
Oleh: Era Nurza
Di depan gedung megah itu
suara rakyat bukan lagi bisikan
melainkan gelombang teriakan
yang memantul di dinding kaca kekuasaan
Mereka datang membawa poster
bukan senjata
Mereka membawa mimpi sederhana:
harga pangan yang masuk akal
pendidikan tanpa angka hutang
keadilan yang tidak pilih wajah
Namun gedung itu terlalu tebal
tak bisa ditembus jerit mahasiswa
tak bisa ditembus doa ibu-ibu yang menggenggam beras terakhir
di kantong plastik tipis
Di dalam
para wakil rakyat masih sibuk merapikan jas
menyusun kata-kata indah
untuk pidato yang tak pernah sampai ke telinga rakyat
Tangan mereka sibuk mengetuk meja
bukan untuk mendengar aspirasi
melainkan mengesahkan pasal-pasal
yang melucuti hak atas nama kepentingan
Gas air mata berterbangan di luar pagar
sementara di ruang rapat ber-AC
udara tetap wangi kopi impor
Air mata rakyat dianggap angin lalu
teriakan mahasiswa ditulis sebagai “gangguan ketertiban”
Indonesia
demo ini bukan sekadar keramaian
tapi napas yang tertahan terlalu lama
Gedungmu boleh tinggi menjulang
tapi suara dari jalanan
selalu menemukan celah untuk menembus langit
Sejarah tahu
setiap kali rakyat turun ke jalan
itu pertanda:
engkau sedang tidak baik-baik saja
Padang, Agustus 2025
























