
PADANG, forumsumbar—Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November, yakni ketika hari dimana bara perjuangan rakyat mempertahankan Republik ini dari penjajah Belanda, dengan Bung Tomo di Surabaya waktu itu meneriakkan Merdeka atau Mati.
Sekarang tahun 2023 merupakan peringatan Hari Pahlawan ke-78, segenap rakyat Indonesia, kembali mengingat sejarah para pahlawan yang telah memerdekakan negeri ini.
“Tetapi bukan hanya sekadar diingat. Ada yang lebih dari itu, baik kaum tua maupun muda di Indonesia harus dapat mengambil makna dari momentum Hari Pahlawan. Terutama bagi kaum muda yang sejatinya garda terdepan dalam mengawal bangsa ini,” ujar Nurkhalis, selaku Korwil Gempita (Gerakan Pemuda Tani), Kamis (9/11/2023), di Padang.
Hari Pahlawan yang diperingati tahun ini diharapkan dapat menyadarkan kaum milenial, untuk lebih menanamkan rasa cinta terhadap Tanah Air, yakni Indonesia.
“Kami pemuda tani Sumbar selaku bagian generasi penerus bangsa, mengimbau kaum milenial harus mengambil spirit perjuangan para pahlawan. Keberanian mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan perlu dicontoh. Kerja keras, kedisiplinan, pengorbanan fisik maupun nyawa mereka pertaruhkan,” ujar Nurkhalis.
Pemuda Tani dapat mengambil spirit perjuangan para pahlawan untuk mendukung kesejahteraan sosial. Banyak hal positif yang dapat dilakukan oleh Pemuda Tani kaum milenial dalam memberikan kontribusi untuk bangsa ini.
“Caranya banyak dan mudah, bisa dengan inovasi mengembangkan kewirausahaan. Mengajak pemuda bisa memilih pertanian jadi pilihan untuk dijadikan usaha. Seperti usaha dalam sektor industri pertanian,” ujar Calon Anggota DPD RI Dapil Sumbar pada Pemiku 2024 mendatang.
Indonesia dikenal dengan Negara Agraris. Karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pekerjaan di pertanian. BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat penduduk Indonesia banyak bekerja di sektor pertanian. Penduduk yang bekerja di pertanian sebanyak 39,68 Juta orang atau 31,86 persen.
Peluang berwirausaha di bidang pertanian sesungguhnya sangat menjanjikan. Terutama bagi anak muda yang tenaga dan pikirannya masih mumpuni. Bidang pertanian menjadi pilihan untuk mencari pendapatan.
“Tetapi di zaman milenial ini, masih sedikit yang mau menyandang gelar petani muda. Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, mencatat jumlah petani muda yang mengalami penurunan 415.789 orang dari periode 2017-2018. Dari data ini, menunjukkan kurangnya minat para pemuda untuk terjun dalam bidang usaha pertanian. Padahal pertanian juga merupakan sektor penting di setiap negara terutama Indonesia termasuk Sumbar,” ujar Nurkhalis.
Dulu, sekarang dan ke depan Pemuda Tani Sumbar terus melakukan Inovasi di bidang pertanian supaya menarik untuk generasi muda umumnya bersama kawan kabupaten kota dan dinas pertanian selalu mengajak untuk membangunkan lahan-lahan yang tidak produktif dan juga menggalakkan produksi pupuk organik untuk mengatasi kelangkaan serta kekurangan kebutuhan pupuk.
(Rel/adr)