PADANG, forumsumbar —Dengan segala keterbatasan yang ada, akhirnya buku “Panggung Ekspresi yang Dibisukan” yang dieditori Seniman Senior Syarifuddin Arifin dari FPS (Forum Perjuangan Seniman) Sumbar, di-launching di Laga-laga Taman Budaya Sumbar, Minggu (29/9/2024).
Secara simbolis buku tersebut diserahkan oleh salah seorang Presidium FPS Sumbar, Maestro Tari Minang Ery Mefri, kepada beberapa tokoh yang hadir, di antaranya Sekretaris Dinas Pendidikan Sumbar Supriyanto, Kepala UPT Taman Budaya Sumbar Supriyadi, Julia F Agusta (Aktivis), Isa Kurniawan (Wartawan) dan Tri Vidya R (Mahasiswa).
Disampaikan Syarifuddin Arifin dalam sambutannya, buku yang tahap awalnya hanya dicetak sebanyak 20 eksemplar ini, merupakan kumpulan dari makalah Orasi Budaya para tokoh, yang menjadi narasumber pada acara diskusi rutin yang digelar oleh FPS Sumbar setiap bulannya.
“Semenjak akhir tahun 2023, sampai saat ini, sudah 20 bulan secara rutin kegiatan diskusi dilaksanakan oleh FPS Sumbar,” ujarnya.
Kegiatan diskusi itu, katanya, bagian dari acara Panggung Ekspresi FPS Sumbar setiap bulannya, dengan turut menampilkan kegiatan-kegiatan seni lainnya pada setiap penampilan yang digelar di Taman Budaya Sumbar, Jl Diponegoro, Padang.
“Buku ini kebanyakan berisi protes terhadap pengambil kebijakan, khususnya Pemprov Sumbar, yang telah merubuhkan Gedung Kebudayaan Sumbar sebagai tempat berkreativitasnya para seniman,” tukasnya.
“Kita tidak ingin demo dengan mengerahkan massa untuk menyampaikan aspirasi, karena takutnya nanti dikira bermuatan politik. Kita menyuarakan ini secara elegan dengan menggelar Panggung Ekspresi setiap bulannya,” tambah Syarifuddin.
Ditambahkan Bang If, demikian seniman kaliber ASEAN ini akrab disapa, bahwa salah seorang wartawan, Nasrul Azwar (Mak Naih), berinisiatif membuat petisi terhadap permasalahan pembangunan Gedung Kebudayaan Sumbar tersebut di media sosial, dan telah ditandatangani sebanyak 500 orang lebih.
“Ini membuktikan bahwa pergerakan kami para seniman didengar dan didukung oleh mereka yang peduli dengan seni dan budaya,” tegasnya.
Bang If menyebutkan bahwa pada prinsipnya FPS Sumbar tidak anti-pembangunan. Tapi ya itu, pembangunan untuk gedung tempat seniman berkreativitas jangan sampai dialih-fungsikan.
Dikatakannya, saat ini, Pemprov Sumbar, telinga, mata dan hatinya sudah buta. Dimana masih mangkraknya pembangunan Gedung Kebudayaan Sumbar, sehingganya perjuangan FPS Sumbar akan tetap berlanjut, apapun hasilnya.
Tak lupa Bang If mengucapkan terima kasih kepada Maestro Tari Minang Ery Mefri yang telah membantu penerbitan buku “Panggung Ekspresi yang Dibisukan” tersebut.
“Sepulang pementasan dari Bali dan Taiwan, Ery Mefri membantu untuk penerbitan buku sebanyak 100 dollar,” ungkapnya.
Pada kesempatan launching buku tersebut, turut digelar pertunjukan musik dari KPJ (Kelompok Pemusik Jalanan) Sakato, dan kemudian baca puisi oleh Dr Andria C Tamsin, Dadang Leona, dan Tri Vidya R, salah seorang mahasiswa FBS UNP yang meraih Juara III di Peksiminas yang baru-baru ini dilaksanakan di UNJ Jakarta.
Turut hadir puluhan seniman lainnya, seperti Zamzami Ismail, Dr Hermawan, Rizal Tanjung, Fauzul el Nurca, Mas Bambang Art, Trikora Irianto, Viveri Yudi (Mak Kari), Yeyen Kiram, dan banyak lainnya, serta para mahasiswa dari FBS UNP.
(Ika)