• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Senin, Oktober 6, 2025
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Tradisi Ma’isi Sasuduik di Padang Pariaman

5 Oktober 2023
in Artikel
Reading Time: 4min read
Views: 1,478
Sasmita Zulianti, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. (Foto : Dok)

Oleh​: Sasmita Zulianti

INDONESIA adalah negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang beragam. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya dan warisan tradisional yang memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Salah satu tradisi yang menarik dan unik adalah Ma’isi Sasuduik di Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat.

Lihat Juga

Minangkabau dan Penerapan Permen No. 55/2024 di Perguruan Tinggi di Sumatera Barat

Minangkabau dan Penerapan Permen No. 55/2024 di Perguruan Tinggi di Sumatera Barat

19 September 2025
50
KKN Unand: Pentingnya K3 bagi Petani dan Peternak di Desa Kubang Tangah, Kota Sawahlunto

KKN Unand: Pentingnya K3 bagi Petani dan Peternak di Desa Kubang Tangah, Kota Sawahlunto

12 Agustus 2025
85
Mix and Match OOTD dengan Prinsip Capsule Wardrobe, Gaya Simpel ala Miftah

Mix and Match OOTD dengan Prinsip Capsule Wardrobe, Gaya Simpel ala Miftah

9 Juli 2025
62

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang tradisi Ma’isi Sasuduik yang memukau ini dan mengungkap latar belakang, makna, serta bagaimana tradisi ini terus dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Latar Belakang Tradisi Ma’isi Sasuduik

Padang Pariaman adalah kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Dimana daerah ini terkenal karena keindahan alamnya, pantai yang memesona, dan budaya yang kaya.

Salah satu tradisi yang paling menonjol di sana adalah Ma’isi Sasuduik. Tradisi ini merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Minangkabau di Padang Pariaman.

Ma’isi Sasuduik adalah perayaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat setiap tahunnya. Tradisi ini diadakan untuk merayakan panen padi yang melimpah, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah.

Nama Ma’isi Sasuduik sendiri memiliki makna khusus, di mana “Ma’isi” berarti panen, dan “Sasuduik” berarti syukur atau bersyukur.

Dalam bahasa Minangkabau, Ma’isi Sasuduik berarti “panen yang penuh syukur”.

Tradisi Ma’isi Sasuduik telah ada sejak zaman nenek moyang Minangkabau dan telah diwariskan dari generasi ke generasi. Ini adalah simbol kekuatan budaya dan identitas masyarakat Minangkabau yang masih terjaga dengan kuat hingga hari ini.

Ma’isi Sasuduik memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Minangkabau. Tradisi ini bukan hanya sekadar upacara panen biasa, melainkan sebuah peristiwa yang penuh dengan simbolisme dan pesan yang mendalam.

Berikut adalah beberapa makna dan simbolisme yang terkait dengan Ma’isi Sasuduik:

1). Sebagai Ungkapan Rasa Syukur

Tradisi Ma’isi Sasuduik adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Ini mengajarkan pentingnya bersyukur dan menghargai anugerah alam.

2). Sebagai Kesatuan Keluarga dan Komunitas

Selama Ma’isi Sasuduik, seluruh keluarga dan komunitas berkumpul untuk bekerja sama dalam panen. Hal ini mencerminkan semangat gotong royong dan persatuan yang kuat di antara masyarakat Minangkabau.

3). Sebagai Bentuk Penghormatan kepada Nenek Moyang

Tradisi ini juga menghormati nenek moyang yang telah menjaga dan melestarikan warisan budaya ini selama berabad-abad. Ini adalah cara masyarakat Minangkabau menjaga identitas budaya mereka.

4). Sebagai Simbolisme Pertanian

Proses panen padi dan segala tahapannya dalam Ma’isi Sasuduik memiliki simbolisme yang mendalam. Padi adalah makanan pokok, dan panen yang sukses adalah kunci kelangsungan hidup masyarakat Minangkabau.

