Oleh: Dr Drs Khairil Anwar, MSi
//forumsumbar//
NAGARI ANDALEH di Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, selain penghasil sayur-sayuran juga terkenal sebagai nagari penghasil bunga. Banyak pedagang yang datang berbelanja bunga sebagai dagangnya untuk di jual kembali ke pasar-pasar. Begitu pula yang berbelanja untuk kepentingan taman di rumahnya.
Pembeli datang ke rumah-rumah yang menjual bunga yang tersebar di nagari. Potensi itu merupakan destinasi utama kunjungan ke Nagari Andaleh yang belum tertata dan terkonsentrasi pada satu tempat. Tentu saja akan menjadi daya tarik jika terkonsentrasi pada satu lokasi.
Untuk mengembangkan potensi itu dan meningkatkan kualitas dan kuantitas kunjungan ke Nagari Andaleh, generasi muda bertekad menjadikan Andaleh sebagai destinasi wisata baru.
Saat kegiatan workshop pada Minggu tanggal 28 November 2021 yang diselenggarakan di Kantor Kerapatan Adat Nagari dengan narasumber Dr Drs Khairil Anwar, MSi dari Tim Pengabdian LPPM Universitas Andalas Membantu Nagari Membangun 2021, generasi muda tersebut mendeklarasikan dan menginisiasi branding atau merek dan keunikan destinasi berbasis bunga, yakni Pasar Bunga. Branding Pasar Bunga tersebut sesuai dengan potensi yang ada di Nagari Andaleh.
Pasar Bunga itu dirancang penyelenggaraannya di sekitar Pohon Andaleh yang sudah berumur ratusan tahun, yang menjadi tempat pertama nenek moyang masyarakat Nagari Andaleh mengembangkan pemukiman.
Pohon itu merupakan tongkat yang dipancangkan oleh nenek moyang saat mereka istirahat dalam mencari daerah baru. Tongkat itu kemudian tumbuh menjadi pohon tersebut. Itu cerita tentang Pohon Andaleh tersebut.

Lokasi tersebut berada di pertigaan jalan. Berdekatan dengan itu terdapat lapangan bola kaki dan medan nan bapaneh sebagai sarana permainan anak nagari dan kreativitas generasi muda. Mesjid sebagai sarana ibadah di lokasi ini menjadi kekuatan utama. Sarana dan prasarana itu menggambarkan historis dan berjalannya Adat Basandi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah di nagari ini. Penyelenggaraan pasar dirancang pelaksanaannya pada setiap hari Minggu.
Pada hari Minggu di lokasi ini biasanya terdapat keramaian oleh generasi muda dengan berbagai kegiatan. Di lapangan terdapat aktivitas olah raga bola kaki dan latihan silek, dan dari mesjid ramai dengan peserta didikan subuh. Pada pagi itu menjelang siang berlangsung suasana ramai dan meriah, dan pedagang makanan ringan pun memanfaatkan situasi itu dengan aneka jualan, seperti bakso tusuk.
Rancangan Pasar Bunga tersebut dapat menjadi bagian dari kegiatan SDGs (Sustainable Development Goals) untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Keunikan Pasar Bunga menjadi destinasi wisata akan membawa dampak pada berbagai aspek kehidupan, terutama meningkatkan kualitas dan kuantitas transaksi ekonomi, baik jual beli bunga maupun sayuran, makanan, dan kuliner tradisional serta berbagai cendramata Nagari Andaleh.
Selain itu, dapat menjadi tempat untuk penerusan seni budaya, seperti penampilan dan atraksi seni budaya di medan nan bapaneh, serta latihan silek pada setiap hari pasar tersebut. Pengunjung yang datang juga dapat memanfaatkan momentum hari pasar tersebut sebagai sarana rekreasi, olah raga, dan menikmati kuliner.
Pada prinsipnya perancangan pasar ini merupakan bentuk pembangunan berkelanjutan, yang berasal dari dan pengembangan kapital sosial masyarakat setempat.
Di lokasi tersebut, di pinggir jalan dibangun etalase-etalase bunga yang berasal dari partisipasi pemilik kios-kios bunga yang bertebaran di berbagai tempat di halaman rumah penduduk. Bangunan etalase tersebut dibangun dengan arsitektur etnik Minangkabau, beratapkan ijuk atau jerami. Etalase tersebut merupakan tempat memajang bunga-bunga setiap hari pasar. Dengan demikian, lokasi itu akan menjadi unik dan indah. Di keunikan arsitektur itu, pada setiap hari minggu akan ramai menjadi hari pasar bunga yang didukung oleh kegiatan berolah raga, atraksi seni, silek, dan kuliner yang akan menjadi destinasi kunjungan.
Tentu saja pasar bunga tersebut harus dikelola sedemikian rupa dan dapat menjadi paket wisata terintegrasi yang dijadwalkan secara profesional. Setiap hari pasar tersebut dapat diagendakan atraksi dan festival, seperti paket pertunjukan seni tradisi, edukasi silek, turun ke sawah, panen sayur-sayuran dan padi, memetik jeruk, permainan anak nagari, dan mengikuti upacara adat.
Agenda-agenda tersebut dipublikasi dan dipromosikan melalui internet, baik melalui web, blog, dan media sosial seperti whatshapp, facebook, dan instagram. Dengan demikian pasar bunga pada hari minggu tersebut secara berkelanjutan menjadi inovasi nagari. Aktivitas tersebut membuka lapangan usaha baru yang membutuhkan tenaga-tenaga kerja pengelola dan akan melibatkan semua lapisan masyarakat, dan sebaliknya masyarakat akan mendapatkan manfaat secara ekonomi, meningkatkan pendapatan. *)
Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas