• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Minggu, September 14, 2025
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Peranan Labai dalam Tradisi Kematian di Minangkabau

10 April 2023
in Opini
Reading Time: 4min read
Views: 4,175
Prosesi penyelenggaraan jenazah. (Foto : Gurusiana.id)

Oleh: Edo Tri Maulana

KEMATIAN merupakan sesuatu peristiwa keluarnya ruh dari jasad manusia. Tentang kematian ada pada surat Luqman ayat 34 yang artinya “sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari kiamat dan dia menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya besok dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi manakah dia akan mati sungguh Allah Maha Mengetahui Maha mengenal”.

Kandungan dalam surat ini adalah menjelaskan kepada kita bahwa hanya Allah lah yang mengetahui segala sesuatu yang akan kita kerjakan di hari esok dan di masa yang akan datang dan hanya Allah lah yang mengetahui kapan kita akan mengalami kematian karena sesungguhnya di dalam rahim seorang ibu kita sudah ditetapkan oleh Allah kapan kita mati dan Allah telah mengaturnya dengan baik berikutnya sampai pada ajalnya. Maka Allah tidak akan menunda untuk mencabut nyawanya dan Allah itu Maha Teliti tentang apa yang kita kerjakan selama di dunia ini.

Lihat Juga

Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat

Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat

12 September 2025
9
17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi

Prabowo, Supremasi Konstitusi, dan Peran Sjafrie dalam Menata Hubungan Sipil–Militer

10 September 2025
20
17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi

17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi

7 September 2025
18

Jadi karena kematian itu tidak dapat kita hindari sebaiknya kita senantiasa berbuat baik dan menjauhi segala larangan Allah.

Minangkabau dikenal dengan tradisi yang sangat kental, mulai dari kelahiram sampai kematian ada upacara adat yang digelar. Kelahiran digelar ritual yang namanya turun mandi. Pada turun mandi digelar anak berusia umur kelipatan 7 hari. Biasanya sering digelar saat anak berusia 28 hari biasanya sekaligus digelar akikah.

Sama halnya dengan kematian pada saat suasana duka pun ada tradisi ritual adatnya. Ritual kematian di Minangkabau berbeda-beda setiap daerahnya; “Lain padang lain ilalang, lain lubuak lain ikannyo”.

Perbedaan ini membuat banyaknya pemahaman atau pemikiran orang-orang tentang ritual kematian. Pada artikel ini saya ingin membahas tradisi kematian yang ada di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.

Upacara kematian masyarakat Minangkabau merupakan sebuah upacara pasambahan terakhir yang dilakukan dalam adat Minangkabau kepada sanak saudara yang lebih dahulu meninggalkan kita di dunia ini.

Tradisi kematian dimulai saat jenazah masih ada di rumah duka. Jenazah dimandikan sebanyak 2 kali yaitu mandi quba dan mandi bersih. Biasanya mandi quba dilakukan lebih awal oleh keluarga jenazah saja bertujuan untuk membersihkan anggota tubuh jenazah. Setelah beberaja jam barulah jenazah mandi bersih. Mandi bersih ini barulah dimandikan oleh labai.

Labai merupakan sebutan untuk orang yang lebih mengerti tentang seluk-seluk agama. Labai merupakan gelar adat yang ada di Pariaman. Peranan labai sangat banyak saat tradisi kematian di Pariaman.

Setelah jenazah dimandikan, dikafankan, dishalatkan oleh labai baru dibawa ke pemakaman. Sebelum dibawa ke pemakaman biasanya ada pasambahan adat yang dilakukan di halaman rumah sebelum berangkat ke pemakaman. Pasambahan adat biasanya dilakukan oleh datuak kaum jenazah tersebut bersama labai, dan pihak keluarga.

Pasambahan ini bertujuan sebagai jembatan untuk menjalin erat tali silaturahmi keluarga dengan masyarakat serta kaum nya. Di dalam pasambahan ahli waris juga berbicara menyampaikan perminta-maafan jenazah oleh pihak keluarga kepada masyarakat banyak, serta untuk menyelesaikan urusan dunia seperti utang piutang.

Setelah selesai pasambahan barulah jenazah dibawa ke pemakaman untuk dimakamkan. Biasanya di daerah Pariaman jenazah dikuburkan di pemakaman kaum. Setiap kaum pasti memiliki pemakaman khusus yang isinya cuman orang kaum tersebut. Misal seperti orang Koto tentu jenazahnya dikuburkan pula di pemakaman orang Koto. Begitu juga suku lain.

Di upacara pemakaman labai juga memiliki peran utama juga. Jenazah dikuburkan seperti halnya pemakaman biasa, setelah selesai baru dilanjutkan oleh labai. Suatu tradisi yang masih dilakukan oleh labai sampai sekarang yaitu “manalakin”.