5). Sebagai Penguatan Budaya Lokal

Ma’isi Sasuduik mempromosikan dan melestarikan budaya lokal Minangkabau. Ini melibatkan tarian tradisional, musik, pakaian adat, dan banyak unsur budaya lainnya.

Rangkaian Prosesi Ma’isi Sasuduik

Ma’isi Sasuduik tidak hanya sekadar upacara panen, tetapi juga perayaan yang melibatkan serangkaian ritual dan acara. Berikut adalah beberapa tahapan utama dalam perayaan Ma’isi Sasuduik:

1). Proses Menyemai Padi

Ritual dimulai dengan proses menanam benih padi sebagai awal dari siklus panen. Proses ini melibatkan banyak anggota komunitas, terutama petani, yang secara bersama-sama menyiapkan sawah untuk penanaman padi.

2). Proses Panen Padi

Setelah padi tumbuh dan siap dipanen, seluruh komunitas berkumpul untuk panen bersama-sama. Ini adalah momen yang paling dinanti-nanti, dimana semua orang berpartisipasi aktif dalam mengumpulkan hasil panen.

3). Proses Pengajian dan Berdoa Bersama

Setelah panen selesai, masyarakat Minangkabau mengadakan pengajian dan doa bersama sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Ini adalah saat spiritual yang penting dalam tradisi Ma’isi Sasuduik.

4). Proses Upacara Adat

Tradisi ini juga melibatkan upacara adat dengan pakaian adat khas Minangkabau. Para peserta mengenakan baju tradisional, seperti baju bodo, yang sangat indah dan berwarna-warni.

5). Tarian dan Musik

Ma’isi Sasuduik juga dimeriahkan dengan tarian dan musik tradisional Minangkabau, seperti Tari Piring dan Tari Pasambahan. Ini adalah cara masyarakat merayakan hasil panen dengan kegembiraan.

Pelestarian Tradisi Ma’isi Sasuduik

Meskipun tradisi Ma’isi Sasuduik telah ada selama berabad-abad, pelestariannya tidak selalu mudah. Modernisasi dan perubahan dalam gaya hidup masyarakat dapat mengancam kelangsungan tradisi ini. Namun, masyarakat Padang Pariaman telah berupaya keras untuk melestarikan Ma’isi Sasuduik.

Salah satu langkah penting dalam melestarikan tradisi ini adalah pendidikan. Sekolah-sekolah di Padang Pariaman mengajarkan tentang pentingnya budaya dan tradisi setempat kepada generasi muda. Selain itu, upaya untuk melestarikan kerajinan tangan tradisional dan seni rupa juga membantu melestarikan elemen-elemen budaya Ma’isi Sasuduik.

Selain upaya pendidikan dan pelestarian kerajinan tangan tradisional, ada beberapa inisiatif yang bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan tradisi Ma’isi Sasuduik. Salah satu langkah ini adalah dengan mengadakan festival atau acara budaya khusus yang mempertunjukkan berbagai aspek dari Ma’isi Sasuduik.

Festival ini menarik wisatawan dari berbagai daerah, yang pada gilirannya dapat mendukung ekonomi lokal dan memberikan insentif tambahan untuk melestarikan tradisi.

Pemerintah daerah juga mendukung keberlanjutan Ma’isi Sasuduik dengan memberikan bantuan dan fasilitas kepada para petani serta masyarakat yang terlibat dalam proses panen dan upacara.

Dukungan ini mencakup infrastruktur pertanian, bantuan keuangan, dan pelatihan bagi petani. Dengan cara ini, masyarakat lokal merasa didukung dan terdorong untuk menjaga tradisi ini hidup.

