
PADANG, forumsumbar–-Acara peringatan “78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik” sukses digelar Hamas (Himpunan Media Sumbar), yang bekerjasama dengan PSH (Pusat Studi Humaniora) Unand, Harian Singgalang, Gebu Minang dan Bank Nagari, Rabu (4/6/2025), bertempat di Convention Hall Unand, kampus Limau Manis Padang.
Rektor Unand yang diwakili Sekretaris Universitas Dr Aidinil Zetra, membuka secara resmi acara ini, yang dihadiri langsung oleh “Sang Maestro” Makmur Hendrik, yang datang dari Pekanbaru, Riau.
Dalam sambutannya, Aidinil Zetra menyampaikan bahwa peringatan 78 tahun Makmur Hendrik bukan sekadar ulang tahun semata, tetapi bagaimana menggali semangat, keberanian dan nilai-nilai kemanusiaan yang hidup dalam setiap kata yang ditulis Makmur Hendrik.
“Karya-karya Pak Makmur Hendrik yang kaya akan nilai budaya dan kearifan lokal, telah menjadi lentera yang menerangi jalan kita dalam memahami kompleksitas kehidupan,” ujar Aidinil.
Dan dari tokoh-tokoh ciptaannya, lanjut Aidinil, ada pembelajaran tentang ketabahan, kebijaksanaan, dan cinta yang tulus pada Tanah Air.
Karya Makmur Hendrik “Tikam Samurai”, bukan sekadar novel. Lewat tokoh Si Bungsu, didapat pelajaran bahwa dendam tidak selalu harus dibalas dengan darah, tetapi bisa disucikan menjadi kehormatan yang menyelamatkan martabat.
“Aku tak perlu membunuh. Karena harakiri adalah milik mereka yang kalah terhormat. Tulis Pak Makmur Hendrik lewat Si Bungsu,” kata Aidinil.
“Ini merupakan sebuah kalimat yang bukan hanya estetis, tapi bernas secara moral. Ini mengajarkan kepada kita, para pendidik, seniman dan pemimpin, bahwa kekuatan tertinggi manusia bukan pada tikamannya. Melainkan pada pengampunan yang lahir dari keberanian dan keteguhan batin,” ucap Aidinil.

Karena acara ini sekaligus memperingati 21 tahun wafatnya penyair Hamid Jabbar. Aidinil menyebutkan bahwa Hamid Jabbar adalah “Pahlawan Puisi” yang gugur di “Panggung Kehidupan”, yang menggenggam kata-kata hingga akhir hayat.
Sebelumnya, dalam laporannya, Isa Kurniawan dari Hamas menyampaikan bahwa acara ini bagian dari bagaimana menghargai para seniman, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat, yang telah menghasilkan karya-karya yang fenomenal dan melegenda.
Kemudian lanjutnya, mudah-mudahan dengan acara ini, dapat memantik mahasiswa, atau kaum muda, untuk bisa berkarya melebihi para seniman pendahulu mereka.
“Ini bagian dari gerakan berkesenian dan berkebudayaan. Dengan gerakan inilah kita membangun peradaban. Saat ini, adab itu yang sudah terdegradasi,” ujar Isa Kurniawan.

Pada acara ini, beberapa orang memberikan Testimony Speech, di antaranya Irjenpol Purn Syafrizal Akhyar, murid pertama perguruan silat Patbanbu yang didirikan Makmur Hendrik. Kemudian Khairul Jasmi, wartawan senior yang merupakan Pemred Harian Singgalang, serta Prof Harris Effendi Thahar, Dr Zaiyardam dari PSH Unanf dan Dr Syaifullah, dari angkatan 66.
Dan baca puisi oleh Dr Andria C Tamsin (Dosen UNP/Penyair), Rizal Tanjung (Penyair), Fauzul el Nurca (Penyair), Eka Teresia (Guru SMKN 6 Padang/Pegiat Literasi Nasional), Patra Rina Dewi (Aktivis), Resa Yuliana dan Silvia Kinanti dari mahasiswa.
Sementara doa dibacakan oleh Buya H Mas’oed Abidin, yang merupakan ulama yang juga penulis, yang merupakan kakak dari almarhum Hamid Jabbar.
Hamas juga memberikan Piagam Penghargaan Life Achievement Award kepada Makmur Hendrik atas dedekasinya selama ini di dalam berkesenian dan berkebudayaan. Dan tak lupa dilakukan pemotongan tumpeng oleh Makmur Hendrik yang telah disiapkan oleh panitia.
Turut hadir Ketua LKAAM Sumbar Prof Fauzi Bahar Dt Nan Sati, Direktur PSH Unand Dr Hary Effendi Iskandar, Dewan Pakar PSH Dr Zulqqayyim, Kepala Dinas Pariwisata Padang Yudi Indra Sani mewakili Walikota Padang, serta para seniman dan budayawan. Kemudian pengurus Patbanbu dan ratusan mahasiswa.
(Ika)