Manalakin ialah suatu upacara seperti mandoa pada umumnya tetapi hanya dilakukan sendiri oleh labai tanpa ada satupun keluarga jenazah yang ikut tinggal di pemakaman.

Setelah selesai pemakaman, adanya pengajian sampai tujuh hari tujuh malam berturut-turut. Pengajian ini dilakukan oleh beberapa labai yang merupakan tradisi wajib jika ada kematian. Tepat pada hari ke tiga setelah pemakaman ada namanya tradisi “manigo hari”.

Manigo hari ialah suatu rangkaian upacara kematian yang ada sejak dulu dan masih dilestarikan sampai sekarang. Manigo hari dilakukan oleh labai sambil mandoa di rumah duka dan dihidangkan jamba. Setelah manigo hari ada namanya tradisi “manujuah hari”. Tradisi ini tepat dilakukan pada saat hari ke tujuh setelah jenazah dimakamkan.

Pada manujuah hari ini biasanya masyarakat berdatangan ke rumah untuk pergi maantaan bareh. Biasanya masyarakat yang datang ini dia berhalangan datang ketika saat jezanah masih di rumah duka sebab itu mereka datang pada saat manujuah hari.

Pada manujuah hari ini biasanya keluarga jenazah sibuk memasak untuk menyambut tamu dan untuk mandoa labai pada hari tersebut. Setelah selesai mandoa oleh labai pada malam hari keesok paginya ada tradisi namanya “manikam batu”.

Manikam batu ialah memasangkan batu di kuburan jenazah sebagai tanda bahwa sudah tujuh hari dimakamkan. Tradisi ini masih dilakukan oleh labai bersama pihak keluarga pada saat masih subuh setelah shalat Subuh sebelum matahari keluar.

Kembali manalakin dilakukan oleh labai pada pagi hari itu setelah batu dipasangkan di kuburan. Setelah selesai manalakin labai mandoa di rumah duka sebagai tanda telah selesainya dipasangkan batu di kuburan.

Tidak berhenti sampai manujuah hari saja, masih banyak tradisi yang dilakukan dalam upacara adat kematian. Pada hari ke 14 ada namanya “manduo kali tujuah”. Sama halnya dengan manujuah hari, manduo kali tujuah juga merupakan tradisi mandoa oleh labai dan dihidangkan jamba.

Kemudian ada namanya “ma-ampek puluh hari”. Tradisi ini dilakukan pada hari ke 40. Tradisi ini sama dengan tradisi hari ke 14. Yang terakhir ialah “maratuih hari”. Tradisi ini dilakukan pada hari ke 100 setelah meninggal. Biasanya pada tradisi ini dilakukan namanya malamang. Lamang untuk dibawa labai pulang setelah mandoa selesai.

Tidak tanggung-tanggung, tradisi 100 hari ini cukup memakan biaya yang lumayan besar. Itulah peran labai dalam tradisi kematian di Pariaman dan Padang Pariaman. Mulai dari awal upacara sampai hari ke 100 labai sangat berperan penting. *)

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand)

Edo Tri Maulana, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand). (Foto : Dok)
ShareTweetSendShare
Previous Post

Purifikasi Teologi Islam dalam Gerakan Padri di Minangkabau Menggunakan Pemahaman Wahabi Salafiyah

Next Post

327 CJH Pasaman Barat Ikuti Cek Kesehatan

BeritaTerkait

Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat
Opini

Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat

12 September 2025
9
17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi
Opini

Prabowo, Supremasi Konstitusi, dan Peran Sjafrie dalam Menata Hubungan Sipil–Militer

10 September 2025
20
17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi
Opini

17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi

7 September 2025
18
Pakar Hukum Konstitusi: Sibuk Ngonten atau Menjaga Konstitusi?
Opini

Pakar Hukum Konstitusi: Sibuk Ngonten atau Menjaga Konstitusi?

3 September 2025
17
Prof Fauzi Bahar: Bangga dengan Penyampaian Aspirasi yang Santun
Opini

Prof Fauzi Bahar: Bangga dengan Penyampaian Aspirasi yang Santun

3 September 2025
21
Demo Agustus, Hutang Elektoral dan Jalan Taubat Politik Nasional
Opini

Demo Agustus, Hutang Elektoral dan Jalan Taubat Politik Nasional

2 September 2025
22
Next Post
327 CJH Pasaman Barat Ikuti Cek Kesehatan

327 CJH Pasaman Barat Ikuti Cek Kesehatan

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (35,417)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (34,462)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (33,669)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (31,528)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (28,077)
  • Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya (24,547)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (22,694)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (21,839)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (21,763)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (21,567)

Berita Lainnya

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

20 Februari 2025
101
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

14 Juni 2024
249
‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
434
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

13 Desember 2024
166
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

5 Januari 2025
80
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

17 Mei 2025
114
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

5 Juni 2025
99
“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
91
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
95

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In