• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Minggu, Oktober 26, 2025
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Makna Pepatah Minang; Ka Ateh Indak Bapucuak, ka Bawah Indak Baurek, di Tangah-tangah Digiriak Kumbang

24 Mei 2023
in Opini
Reading Time: 3min read
Views: 9,133
Fauziah Nur Hikmah, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas (Unand). (Foto : Dok)

Oleh: Fauziah Nur Hikmah

MASYARAKAT Minangkabau jika berbicara sarat akan makna. Mereka tidak mengutarakannya secara langsung, namun mereka memakai kata-kata kiasan.

Kiasan yang dipakai pada pepatah-petitih Minang bertujuan agar saat kita berbicara tidak ada orang yang tersinggung dengan pembicaraan kita, karena masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi sopan-santun dalam hal apapun, baik secara lisan maupun perbuatannya.

Lihat Juga

Etnofotografi Edy Utama: Membenahi Hulu, Menjernihkan Muara

Etnofotografi Edy Utama: Membenahi Hulu, Menjernihkan Muara

25 Oktober 2025
20
Tembus Panggung Malaysia, Penyala Literasi Sumbar Makin Menyala

Tembus Panggung Malaysia, Penyala Literasi Sumbar Makin Menyala

15 Oktober 2025
70
Ketika Mahkota Guru Diinjak Debu

Ketika Mahkota Guru Diinjak Debu

15 Oktober 2025
38

Kata-kata yang terdapat dalam pepatah-petitih Minang biasanya berupa nasehat ataupun sindiran. Pepatah nasehat ditujukan kepada orang yang lebih muda daripada kita dan, pepatah sindiran biasanya diberikan kepada orang yang sama besar maupun kepada pemimpin, yang bertujuan untuk mengatakan kepada mereka bahwa prilaku mereka tersebut adalah hal yang salah.

Selain pepatah nasehat dan sindiran ada juga pepatah sumpah bagi seorang datuak dalam memimpin kaumnya. Pepatahnya berbunyi; ka ateh indak bapucuak, ka bawah indak baurek, di tangah-tangah digiriak kumbang.

Arti dari pepatah ini ialah, di bagian atas tidak berpucuk, dan bagian ke bawah tidak berurat, serta di tengah-tengahnya dimakan oleh kumbang.

Pepatah ini diibaratkan sebuah tumbuhan, yang dimana tumbuhan yang subur itu ialah tumbuhan yang memiliki pucuk atau tunas yang tumbuh segar dan daunnya yang hijau, memiliki akar yang kuat dan kokoh agar dapat menopang semua bagian pohon dan dapat menyalurkan semua nutrisi dari tanah ke bagian tumbuhan lainnya dan juga pada bagian batang pohon memiliki batang yang sehat tidak dimakan oleh kumbang.

Namun pada pepatah ini diibaratkan sebuah pohon yang tidak memiliki pucuk, tidak berakar dan juga batang pohonnya yang dimakan kumbang, yang artinya pohon tersebut tidak akan tumbuh besar.

Makna kalimat ka ateh indak bapucuak, pada dasarnya yaitu hidup orang yang terkena sumpah ini akan menjadi sakit-sakitan.

Makna kalimat ka bawah indak baurek, yaitu meski sudah jatuh sakit, namun tidak kunjung mati.

Dan makna kalimat di tangah-tangah digiriak kumbang, ialah seluruh badan di jangkit penyakit yang tidak ada obatnya dan apabila mati tanpa dapat maaf dari anak dan keponakannya yang dipastikan masuk neraka.

Pepatah ini pada umumnya ditujukan kepada seorang pemimpin dalam adat Minangkabau yang biasanya disebut juga dengan datuak.

Seorang datuak di Minang dituntut untuk menjadi orang yang bijaksana dalam mengambil keputusan dan selalu berlandaskan kepada ajaran-ajaran Al- Quran, karena masyarakat Minangkabau selalu berlandasan kepada Al- Quran sesuai dengan filosofi hidup masyarakat Minangkabau, yakni; “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.

Agar dapat memimpin kaumnya suatu nanti, datuak yang menerima gelar pusako dipinta agar dapat menjalankan amanahnya dan mampu menjalankan fungsinya sebagai pemimpin untuk kaumnya, serta mampu membangkik batang tarandam.

Namun dibalik itu jika seorang datuak yang sudah diamanahkan tugasnya sebagai pemimpin kaum, tidak menjalankan tugasnya dengan sebagaimana mestinya, maka pada sumpah yang telah di ucapkannya akan berlaku pada hidupnya.

Dimana jika datuak tersebut melanggar janjinya maka hidupnya akan seperti sebuah pohon yang tidak tahu tujuan hidupnya, hidupnya menjadi serba salah, gelisah dan tidak tenang.

Pepatah ini bukan hanya sumpah terhadap seorang datuak, namun juga diucapkan untuk menyelesaikan suatu masalah yang tidak tahu siapa yang bersalah atau tidak tahu siapa yang tidak berucap jujur pada suatu masalah tersebut.

Biasanya untuk menyelesaikan masalah tersebut diminta lah seorang itu untuk bersumpah jika dia melakukan apa yang tidak dia akui maka, hidupnya akan seperti sumpah yang diucapkanya tersebut.

Pada dasarnya dampak dari pada pepatah ini tidak main-main dan kita harus berhati-hati dalam melontarkannya. Dari pepatah ini kita juga diminta agar selalu bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dipercayai terhadap kita, apalagi bagi seorang pemimpin yang dimana kaumnya memiliki harapan yang besar terhadapnya. *)

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas (Unand)

ShareTweetSendShare
Previous Post

Motivasi Siswa Jadi Orang Sukses, Rahmat Saleh Gagas Program Sumbar Cerdas

Next Post

Kick Corner

BeritaTerkait

Etnofotografi Edy Utama: Membenahi Hulu, Menjernihkan Muara
Opini

Etnofotografi Edy Utama: Membenahi Hulu, Menjernihkan Muara

25 Oktober 2025
20
Tembus Panggung Malaysia, Penyala Literasi Sumbar Makin Menyala
Opini

Tembus Panggung Malaysia, Penyala Literasi Sumbar Makin Menyala

15 Oktober 2025
70
Ketika Mahkota Guru Diinjak Debu
Opini

Ketika Mahkota Guru Diinjak Debu

15 Oktober 2025
38
Razia Plat Kendaraan Aceh di Sumut
Opini

Razia Plat Kendaraan Aceh di Sumut

1 Oktober 2025
24
Haji Andri Ganti Plat Bus Al Hijrah Seri W
Opini

Haji Andri Ganti Plat Bus Al Hijrah Seri W

19 September 2025
52
Nurman HMN Dilewakan dengan Gelar Datuk Rajo Basa Suku Panyalai
Opini

Nurman HMN Dilewakan dengan Gelar Datuk Rajo Basa Suku Panyalai

16 September 2025
26
Next Post
Kick Corner

Kick Corner

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (35,584)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (34,643)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (33,824)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (31,731)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (28,253)
  • Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya (26,194)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (22,993)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (22,000)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (21,993)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (21,736)

Berita Lainnya

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

20 Februari 2025
111
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

14 Juni 2024
268
‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
442
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

13 Desember 2024
181
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

5 Januari 2025
86
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

17 Mei 2025
120
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

5 Juni 2025
104
“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
98
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
102

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In