Oleh: Dr Drs Khairil Anwar, MSi
(Dosen Universitas Andalas)
NAGARI Pauh Kamang Mudik, nagari pemekaran tahun 2022, terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan salah satu daerah yang kaya akan potensi pertanian dan kearifan lokal.
Di tengah tantangan globalisasi dan perubahan iklim, penting bagi daerah ini untuk mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan.
Universitas Andalas (Unand) melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat – Membantu Nagari Membangun (PKM-MNM) Tahun 2024 yang diketuai oleh Dr Drs Khairil Anwar, MSi secara berkelanjutan berperan dalam memberdayakan masyarakat setempat melalui program-program yang mengintegrasikan kearifan lokal dalam praktik pertanian dan peternakan.
Artikel ini akan membahas kontribusi tim pengabdian dalam mengembangkan ekonomi sirkular melalui pemanfaatan kearifan lokal pertanian di Nagari Pauh Kamang Mudik.
Ekonomi Sirkular
Ekonomi sirkular adalah suatu sistem ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi dan memanfaatkan limbah serta memaksimalkan penggunaan sumber daya.
Berbeda dengan ekonomi linier yang mengikuti pola “ambil-gunakan-buang”, ekonomi sirkular menekankan pada pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sumber daya.
Dalam konteks pertanian, konsep ini diterapkan dengan memanfaatkan semua komponen ekosistem tradisi pertanian dan peternakan, mengelola sumber daya secara berkelanjutan, dan memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber daya baru.
Kearifan Lokal
Kearifan lokal pertanian di Nagari Pauh Kamang Mudik mencakup praktik-praktik tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Masyarakat setempat memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tanaman, cuaca, dan ekosistem lokal.
Praktik kearifan lokal yang menonjol antara lain: Pertama, Produksi Beras Kamang, dimana masyarakat Pauh Kamang Mudik merupakan bagian dari komunitas masyarakat Kamang yang sudah terkenal sejak dulu penghasil padi dan beras dengan kualitas unggul, baik dari segi bentuk nasi maupun rasanya.
Sejak dulu, masa penjajahan kolonialis Belanda dan sampai sekarang padi kamang jadi incaran, baik penguasa maupun pedagang.
Masa kolonialis, karena penghasil padi berkualitas inilah menjadi salah satu alasan potensil melakukan pungutan pajak hasil bumi (blasting) melalui kaki-kaki tangannya ‘angku pakuih’.
Hal ini pula lah yang menyebabkan Kamang semakin terkenal dalam jejak sejarah nasional Indonesia, yakni penentangan pungutan blasting pertama atau dengan sebutan Perang Kamang.
Saat ini padi/beras kamang juga menjadi incaran dari pengumpul atau pedagang besar dari daerah tertangga. Pedagang tersebut berani membeli padi kamang dengan harga tinggi dan menjual dengan harga bersaing di pasaran yang harganya lebih murah.
Para petani pun lebih suka menjual padi kepada pedagang tersebut karena harga tinggi dari pada menjual kepada pedagang setempat yang membeli dengan harga lebih murah untuk memproduksi beras kamang murni satu jenis ‘beras samato’.
Terlepas dari itu, sampai saat ini beras kamang menjadi salah satu branding beras berkualitas terbaik, dan kearifan lokal pertanian di Sumatera Barat.
Kedua, Peternakan. Di samping bertani dengan tanaman padi, masyarakat yang umumnya berprofesi petani pada awalnya, juga beternak, seperti sapi, kerbau, dan unggas.
Beternak merupakan usaha dalam bentuk tabungan. Apabila kebutuhan besar menuntut, maka ternak menjadi sasaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara menjualnya.
Beternak merupakan aktifitas sampingan dari pertanian, sambil ke sawah ternak digembalakan dan pulang dari sawah rumputpun dipikul untuk makanan ternak di kandang.
Saat ini beternak juga masih diusahakan secara sampingan. Limbah ternak itu juga dimanfaatkan seadanya untuk pupuk tanaman selain pupuk kimia sebagai pupuk utama.
Ketiga, Pengelolaan Sumber Daya Air. Penggunaan sistem irigasi secara tradisional yang belum memungkinkan petani untuk mengoptimalkan penggunaan air. Air yang disediakan oleh alam dimanfaatkan seperti apa adanya.
Ketika musim panas terdapat sawah yang kekeringan yang menyebabkan gagal panen. Sebaliknya, ketika musim hujan lebat seringkali air bah melanda lahan sawah sehingga gagal panen.
Keempat, Balek Padang. Dimana untuk menjaga keberlanjutan dan keselamatan pertanian yang demikian serta kehidupan yang harmonis antara manusia dan lingkungan masyarakat melakukan tradisi berdoa di tengah padang yang dilakukan setelah panen dan atau saat mulai bertanam.
Tradisi ini merupakan kearifan lokal masyarakat pertanian yang menjaga keseimbangan ekologis melalui kepasrahan secara vertikal kepada Allah SWT dan harmoni secara horizontal dengan lingkungan.
Pemberdayaan Masyarakat
Universitas Andalas mengambil inisiatif untuk memberdayakan masyarakat, khususnya masyarakat Nagari Pauh Kamang Mudik. Ketika nagari ini masih dalam wilayah administratif Nagari Kamang Mudik Unand telah melakukan kegiatan pemberdayaan melalui program-program yang mengintegrasikan kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan modern.
