
Oleh: Dwino Scorpio
INDONESIA adalah salah satu bangsa yang memiliki banyak pulau, yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari banyaknya pulau tersebut maka Indonesia juga beragam suku dan budaya.
Budaya merupakan salah satu aset bangsa yang berharga. Budaya juga berfungsi sebagai nilai dan norma yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat yang memiliki adab dan adat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya yang harus tetap terjaga keaslian budayanya dari budaya luar.
Dari sekian banyaknya budaya yang berada di Indonesia budaya Minangkabau salah satu contohnya, merupakan salah satu budaya yang berada di pulau Sumatera, yang lebih tepatnya berada di Sumatra Barat.
Minangkabau juga memiliki corak budaya yang beragam pula, salah satu contohnya seperti kebiasaan masyarakatnya yang sering membawakan pepatah petitih saat menggelar suatu acara-acara tertentu.
Jadi pepatah-petitih adalah salah satu bentuk dari sastra lisan yang di dalamnya mengandung makna dan kalimat kiasan untuk maksud tertentu. Supaya manusia atau masyarakat bisa menegakkan sikap yang beretika dan berperilaku baik dalam kehidupan.
Ada banyak pepatah petitih yang ada di Minangkabau, yang harus kita ketahui, dan berikut ini merupakan salah satu contoh pepatah Minangkabau yang sering diuncapkan atau sebagai pedoman oleh masyarakat Minangkabau yaitu; “Surang makan cubadak sadonyo kanai gatahnyo. Saikua bakubang, sakandang kanai luluaknyo”.
Itu merupakan salah satu pepatah petitih Minangkabau, pepatah tersebut memiliki makna yang terkandung di dalamnya, apa makna pepatah petitih tersebut?
Sebelum kita mengetahui apa makna dan arti yang terkandung di dalam pepatah tersebut, sebaiknya kita juga harus mengetahui apa arti yang terdapat pada setiap kalimat tersebut supaya masyarakat luar Sumatera Barat juga mengetahui arti-arti yang setiap kalimat tersebut.
Pada bagian pertama ada kata surang. Kata surang kalau diartikan ke dalam Bahasa Indonesia adalah sendiri, dan selanjutnya ada kata cubadak merupakan buah nangka. Dan kata berikutnya yaitu sadonyo kanai gatahnyo.
Kata sadonyo, kalau Bahasa Indonesia-nya adalah semuanya, dan kata kanai gatahnyo. Kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia-nya adalah kena getahnya.
Kata berikutnya yaitu saikua bakubang. Kalau dalam Bahasa Indonesia adalah seekor berkubang. Dan sakandang kanai luluaknyo, yang artinya yaitu satu kandang yang kena lumpurnya.
Jika diartikan seluruhnya ke dalam Bahasa Indonesia yaitu sendiri makan nangka, semua kena getahnya, satu ekor berkubang, semua kena lumpurnya. Jika dilahat dari artinya tersebut, maka makna dari pepatah tersebut adalah sesuatu perbuatan yang tercela menurut adat dan agama, yang dikerjakan oleh salah satu anggota kelompok maka yang mendapat dampaknya yaitu seluruh anggota kaum yang lainnya.
Jadi pepatah petitih tersebut mengajarkan kita supaya tidak membuat kesalahan atau melanggar suatu perbuatan yang tercela, supaya orang-orang terdekat kita tidak terkena dampak dari perbuatan tercela kita, padahal mereka tidak melakukan kesalahan.
Itulah penjelasan singkat tentang makna pepatah Minangkabau yang mengatakan “Surang makan cubadak sadonyo kanai gatahnyo. Saikua bakubang, sadonyo janai luluaknyo”, tidak hanya itu pepatah petitih Minangkabau, tetapi memiliki banyak pepatah petitih Minangkabau yang harus dipahami supaya kita tetap dapat menyampaikan pepatah petitih tersebut ke generasi berikutnya, dan mereka juga memahami pepatah petitih tersebut, sehingga pepatah petitih tersebut tidak hilang oleh kemajuan zaman, karena banyak keuntungan yang didapat atau diperoleh dari mengenal pepatah petitih tersebut. *)
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas (Unand)























