• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Jumat, Januari 27, 2023
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Abad Ke-10, Dharmasraya itu Sudah Menjadi Kota

28 Agustus 2019
in Artikel
Reading Time: 3min read
Views: 17,946

DHARMASRAYA, forumsumbar —Nama kerajaan kuno itu kini bertahan sebagai nama kabupaten di Sumatera Barat. Di tepi Sungai Batanghari yang mengalirinya terdapat kompleks bangunan bata yang menjadi bukti keberadaannya. Bangunan yang tersisa bagian pondasinya itu dikenal sebagai situs percandian Padang Roco. Di sana pula ditemukan alas arca paduka Amoghapasa, salah satu perwujudan Lokeswara.

Arca itu hadiah dari Sri Maharajadhiraja Krtanagara Wikrama Dharmmottunggadewa di Kerajaan Singhasari kepada Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa hampir delapan abad yang lalu.

“Bahagia!” kata itu mengawali prasasti yang terpahat pada lapik arca.

Lihat Juga

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah

22 Januari 2023
46
Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat

Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat

22 Desember 2022
28
Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan

Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan

7 Desember 2022
28

Tepat 733 tahun yang lalu, arca Amoghapasa dikirim sebagai hadiah supaya ditegakkan di Dharmasraya. Arca itu diantar oleh empat pejabat Kertanagara.

“Semoga hadiah itu membuat gembira segenap rakyat di Bhumi Malayu, termasuk brahmaṇa, ksatrya, waisa, sudra dan terutama pusat segenap para aryya, Sri Maharaja Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa,” kata Prasasti yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Dharmasraya (Padang Roco). 

Bambang Budi Utomo, arkeolog senior Puslit Arkenas, mengatakan prasasti itu menandai bahwa nama Dharmmasraya telah disebut sejak abad ke-13. Yang menyebutnya adalah raja terbesar Singhasari. Artinya, nama itu sudah dikenal sampai ke Singhasari di tanah Jawa.

Utusan dari Jawa datang ke Kerajaan Malayu-Dharmasraya untuk menjalin persatuan dalam rangka menjalankan cita-cita politis Kertanagara, yaitu menyatukan wilayah Dwipantara. Tujuan lain waktu itu Kertanagara mendapat ancaman dari Kaisar Mongol di Tiongkok, Khubilai Khan. Untuk membendung serangan yang akan segera datang, Kertanagara menggandeng negara tetangga dengan mendatangi kerajaannya. Kekuatan Kerajaan Malayu-Dharmasraya diperhitungkan karena letaknya menguasai Selat Malaka dan Selat Karimata.

“Ini antisipasi serangan Mongol di mana dia melihat bahwa Khubilai Khan mau memperluas cakrawala mandalanya keluar dari daratan Tiongkok,” kata Bambang.

Kertanagara menempuh penyatuan dengan wilayah di luar Jawa bukan dengan peperangan. Melainkan dengan Pamalayu atau ekspedisi persahabatan ke wilayah Sumatra.

“Tentunya di Sumatera waktu itu ada Malayu-Dharmasraya,” kata Bambang. “Sriwijaya sudah hancur akibat masalah internal dan serangan Kerajaan Chola dari India. Lalu muncul Dharmasraya.”

Menurut Bambang, Malayu-Dharmasraya berkembang dari sebuah kota yang terbentuk paling tidak sejak abad ke-10. Waktu itu, nama Malayu dicatat oleh pelaut-pelaut asing untuk menyebut seluruh Pulau Sumatera.

“Banyak yang belum tahu kalau Malayu itu dulu sebutan untuk Sumatera, selain sebutan Swarnadwipa atau Swarnabhumi,”ujar Bambang.

Di Pulau Malayu, ada beberapa pusat pemerintahan yang nantinya berkembang menjadi kerajaan. Misalnya, pada abad ke-7, pusat pemerintahan di bantaran Sungai Musi berkembang menjadi Kerajaan Sriwijaya. Pusat pemerintahan di Sungai Batanghari menjadi Kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi.  Dari Jambi kemudian berkembang menjadi Malayu di Dharmasraya, Sumatera Barat.

Bambang menyebut penelitian terbaru bahwa pada abad ke-10 telah ada permukiman di Dharmasraya. Masyarakatnya sudah mengadakan hubungan dengan wilayah luar. Buktinya, penelitian arkeologis menemukan banyak pecahan keramik Tiongkok.

“Ada perdagangan jarak jauh. Maknanya, permukiman itu sudah dapat dikategorikan sebagai kota, bukan lagi desa,” kata Bambang.

Pun sudah ada tulisan. Buktinya ada banyak prasasti singkat dari abad ke-10-11, jauh sebelum Prasasti Dharmasraya dituliskan di lapik Arca Amogapasha.

“Tepatnya di Hulu Sungai Batanghari, ada permukiman yang disebut Dharmasraya berdasarkan Prasasti Padang Roco,” kata Bambang.

Ada pula petunjuk Dharmasraya didiami bermacam suku bangsa. Salah satu buktinya, Prasasti Bandar Bapahat yang berbahasa Tamil ditemukan di Jorong Bukik Gombak, Nagari Baringin, Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatra Barat. Isinya soal saluran air kuno. Diperkirakan ia dibuat pada masa pemerintahan Raja Adityawarman di Tanah Datar.

“Ada prasasti berbahasa Tamil artinya ada sekelompok masyarakat dari suku bangsa Tamil yang perlu diinfokan soal saluran air. Jadi rakyat sudah multietnis, bukan cuma multikultur,” kata Bambang.

Diperkirakan, perantau yang mendiami Dharmasraya masuk melalui Sungai Batanghari. Sungai ini secara umum merupakan pintu masuk budaya luar ke Sumatera Barat.

“Sudah memenuhi kriteria kota, sudah ada hubungan jarak jauh, sudah ada bentuk pemerintahan, sudah kenal tulis-menulis dan administrasi. Dari situ dapat diambil kesimpulan bahwa dari abad ke-10 Dharmasraya sudah berupa kota,” kata Bambang.

Jika lapik arca Amoghapasa ditemukan di Dharmasraya, maka arcanya ditemukan terpisah di Tanah Datar. Di punggungnya ada pahatan prasasti lainnya yang ditulis pada masa pemerintahan Raja Adityawarman pada 1347. Di sana, Adityawarman menyatakan dirinya sebagai raja bergelar Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa.

“Ini pun mengindikasikan perpindahan pemerintahan dari Dharmasraya ke Tanah Datar. Mungkin oleh Raja Adityawarman,” kata Bambang.

Sayangnya, alasan perpindahannya belum begitu jelas. Pun keberadaan bukti peninggalan permukimannya. Padahal telah ada sekira 20 prasasti Adityawarman yang ditemukan di Tanah Datar. Satu di antaranya bahkan berkisah tentang pembangunan sebuah vihara. Namun, vihara itu belum diketahui keberadaannya.

“Beda dengan di Dharmasraya ada lima kelompok bangunan suci yang sudah diketahui keberadaannya,” kata Bambang.

Di Tanah Datar, bahkan sisa permukiman, pecahan tembikar misalnya, tak ditemukan, sedangkan di
Dharmasraya banyak.

Sumber : Risa Herdahita Putri (historia.id)

ShareTweetSendShare
Previous Post

Leonardy Harmainy: Bonus Demografi Jangan Sampai Jadi Mimpi Buruk

Next Post

Masalah HGU PT. SWP, Kepala Desa dan Camat di Belitung Timur Mengadu ke DPD RI

BeritaTerkait

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah
Artikel

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah

22 Januari 2023
46
Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat
Artikel

Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat

22 Desember 2022
28
Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan
Artikel

Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan

7 Desember 2022
28
Edukasi Peternak Sapi Seputar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)/Foot and Mouth Disease (FMD)
Artikel

Edukasi Peternak Sapi Seputar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)/Foot and Mouth Disease (FMD)

6 Desember 2022
37
Pengabdian Kepada Masyarakat: Penyuluhan Teknologi Sederhana Fermentasi Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak
Artikel

Pengabdian Kepada Masyarakat: Penyuluhan Teknologi Sederhana Fermentasi Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak

5 Desember 2022
56
Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Ambacang Permai Melalui Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata)
Artikel

Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Ambacang Permai Melalui Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata)

29 September 2022
11
Next Post
Masalah HGU PT. SWP, Kepala Desa dan Camat di Belitung Timur Mengadu ke DPD RI

Masalah HGU PT. SWP, Kepala Desa dan Camat di Belitung Timur Mengadu ke DPD RI

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (33,113)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (31,910)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (31,535)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (27,793)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (26,082)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (19,783)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (19,415)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (19,243)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (19,026)
  • Deputi Lemhanas RI Prof Reni Mayerni: Jadilah Pejuang, Stay at Home (18,443)

Berita Lainnya

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
25
“Baruak Gadang” dari Australia yang Fasih Bahasa Minang

“Baruak Gadang” dari Australia yang Fasih Bahasa Minang

10 November 2019
45
“Dua Senandika” Mengejutkan Ribuan Orang, Kenapa?

“Dua Senandika” Mengejutkan Ribuan Orang, Kenapa?

9 Oktober 2020
10
“Kampuang Sarugo” Koto Tinggi Masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020

“Kampuang Sarugo” Koto Tinggi Masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020

25 September 2020
16
“Penanganan Longsor Jalan Sitinjau Lawik Lamban Pak Menteri”: Surat Terbuka untuk Menteri PUPR Republik Indonesia

“Penanganan Longsor Jalan Sitinjau Lawik Lamban Pak Menteri”: Surat Terbuka untuk Menteri PUPR Republik Indonesia

22 September 2022
20
“Pesona Patar” Bangun Nagari Padang Tarok dengan Kegiatan Sosial dan Ekonomi

“Pesona Patar” Bangun Nagari Padang Tarok dengan Kegiatan Sosial dan Ekonomi

24 November 2020
38
“Serdadu Piaman Laweh” Gelar Konser Virtual Malam Amal Minang Badendang

“Serdadu Piaman Laweh” Gelar Konser Virtual Malam Amal Minang Badendang

5 Oktober 2021
8
“Cara Berpikir yang Aneh”

“Cara Berpikir yang Aneh”

19 Juli 2021
4
“Jalan Perjuangan”

“Jalan Perjuangan”

17 Januari 2022
12

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In