Tidak terlepas dari pakar tradisi dari Universitas Andalas sebagai motivator dan narasumber, pemberdayaan Local Champion pun seperti Taufik, Ketua Kelompok Tani sekaligus Ketua P4S Rangeh; Nyiak Dt Muncak, Pensiunan Dinas Pertanian; dan Tartil, Tokoh Masyarakat yang bertindak sebagai narasumber dan motor penggerak menjadi kekuatan dalam kegiatan ekonomi sirkular.
Local Champion tersebut telah memiliki jam terbang yang tinggi, melalui kegiatan pemberdayaan ini menjadi kekuatan yang lebih untuk penerapan teknologi.
Tim Pengabdian Unand mengadakan pelatihan dan motivasi bagi petani setempat tentang teknik pertanian berkelanjutan. Materi diberikan oleh narasumber dari Local Champion mencakup pengolahan limbah pertanian, limbah dapur, limbah pertenakan menjadi pupuk organik.
Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang cara-cara efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian tanpa merusak lingkungan.
Terdapat beberapa varian produk industri kreatif pertanian dari hasil pelatihan tersebut, seperti Pupuk Organik Cair MOL, NITRO, JAKABA, Eco Enzym, dan ACB. Selain itu, hasil edukasi dan pelatihan telah memotivasi dan melahirkan industri rumah tangga yang memproduksi aneka kerupuk mentah berbasis produk pertanian, seperti kerupuk mentah berbasis produk hasil pertanian (Kerupuk Wortel, Kerupuk Japan, Varian Kerupuk Ubi).
Untuk menyelenggarakan kegiatan tridarma ini dilakukan kesepakatan untuk membuat wadah kegiatan. Maka disepakati dengan mendirikan lembaga Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) rintisan dengan nama Rangeh. Lembaga ini sedang dalam proses persiapan berbadan hukum.
Melalui lembaga P4S, Unand mendorong kolaborasi antarpetani, instansi, dan perguruan tinggi. P4S ini berfungsi sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya. Dengan adanya P4S, petani dapat saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang ada, seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pasar.
Harapan besar dari masyarakat, P4S ini menjadi lembaga berbadan hukum sebagai media dan sarana pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Di lokasi P4S ini tersedia kandang ternak sapi dengan kapasitas 20 ekor, ruang pertemuan dan pelatihan serta produksi industri kreatif pertanian sederhana, dan ruang sekretariat sederhana, serta area terbuka untuk praktek pertanian peternakan sekaligus eduwisata tradisi pertanian dan peternakan.
Pemasaran Produk Sirkular Pertanian
Unand membantu petani dalam memasarkan produk olahan dari limbah pertanian melalui berbagai saluran. Pendekatan ini mencakup pemasaran manual, online dan kerja sama dengan supermarket lokal.
Dengan akses pasar yang lebih baik, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka dan berkontribusi pada ekonomi lokal. Dengan motivasi dan produksi yang semakin meningkat akan dilakukan pendampingan secara berketerusan dalam manajemen dan pemasaran, sehingga tercipta aneka branding POC dan Kerupuk Mentah, baik secara lokal maupun global.
Penerapan ekonomi sirkular di Nagari Pauh Kamang Mudik memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat, antara lain; Pertama, peningkatan pendapatan, dengan memanfaatkan kearifan lokal dan teknologi pertanian yang berkelanjutan, petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka. Hal ini berpotensi meningkatkan pendapatan keluarga petani.
Kedua, ketahanan pangan, dengan diversifikasi tanaman dan praktik pertanian berkelanjutan, ketahanan pangan di Nagari Pauh Kamang Mudik dapat terjaga. Masyarakat tidak hanya bergantung pada satu jenis tanaman, tetapi memiliki berbagai sumber pangan.
Ketiga, pelestarian lingkungan, praktik pertanian yang ramah lingkungan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan sumber daya alam. Penggunaan pupuk organik dan pengelolaan limbah pertanian sebagai sumber daya baru dapat mengurangi pencemaran tanah dan air.
Keempat, pemberdayaan masyarakat, program-program yang dijalankan oleh memberdayakan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam pengembangan ekonomi daerah. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, masyarakat dapat lebih mandiri dan proaktif dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Tantangan
Meskipun terdapat banyak potensi, penerapan ekonomi sirkular di Nagari Pauh Kamang Mudik juga menghadapi berbagai tantangan, seperti: Pertama, Kurangnya Akses ke Teknologi. Banyak petani masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien.
Solusinya adalah dengan memperkenalkan teknologi tepat guna yang mudah diakses oleh petani.
Kedua, Perubahan Iklim. Dampak perubahan iklim dapat mempengaruhi hasil pertanian. Edukasi tentang ketahanan iklim dan penggunaan varietas tahan terhadap perubahan iklim menjadi penting.
Ketiga, Keterbatasan Modal. Beberapa petani menghadapi keterbatasan modal untuk investasi dalam teknologi baru. Oleh karena itu, program pembiayaan mikro dapat membantu petani untuk mendapatkan akses ke modal yang dibutuhkan.
Unand memainkan peran penting dalam memberdayakan kearifan lokal pertanian sebagai ekonomi sirkular di Nagari Pauh Kamang Mudik. Melalui pelatihan, pembentukan pusat pelatihan pertanian perdesaan swadaya (P4S) yang berbadan hukum, dan pemasaran produk.
Unand tidak hanya meningkatkan produktivitas ekonomi sirkular tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Meskipun tantangan masih ada, upaya kolaboratif antara Unand, masyarakat setempat, dan instansi terkait memiliki potensi besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik berkelanjutan dan sejahtera bagi masyarakat Nagari Pauh Kamang Mudik. *)