
Oleh: Isa Kurniawan
(Warga Sumbar)
BENCANA hidrometeorologi terjadi di wilayah Provinsi Aceh, Sumut dan Sumbar beberapa hari yang lalu. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hal ini diakibatkan, katanya, adanya pengaruh penguatan Monsun Asia yang memicu dominasi angin baratan, membawa suplai massa udara lembab dalam jumlah besar dari Samudera Hindia.
Akibat Monsun tersebut, terjadi curah hujan yang tinggi selama beberapa hari berturut-turut di wilayah Aceh, Sumut dan Sumbar –yang mengakibatkan terjadinya bencana banjir (bandang) dan longsor di beberapa tempat.
Bencana banjir dan longsor ini mengakibatkan terjadinya kerusakan parah pada infrastruktur jalan dan jembatan, di sepanjang daerah aliran sungai (DAS). Termasuk hanyutnya rumah-rumah maupun bangunan lainnya.
Di beberapa tempat karena curah hujan yang tinggi berhari-hari tersebut mengakibatkan terjadinya longsor yang menimbulnya korban jiwa.
****
Sebenarnya, khusus Aceh dan Sumbar, lebih hebat bencana yang terjadi dari sekarang sudah dilewati dengan kepala tegak.
Yakni; Gempa Aceh 2004 dan Gempa Sumbar 2009. Korban meninggal di Aceh 128.858, dan di Sumbar 1.117 orang –data Satkorlak. Pada bencana tersebut terjadi kerusakan infrastruktur yang amat parah.
Jadi masyarakat di Aceh dan Sumbar, umpama sudah terlatih dan bersahabat dengan bencana. Dalam artian, masyarakatnya sudah bisa dikatakan tangguh bencana.
Begitu juga dengan pemerintah daerah, TNI/Polri, dan elemen masyarakat lainnya yang berkonsentrasi dengan bencana. Dimana sering diadakan pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan atau simulasi mitigasi bencana bagi masyarakat. Semuanya sudah terlatih akibat bencana yang sering datang.
Tinggal masyarakat menyerahkan sepenuhnya kepada mereka-mereka untuk mengatasi/menanggulangi bencana yang ada. Baik itu masa tanggap darurat, maupun saat rehab rekon.
Jadi yang diperlukan saat ini; biarkan pemerintah bekerja melakukan tanggap darurat bencana, dan seterusnya nanti sampai pada masa rehab rekon terhadap infrastruktur yang rusak.
Kemudian, mari bahu membahu membangun solidaritas untuk membantu mereka yang menjadi korban. Soal empati saat bencana, kita itu nomor satu. Lihat saja lah di setiap ada bencana.
Pokoknya hebat lah. *)























