PADANG, forumsumbar —— Bayangkan seorang anak kecil mengayuh sepeda di bawah terang lampu malam yang bersinar di Komplek Lubuk Gading III Blok A. Wajahnya berseri saat pamit sebentar ke luar rumah setelah Magrib, pada hari Minggu 24 November 2024.
Arfa Ramadhan (11 tahun), siswa kelas VA di SDN 11 Lubuk Buaya, Koto Tangah, Kota Padang, tidak pernah kembali sejak saat itu.
Janji Arfa untuk segera pulang begitu selesai membeli fried chicken di Simpang Brimob Lubuk Buaya, sebelum waktu Isya kepada orang tuanya, Agus Suryanto dan Karyati, menjadi bayangan yang terus menghantui keluarganya.
Arfa selama ini dikenal sebagai anak yang santun, cerdas, dan cukup riang. Ketika terakhir kali terlihat, ia mengenakan kaos hitam, celana jeans panjang hitam, dan menaiki sepeda BMX hitam kesayangannya.
Namun, apa yang terjadi setelah anak baik yang berkulit coklat dan bergigi ompong 1 di depan ini meninggalkan rumahnya, masih menjadi misteri yang mendalam bagi keluarga dan semua yang mengenalnya.
Kehilangan Arfa menjadi pukulan berat bagi keluarganya. Sejak Minggu malam, mereka dengan penuh harap mencari di berbagai tempat, menyusuri setiap jalan dan sudut yang mungkin pernah ia kunjungi.
Informasi mengenai hilangnya Arfa mulai menyebar di lingkungan setempat dan media sosial, memicu kekhawatiran masyarakat sekitar.
“Segalanya terasa gelap dan kosong. Kami terus berdoa dan berharap ada kabar baik,” ujar Agus Suryanto, ayah kandung Arfa, dengan nada penuh harap.
“Kami mohon bantuan dari siapa pun yang melihat atau mengetahui keberadaannya. Semoga Allah memberikan jalan untuk membawa Arfa kembali dengan selamat,” tambahnya.
Pada hari Senin, 25 November 2024, kabar kehilangan ini juga menyebar ke lingkungan sekolah melalui WhatsApp Grup (WAG) orang tua siswa.
Teman-teman sekelas Arfa Ramadhan, guru-guru, dan orang tua murid turut prihatin dan mendoakan agar ia segera ditemukan.
Hingga Selasa, 26 November 2024, pukul 12.30 WIB, pencarian masih berlangsung tanpa hasil yang pasti.
Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa seorang anak ditemukan oleh nelayan di kawasan pantai, tetapi setelah diperiksa oleh pihak keluarga Arfa, anak tersebut ternyata bukan Arfa.
“Anak yang ditemukan itu berusia 16 tahun, berbeda dengan Arfa yang baru berusia 11 tahun. Anak kami, Arfa, berambut hitam dan lurus, tingginya 110 cm, usianya 11 tahun,” terang Papa-nya Arfa.
“Sedangkan temuan korban yang kami periksa tidak demikian, usia yang ditemukan 16 tahun, rambut dan wajahnya juga tidak sama. Kami yakin ia bukan anak kami yang hilang”, jelas Agus.
Siang ini, pukul 12:30 WIB,, Agus menjelaskan, “Saya baru saja men-cek laporan masyarakat yang melihat anak yang mirip Arfa di lokasi Mesjid Al Hakim, Lapas, Muaro Lasak, Pantai Padang, tapi begitu kami sampai di lokasi ini, anaknya sudah tidak ada di lokasi”.
Keluarga Arfa Ramadhan tidak menyerah. Mereka terus menyebarkan informasi ke berbagai tempat dan berharap bantuan dari masyarakat luas.
Kehilangan seorang anak adalah duka yang tak terbayangkan, bukan hanya bagi keluarga tetapi juga bagi komunitas di sekitarnya. Hilangnya Arfa adalah panggilan bagi kita semua untuk peduli dan bertindak. Arfa bukan sekadar nama—ia adalah seorang anak yang mungkin sedang ketakutan dan sangat merindukan pelukan keluarganya.
Jika Anda melihat seorang anak bersepeda BMX dengan kaos hitam dan celana jeans panjang hitam, tinggi kulit sawo matang, mata hitam, gigi ompong 1 di depan, atau memiliki informasi sekecil apa pun, mohon segera hubungi keluarga Arfa Ramadhan:
Agus Suryanto (Ayah): 083848201021
Nanda Rudiawan (Kakak tiri): 085264323273
Mari semua membantu keluarga ini, bukan hanya dengan menyebarkan informasi, tetapi juga dengan doa dan empati yang tulus. Setiap langkah kecil yang diambil bisa menjadi secercah harapan besar bagi mereka yang sedang berada di tengah kegelapan.
“Arfa Ramadhan, jika kamu mendengar/membaca berita ini nak, ketahuilah bahwa banyak orang mencarimu, banyak hati yang merindukanmu, dan banyak doa yang mengiringimu,” ucap Agus.
“Dunia mungkin terasa besar dan menakutkan, tetapi ada cinta yang menunggu di rumah. Pulanglah, Nak. Orang tua, keluarga, guru, sahabat, dan semua orang yang mengenal baik kamu, sangat berharap kamu kembali pulang dengan selamat,” harapnya.
(HLHLM)