• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Jumat, September 26, 2025
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Taman Budaya Sumbar: Menuju Mental Sadar Budaya

29 Desember 2024
in Opini
Reading Time: 5min read
Views: 619
Dr Mohammad Isa Gautama, MSi, Dosen UNP/Sastrawan/Penulis. (Foto : Ist)

Oleh: Dr Mohammad Isa Gautama, MSi
(Dosen UNP/Sastrawan/Penulis)

BUDAYA adalah salah satu pilar utama yang menopang kehidupan manusia dalam peradaban. Ia bukan sekadar representasi dari kebiasaan atau tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, namun juga sebagai kekuatan dinamis yang menciptakan identitas kolektif, mencetak pola pikir, dan memberi arah pada peradaban.

Dalam arus globalisasi yang semakin kompleks, budaya merupakan kompas yang menunjukkan nilai-nilai dasar yang perlu dijaga dan dilestarikan, sekaligus sebagai sumber inspirasi bagi kemajuan peradaban itu sendiri. Sebagai landasan substansial kemajuan peradaban, budaya memiliki peran yang tak tergantikan.

Lihat Juga

Haji Andri Ganti Plat Bus Al Hijrah Seri W

Haji Andri Ganti Plat Bus Al Hijrah Seri W

19 September 2025
41
Nurman HMN Dilewakan dengan Gelar Datuk Rajo Basa Suku Panyalai

Nurman HMN Dilewakan dengan Gelar Datuk Rajo Basa Suku Panyalai

16 September 2025
19
Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat

Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat

12 September 2025
12

Dalam pandangan filsuf terkenal, Confucius, “Budaya adalah akar dari sebuah bangsa, tanpa akar, sebuah bangsa tidak akan dapat berkembang.”

Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa budaya adalah sumber kekuatan yang memberi arah pada perkembangan masyarakat. Tanpa dasar budaya yang kuat, sebuah peradaban mudah terombang-ambing oleh arus perubahan yang tidak terarah.

Budaya juga memainkan peran penting dalam pembentukan nilai-nilai sosial dan etika.

Mengutip Mahatma Gandhi, “Budaya adalah kekuatan untuk membawa perubahan melalui perdamaian dan kesadaran.” Melalui budaya, peradaban dapat berkembang tanpa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Itulah sebabnya mengapa penting untuk terus menjaga keberagaman budaya dalam menghadapi tantangan zaman.

Seiring berkembangnya teknologi dan pergeseran pola hidup masyarakat, budaya sering kali terpinggirkan.

Padahal, seperti yang dikatakan oleh Edward Said, “Budaya adalah cara kita mengartikan dunia.” Budaya memberi kita lensa untuk melihat dan menilai dunia sekitar kita, memberi kita kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi, sambil tetap mengakar pada nilai-nilai yang kita percayai.

Berpijak dari ini semua, urgensi budaya dalam arus peradaban menjadi semakin jelas. Budaya adalah pengingat sekaligus jati diri kita dan merupakan alat untuk membangun peradaban yang lebih baik dan manusiawi.

Sebagai warga dunia yang semakin terkoneksi, kita harus mampu menjaga keseimbangan antara mempertahankan kekayaan budaya lokal dengan merangkul perkembangan global yang terus berubah.

Dalam konteks ini, Taman Budaya Sumbar telah lama menjadi pusat kegiatan seni dan budaya. Sebagai ruang interaksi, pendidikan, dan ekspresi budaya, Taman Budaya memegang peran strategis dalam pembentukan identitas masyarakat.

Pertanyaannya, apakah keberadaan Taman Budaya telah diimbangi dengan kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal?

Dalam tulisan ini, kita akan mengelaborasi peran Taman Budaya sebagai katalisator mental sadar budaya di tengah modernisasi dan tantangan globalisasi.

Konteks dan Pentingnya Kesadaran Budaya

Tantangan globalisasi terus menggerus nilai-nilai lokal, termasuk nilai-nilai khas minangkabau. Studi UNESCO (2023) menunjukkan bahwa 40% generasi muda di kawasan Asia Tenggara lebih mengenal budaya populer global dibandingkan tradisi lokal.

Fenomena ini juga terlihat di Sumbar, di mana generasi muda lebih akrab dengan budaya luar dibandingkan dengan seni tradisional seperti randai atau saluang.

Beranjak dari hal itu, globalisasi tidak dapat dihindari, tetapi dampaknya dapat dikelola. Salah satu strategi yang dapat kita lakukan adalah dengan memperkuat kesadaran budaya lokal melalui program edukasi dan partisipasi masyarakat.

