasi Sedarah yang Menyimpang
Opini

Di Balik Pintu Rumah: Menyoal Fantasi Sedarah yang Menyimpang

16 Mei 2025
32
Surat Terbuka untuk Bapak Menteri PU dan Bapak Andre Rosiade: “7 Tahun Banda Laweh Sirukam Kabupaten Solok Tanpa Status/’Dicampakkan’ Kementerian PU”
Opini

Surat Terbuka untuk Bapak Menteri PU dan Bapak Andre Rosiade: “7 Tahun Banda Laweh Sirukam Kabupaten Solok Tanpa Status/’Dicampakkan’ Kementerian PU”

2 Mei 2025
127
Tingkatkan PAD, Padang Harus Bersih dari Para “Penyamun”
Opini

Tingkatkan PAD, Padang Harus Bersih dari Para “Penyamun”

27 April 2025
69
Kondisi Otonomi Daerah Kini
Opini

Kondisi Otonomi Daerah Kini

26 April 2025
23
Pemilu 2024: Investasi Besar untuk Demokrasi Berkualitas
Opini

Pemilu 2024: Investasi Besar untuk Demokrasi Berkualitas

23 April 2025
53
Next Post
Bacaleg DPR RI Partai Ummat Dapil Sumbar I, Taslim Chaniago Siap Kembali ke Senayan

Bacaleg DPR RI Partai Ummat Dapil Sumbar I, Taslim Chaniago Siap Kembali ke Senayan

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (35,003)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (34,020)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (33,277)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (31,048)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (27,674)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (21,902)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (21,459)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (21,360)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (21,166)
  • Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya (20,941)

Berita Lainnya

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

20 Februari 2025
66
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

14 Juni 2024
198
‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
415
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

13 Desember 2024
137
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

5 Januari 2025
58
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

17 Mei 2025
87
“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
73
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
79
“Akhir Perjalanan Ramadhan Kita”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, Penyala Literasi, ACC SHILA)

“Akhir Perjalanan Ramadhan Kita”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, Penyala Literasi, ACC SHILA)

5 April 2025
66

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In