
Oleh: Nadia Nasmita Ramadan
BALIMAU adalah tradisi turun temurun yang diwariskan nenek moyang Minangkabau dan biasanya dilakukan masyarakat di air sungai yang mengalir dan sekarang banyak dilakukan di tempat-tempat pemandian umum.
Tradisi mandi Balimau yang dipercaya sejak dulu sampai sekarang masih banyak melakukan mandi Balimau menggunakan jeruk di sungai dan tempat pemandian untuk tujuan membersihkan diri menjelang bulan suci Ramadhan.
Balimau adalah salah satu hal wajib yang untuk di lakukan sebelum menunaikan ibadah puasa Ramadhan bagi sebagian masyarakat yang mempercayainya. Kepercayaan masyarakat dengan balimau masih sangat banyak dan setiap menjelang bulan suci Ramadhan banyak masyarakat mandi Balimau ke tempat-tempat wisata pemandian.
Mandi Balimau menjadi tujuan sekaligus pergi jalan-jalan sebagai penutupan untuk pergi main karena sebulan penuh beribadah di bulan suci Ramadhan yang penuh keberkahan.
Balimau dilakukan untuk tujuan menyucikan diri dan membersihkan diri menjelang bulan suci Ramadhan. Balimau dilakukan dengan mengguyurkan air jeruk dan bunga-bunga yang sudah diracik ke seluruh tubuh, dari kepala sampai jari kaki, seperti mandi wajib.
Tradisi mandi Balimau tidaklah menentang hukum agama Islam jika dilakukan dengan benar. Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, pada saat ini banyak sekali dijumpai masyarakat mandi Balimau, tetapi satu tempat dengan yang bukan muhrimnya (laki-laki dan perempuan), yaitu anak muda-mudi yang mandi Balimau di tempat pemandian umum yang banyak sekali dijumpai.
Mandi Balimau hanya sebagai omong kosong. Balimau sudah jelas tujuannya untuk menyucikan diri dan membersihkan diri menjelang bulan suci Ramadhan, sedangkan banyak muda-mudi di tempat pemandian umum mengatakan ia sedang mandi Balimau tetapi satu tempat dengan yang bukan muhrimnya.
Tradisi mandi Balimau sudah menjadi kontroversi karena banyak muda-mudi mandi Balimau bercampur dengan yang bukan muhrimnya hal ini tentu saja tidak diperbolehkan dan tidak wajar bagi umat muslim.
Balimau sudah jelas tujuannya untuk menyucikan diri dan membersihkan diri tetapi banyak yang tidak mengartikannya ke hal-hal yang ia lakukan, seperti mandi Balimau tetapi satu tempat dengan yang bukan muhrimnya yaitu bercampur laki-laki dan perempuan di tempat wisata pemandian.
Mandi bercampur dengan orang yang bukan muhrimnya sudah menjadi hal biasa ditemukan pada saat ini, terutama di tempat pemandian umum yang terkenal dan tentunya banyak yang mengunjunginya dan mandi di dalam kolam dan bercampur di dalamnya laki-laki dan perempuan.
Mandi bercampur antara laki-laki dan perempuan apakah bisa menjamin semua pengunjung yang mandi itu orang yang sehat? Tentu tidak kan, tetapi semua orang yang mandi di tempat pemandian umum tidak memperhatikannya dan cuek atau tidak mau tau akan hal itu.
Mandi Balimau sudah menjadi hal yang harus dilakukan dengan benar, tetapi banyak yang tidak mengikuti tradisi Balimau sesuai dengan yang menjadi tujuan Balimau tersebut. Mandi Balimau hanya sebagai tujuan berwisata ke tempat pemandian umum yang terkenal dan bukan untuk menyucikan diri dan membersihkan diri menjelang bulan suci Ramadhan.
Hal ini tentu salah besar yang harus diperhatikan dan ditindaklanjuti terhadap masyarakat yang telah sesat jalannya dan harusnya diperbaiki dengan tegas agar tidak melakukan hal yang salah itu.
Mandi Balimau saat ini hanya sebagai omong kosong yang sudah menyimpang dari tradisi yang dipercaya dari dahulu. Sekarang mandi Balimau hanya untuk mandi-mandi biasa di sungai atau di tempat wisata pemandian umum. Balimau tidak ada ia lakukan. Tujuannya hanya pergi berwisata bukan untuk menyucikan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Mandi Balimau sekarang ini sudah mulai memudar karena penyimpangan yang terjadi. Mandi Balimau di tempat yang sama dengan lawan jenis dan tentunya bukan muhrimnya hal ini bukanlah ajaran agama Islam dan ini bisa menjadi tradisi yang sesat jika dilakukan dengan cara mandi Balimau tetapi satu tempat dan waktu yang sama dengan lawan jenis.
Tujuan mandi Balimau adalah untuk menyucikan diri sendiri untuk menyambut bulan suci Ramadhan tentunya penyimpangan yang terjadi saat ini tidak akan menyucikan diri karena sudah tidak ada kesadaran akan penyimpangan yang dilakukannya, yaitu mandi Balimau tetapi satu tempat dan satu waktu dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya.
Mandi Balimau sudah dari dulu tujuannya untuk menyucikan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan, bukan untuk main-main atau melakukan hal menyimpang dengan mandi dengan yang bukan muhrimnya. Jika Balimau masih dilakukan seperti ini tentu saja banyak masyarakat yang sesat dengan tradisi yang sudah pasti salah dan tidak boleh dilakukan seperti itu.
Boleh saja mandi Balimau tetapi tidak satu tempat dan waktu yang sama dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya seperti mandi di tempat wisata pemandian umum terkenal banyak masyarakat yang datang ke tempat pemandian.
Lebih baik dan benar lakukan di rumah saja dan tentunya benar-benar lakukan dengan niat yang di hati untuk menyucikan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan melakukan ibadah puasa Ramadhan untuk mendapatkan pahala dan ridho-Nya Allah SWT.
Mandi Balimau adalah tradisi yang dipercaya sejak dulu sampai sekarang dan masih banyak dilakukan oleh masyarakat Minangkabau, tetapi sekarang menyimpang dari tradisi yaitu mandi Balimau tetapi satu tempat dan satu waktu dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya hal ini yang harus diperhatikan agar tidak dilakukan lagi dan tidak berkembang lagi di masyarakat.
Sebagai umat muslim kita yang harus memperhatikan segala penyimpangan yang terjadi di sekitar kita dan mengatasi penyimpangan yang terjadi minimal mengingatkan yang di sekitar kita agar tidak melakukan penyimpangan sosial yang terjadi dan tidak berkembang lebih besar penyimpangan sosial tersebut. *)
Penulis adalah Mahasiswi Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand)