
PADANG, forumsumbar —– Metra Wiranda Putra, selaku Ketua PW IPNU (Ikatan Pelajar NU) Sumbar, mengecam tindakan reprensif yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap pengendara ojek online, yang akhirnya ia meninggalkan dunia.
“Seharusnya tugas aparat negara sebagai pelindung, mengayomi dan bukan sebaliknya mencederai,” ungkap Metra, Jumat (29/8/2025).
Disampaikan Metra bahwa segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara kepada masyarakat sipil merupakan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan pengkhianatan terhadap amanat konstitusi.
“PW IPNU Sumbar kecewa terhadap tindakan arogansi yang dilakukan oleh aparat negara. Seakan-akan menggunakan kekuasaannya untuk melukai masyarakat sipil. Sebagai organisasi pelajar yang berkomitmen pada nilai demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia, kami menilai tindakan tersebut bukan hanya bentuk pelanggaran etik, tetapi juga pelanggaran hukum yang tidak boleh dibiarkan,” kata Metra.
Maka dari itu, PW IPNU Sumbar mengeluarkan pernyataan sikap sebagai berikut;
1. IPNU mengutuk keras tindakan reprensif oleh aparat negara yang menyebabkan merenggut nyawa rakyat.
2. IPNU mendesak penegak hukum dan pemerintah untuk mengusut tuntas pelaku kejahatan dan diadili secara transparan dan terbuka secara publik.
3. IPNU mendesak Presiden Republik Indonesia untuk mencopot Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia karena telah gagal mengintruksikan anggotanya dalam menjaga keamanan pada saat demonstrasi.
4. IPNU mendesak Presiden Republik Indonesia untuk mengevaluasi besar-besaran di tubuh Polri hingga jajaran ke bawahnya.
5. IPNU menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam proses hukum kasus tersebut.
6. IPNU menegaskan komitmen pelajar NU untuk terus mengawal demokrasi, supremasi hukum, dan keadilan sosial.
Tidak ada kata maaf buat pelaku kekerasan. Nyawa tidak terbayarkan dengan kata maaf.
Duka Affan adalah Dukanya Rakyat Indonesia. Untuk itu PW IPNU Sumbar mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya terhadap kematian Affan.
Semoga tidak ada lagi Affan setelah tragedi ini. Cukup ini yang terkahir.
(Abdul Jamil Alrasyid)