Dampak positif lainnya dari Ma’isi Sasuduik adalah pemberdayaan perempuan. Wanita memainkan peran penting dalam proses panen padi dan dalam mengelola acara Ma’isi Sasuduik. Mereka terlibat dalam menyiapkan makanan tradisional untuk dihidangkan selama perayaan, membuat kerajinan tangan, dan berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan komunitas. Ini memberikan peluang kepada perempuan untuk berkontribusi pada kehidupan sosial dan ekonomi komunitas, sehingga meningkatkan peran mereka dalam masyarakat.

Selain itu, tradisi Ma’isi Sasuduik juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Wisatawan yang datang untuk menyaksikan perayaan ini berkontribusi pada pendapatan lokal melalui pembelian barang-barang kerajinan tangan, makanan, dan layanan lainnya.

Dengan mempromosikan pariwisata budaya, masyarakat Padang Pariaman mampu meningkatkan pendapatan mereka dan meningkatkan taraf hidup.

Tantangan dalam Pelestarian Ma’isi Sasuduik

Meskipun ada banyak upaya yang dilakukan untuk melestarikan Ma’isi Sasuduik, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah pengaruh modernisasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup yang semakin modern, beberapa generasi muda mungkin kehilangan minat dalam tradisi ini. Penting untuk terus memotivasi mereka untuk terlibat dalam tradisi dan memahami nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam Ma’isi Sasuduik.

Selain itu, faktor lingkungan juga bisa menjadi tantangan. Perubahan iklim dan isu-isu lingkungan dapat mempengaruhi hasil panen, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kelangsungan Ma’isi Sasuduik.

Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menjaga lingkungan dan mencari solusi yang berkelanjutan. *)

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

ShareTweetSendShare
Previous Post

Annisa AHY Lantik Pengurus Pusat Srikandi Demokrat

Next Post

Lagi, KI Sumbar Supervisi PPID Pemkab Kepulauan Mentawai

BeritaTerkait

Minangkabau dan Penerapan Permen No. 55/2024 di Perguruan Tinggi di Sumatera Barat
Artikel

Minangkabau dan Penerapan Permen No. 55/2024 di Perguruan Tinggi di Sumatera Barat

19 September 2025
50
KKN Unand: Pentingnya K3 bagi Petani dan Peternak di Desa Kubang Tangah, Kota Sawahlunto
Artikel

KKN Unand: Pentingnya K3 bagi Petani dan Peternak di Desa Kubang Tangah, Kota Sawahlunto

12 Agustus 2025
85
Mix and Match OOTD dengan Prinsip Capsule Wardrobe, Gaya Simpel ala Miftah
Artikel

Mix and Match OOTD dengan Prinsip Capsule Wardrobe, Gaya Simpel ala Miftah

9 Juli 2025
62
Tradisi Turun Temurun Molomang Padi Nak Tebik di Nagari Koto Rajo Pasaman
Artikel

Tradisi Turun Temurun Molomang Padi Nak Tebik di Nagari Koto Rajo Pasaman

9 Juli 2025
24
Catatan Perjalanan Rafles (#2): Melintas Tiga Negara Dalam Setengah Hari
Artikel

Catatan Perjalanan Rafles (#2): Melintas Tiga Negara Dalam Setengah Hari

1 Mei 2025
59
Catatan Perjalanan Rafles (#1): Dari Padang ke Batam via Singapura dan Malaysia
Artikel

Catatan Perjalanan Rafles (#1): Dari Padang ke Batam via Singapura dan Malaysia

1 Mei 2025
81
Next Post
Lagi, KI Sumbar Supervisi PPID Pemkab Kepulauan Mentawai

Lagi, KI Sumbar Supervisi PPID Pemkab Kepulauan Mentawai

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (35,498)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (34,554)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (33,740)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (31,639)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (28,164)
  • Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya (25,428)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (22,837)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (21,911)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (21,907)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (21,646)

Berita Lainnya

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

20 Februari 2025
105
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

14 Juni 2024
259
‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
440
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

13 Desember 2024
174
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

5 Januari 2025
81
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

17 Mei 2025
117
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

5 Juni 2025
101
“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
94
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
98

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In