PADANG PARIAMAN, forumsumbar —Acara Reuni Sastrawan Sumbar 2024 dalam rangka memperingati 98 tahun berdirinya INS (Institut Nasional Sjafei) Kayutanam, yang dilaksanakan Kamis (31/10/2024), diisi dengan berbagai acara yang berhubungan dengan kesusastraan.
Selain diskusi sesama sastrawan dan para pegiat literasi, peserta yang hadir juga didapuk menjadi pemantik diskusi dan instruktur pada workshop sastra.
Workshop tersebut memberikan materi menulis dan baca puisi, serta menulis dan baca cerpen, kepada 150-an siswa dan guru SMA, yang mewakili 8 SMA dari Bukittinggi, Batusangkar, Padang Panjang, Pariaman, dan Padang Pariaman.
Hasil workshop tersebut dipresentasikan para siswa dalam satu sesi pertemuan yang dihadiri penyair sepuh Taufiq Ismail, serta tokoh perantau Minang Prof Fasli Jalal, yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Badan Wakaf Ruang Pendidik INS Kayutanam, serta Jose Rizal Manua.
Kemudian diikuti pula oleh para sastrawan dan pegiat literasi peserta reuni, antara lain; Oktavianus Masheka, Ketua Taman Inspirasi Sastrawan Indonesia (TISI), yang datang dari Jakarta. Terus ada Hermawan, Muhammad Subhan, Yeyen Kiram, Deni Melizon, Raflis Chaniago, Asri Rosdi, Jonson Effendi, Refdinal Muzan, Fauzul el Nurca, Syarifuddin Arifin, dan lainnya.
Pada kesempatan itu, disampaikan Fauzul el Nurca, penyair sepuh Taufiq Ismail ikut baca puisi, sehingga membuat suasana menjadi khidmat.
“Acara Reuni Sastrawan Sumbar 2024 ini dilaksanakan selama 3 hari, dimulai 30 Oktober sampai 1 November, yang dihadiri kurang lebih 80 orang sastrawan dan pegiat literasi, dari 150-an yang terdaftar,” ujar Fauzul.
Sebagaimana diketahui, INS Kayutanam, atau disebut juga Ruang Pendidik INS Kayutanam, didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 oleh Engku Muhammad Sjafei, seorang tokoh pendidikan nasional yang pernah dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang ketiga, setelah Ki Hajar Dewantara dan Todung Sutan Gunung Mulia dalam Kabinet Sjahrir.
“Jadi pada tanggal 31 Oktober tahun 2024 ini, INS Kayutanam memperingati 98 tahun eksistensinya, yang berdiri semenjak zaman penjajahan Belanda tahun 1926,” sebut Fauzul.
INS Kayutanam adalah lembaga pendidikan yang melahirkan manusia-manusia tangguh, militan, tidak mudah menyerah, mandiri, suka bekerja keras, sabar, berakhlak dan berinovasi.
Dimana prinsip dasar pendidikan di INS adalah kepada pembentukan karakter manusianya melalui berbagai bidang-bidang kegiatan terpilih yang disediakan serta sesuai dengan tuntutan zaman.
Pemilihan bidang kegiatan itu merupakan keputusan dari setiap siswa terdidik sesuai minat dan talentanya masing-masing. Dimana siswa dapat menentukan sendiri dimana mereka akan menunjukkan jatidirinya.
“Di dalam sistem pendidikan INS Kayutanam, pembentukan karakter siswa adalah sejalan dengan bidang kegiatan yang dipilih dan diminatinya itu,” pungkas Fauzul.
(FeN)