JAKARTA, forumsumbar — Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan pada era digital seperti sekarang ini, masyarakat mengonsumsi informasi dari banyak sumber media. Umumnya ketika ditanya tentang media, maka akan mengarah pada media cetak maupun penyiaran.
Melihat tren media sosial yang menjadi dominan, maka dapat di manfaatkan untuk alternatif komunikasi yang relevan.
“Awalnya komunikasi dalam media berjalan hanya searah. Namun seiring perkembangan zaman, orang awam sebagai penikmat media tidak lagi hanya bisa menikmati konten dari media yang terpapar padanya, namun sudah bisa ikut serta mengisi konten di media tersebut,” kata Yulaindre saat menjadi pembicara dalam seminar yang digelar oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) se-Indonesia dengan tema “Tren Sosial Media dalam Komunikasi Pembangunan” dengan metode virtual di Jakarta, Kamis (16/4)
Mantan Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI Pusat) ini menuturkan transformasi komunikasi sebagai langkah strategis dapat dilakukan dengan menata ulang rencana komunikasi sesuai dengan lingkup dan perkembangan zaman.
Era digital menuntut semua pihak baik instansi pemerintah maupun swasta untuk dapat mengimbanginya.
“Humas bertanggung jawab membangun citra informasi yang akan di sampaikan ke publik wajib valid dan kredibel dengan memanfaatkan aneka tempat interaksi platform media yang dimiliki,” ucapnya
Salah satu kekuatan internet adalah kemampuannya untuk menyediakan informasi yang dapat di perbaharui setiap saat. Ada istilah Big Data, dimana pengumpulan dan penggunaan informasi dari berbagai sumber dapat didapatkan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Andre sapaan akrabnya melihat salah satu titik penting dimana media sosial kini menjadi langkah yang tepat untuk membangun image atau citra dari masing-masing lembaga sebagai bentuk kedekatannya dengan masyarakat.
Pada hakikatnya, branding lebih mudah dilakukan dengan kapasitas media sosial yang di yakini lebih efektif dan fleksibel untuk berkomunikasi secara dua arah.
“Setelah mengetahui strategi branding digital saatnya untuk melakukannya. Strategi sebaik dan sebagus mungkin tidak akan terlihat hasilnya jika tidak dicoba dan dilakukan. Sebagai solusi nyata, salah satunya adalah dengan membuat berbagai platform digital yang bisa dan disesuaikan dengan target tersebut,” tutur Andre
Dalam hal ini, Andre sangat concern pada branding digital merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau lebih banyak lagi target atau masyarakat dalam menyebarkan sebuah informasi dan pengumuman yang dinilai lebih efisien.
“Pemerintah dan masyarakat pun tidak kesulitan lagi dalam mendapatkan akses atau data yang ada ingin mereka peroleh. Digital branding dibangun untuk membangun citra yang ada di masing-masing lembaga terkait.” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo memandang perlu adanya motor penggerakan media sosial untuk pemerintahan guna menjalankan inovasi tata kelola pemerintahan yang memaksimalkan teknologi.
Menurut Hasto, pemanfaatan media sosial ini juga dapat menjadi salah satu jalan keluar permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan menjalankan program media sosial mewakili suatu lembaga pemerintahan memiliki tantangan tersendiri.
Derasnya arus menuntut kesigapan masing-masing lembaga dalam mengembangkan program media sosial mereka secara dinamis dan penuh pertimbangan strategis.
“Menjalankan program media sosial secara utuh dan efektif tak selalu berkaitan dengan pembuatan konten yang cepat dan banyak. Ada beberapa pertimbangan yang perlu ditinjau terlebih dahulu supaya strategi yang diterapkan dalam masing-masing program media sosial dapat memberikan hasil yang optimal,” ucapnya
Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN, Novrizal mengatakan melihat kondisi yang saat ini berada di tengah pandemik global Covid-19 bahwa pentingnya pola komunikasi dua arah melalui media sosial membantu untuk mengontrol pergerakan anggota di dalam keluarga maupun di luar keluarga atau di lingkungannya. Dengan berkomunikasi, keluarga akan mengerti hal apa saja yang telah terjadi di luar.
Misalnya dalam keadaan darurat Covid-19 ini, komunikasi keluarga menjadi alat kontrol pertama bagi anggota keluarga lainnya. Dengan komunikasi, para anggota keluarga dapat saling mengingatkan dan memberikan informasi mengenai perkembangan apa saja yang terjadi akibat Virus ini.
“Penyampaian komunikasi yang baik maka jiwa sosial yang dimiliki anggota keluarga akan muncul secara spontan. Hal itu disebabkan karena adanya interaksi antar anggota keluarga yang mana pada akhirnya akan membentuk sikap sosial yang baik juga,” ucap Novrizal.
(Rel/Syahrul)