Sumpah Tanpa Nama di Tapal Batas Negeri
Oleh: Faaiz Naufal Syahputra
Di tapal batas negeri yang sunyi,
Tak ada suara yang terdengar kecuali angin,
Namun di sana, ada sumpah yang terucap,
Dari jiwa-jiwa yang tak lagi mengenal takut.
Mereka tak butuh nama terukir di prasasti,
Tak menuntut sanjungan atau penghormatan,
Yang mereka jaga hanyalah tanah pertiwi,
Dengan darah yang diam-diam menyatu dengan bumi.
Di balik rimbun pepohonan dan tebing curam,
Sumpah mereka menggema dalam diam,
Bahwa negeri ini harus berdiri tegak,
Meski mereka tak pernah kembali menginjak.
Setiap langkah mereka menjadi perisai,
Setiap peluh adalah nyala api perjuangan,
Di batas ini, tak ada ruang untuk gentar,
Hanya janji yang terpatri untuk selamanya.
Sumpah tanpa nama,
Di antara kabut yang tak pernah hilang,
Menjaga negeri dari bayang-bayang gelap,
Menitipkan merdeka kepada setiap generasi yang datang.
Mereka tak butuh diingat oleh kita,
Tapi kemerdekaan ini adalah bukti hidup,
Bahwa sumpah mereka, meski tanpa nama,
Telah mengabadikan kita dalam naungan yang sama.
Padang, 23 September 2024
Sekilas Penulis
Faaiz Naufal Syahputra merupakan Mahasiswa Jurusan Pariwisata di UNP (Universitas Negeri Padang) kelahiran 16 Maret 2005.
Faaiz sudah banyak mengikuti kegiatan menulis puisi sejak masih sekolah di SMK. Ia awalnya yang tidak suka menulis puisi, hingga suka dengan menulis karena dapat support sistem dari guru dan teman-teman.
Hingga Faaiz menorehkan prestasi sebagai “Penulis Nasional” dalam program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional yang diselenggarakan oleh GMB-Indonesia 2020.
Ia terus semangat dalam menulis puisi, dimana awal puisinya berjudul “Penerang Kehidupan”.
Walau bukan bidangnya, ia tetap semangat dalam menulis hingga menorehkan prestasi dan mendapatkan Piagam Penghargaan sebagai “Penulis Nasional” buku berjudul Pelangi Kehidupan dalam program Akademisi Menulis Buku (AMB) 2022 Nyalanesia di anugerahkan di Surakarta, 18 September 2023. *)