Di sinilah peran Taman Budaya menjadi sangat penting. Program seperti festival seni tradisional yang dikelola serius dan masif, seminar kebudayaan, dan pelatihan seni yang edukatif dapat menjadi alternatif untuk membangkitkan kembali minat terhadap budaya lokal.

Hal ini menurut penulis urgen, disebabkan kesadaran budaya terkait erat dengan kesadaran identitas. Masyarakat yang memiliki kesadaran budaya yang kuat cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi arus globalisasi. Mereka mampu menyaring pengaruh luar tanpa kehilangan jati diri.

Oleh karena itu, Taman Budaya harus berperan sebagai katalisator dalam membangun kesadaran kolektif ini.

Membangun kesadaran budaya memerlukan pendekatan sistemik. Hal ini termasuk kurikulum pendidikan yang menonjolkan nilai-nilai budaya lokal, menanamkan karakter dan mental sadar budaya kepada generasi penerus yang notabene di masa depan akan menjadi agen perubahan dan pemajuan kebudayaan itu sendiri.

Pendidikan sadar budaya mesti dapat diupayakan dan bukan suatu hal yang tidak mungkin tumbuh dan direkomendasikan dari Taman Budaya, tempat bermukimnya para seniman dan budayawan.

Pendidikan dasar dan menengah, yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten dan Provinsi tentunya mesti membuka diri tidak saja dari akademisi budaya namun juga dari para seniman dan budayawan dalam merancang materi kurikulum sadar budaya.

Sekali lagi, kesadaran budaya tidak hanya penting untuk mempertahankan identitas, tetapi juga untuk memperkuat daya saing. Dengan budaya sebagai modal sosial, Sumbar diyakini dapat menghadapi tantangan globalisasi dengan percaya diri.

Kesadaran budaya juga berkaitan dengan penguatan solidaritas sosial. Budaya dapat menjadi perekat yang menyatukan berbagai elemen masyarakat, terutama di tengah ancaman polarisasi sosial yang kian meningkat.

Inflrmasi acara “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya”. (Foto : Dok)

Taman Budaya sebagai Ruang Interaksi Budaya

Sebagai ruang publik, Taman Budaya berpotensi menjadi tempat interaksi lintas generasi dan lintas komunitas. Sayangnya, data kunjungan menunjukkan bahwa hanya 25% masyarakat lokal yang memanfaatkan fasilitas ini secara rutin. Sebagian besar pengunjung terdiri dari wisatawan atau komunitas seni tertentu.

Untuk mengoptimalkan fungsi ini, Taman Budaya perlu memperluas program yang melibatkan masyarakat umum. Kolaborasi dengan sekolah dan perguruan tinggi perlu dirancang secara optimal agar dapat meningkatkan kunjungan pelajar dan mahasiswa ke Taman Budaya, sehingga mereka lebih mengenal warisan budaya daerah.

Lebih jauh, teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk memperluas akses dan keterlibatan masyarakat. Dengan adanya platform digital dan media sosial, Taman Budaya dapat menawarkan tur virtual, dokumentasi seni tradisional, dan aplikasi edukasi budaya.

Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan visibilitas, tetapi juga membuat budaya lokal lebih relevan di era digital. Interaksi lintas komunitas ini juga mendorong dialog antarbudaya. Melalui kegiatan yang melibatkan berbagai suku, agama, dan kelompok sosial, Taman Budaya dapat menjadi ruang untuk merayakan keberagaman sekaligus memperkuat persatuan.

Inisiatif iven seperti “Hari Keberagaman Budaya” dapat menjadi salah satu langkah konkret untuk membangun harmoni sosial.
Lebih dari itu, ruang interaksi ini dapat menjadi arena pendidikan lintas budaya. Dengan mengundang partisipasi dari komunitas luar daerah atau bahkan luar negeri, Taman Budaya dapat memperkenalkan kekayaan seni lokal kepada dunia internasional sekaligus belajar dari tradisi budaya lainnya.

Pendidikan dan Kesadaran Budaya

Pendidikan memainkan peran kunci dalam menanamkan mental sadar budaya sejak dini. Saat ini, masih banyak sekolah di Sumbar belum sepenuhnya mengintegrasikan muatan budaya lokal ke dalam muatan kurikulum. Padahal, kurikulum berbasis budaya dapat menjadi media untuk mengenalkan nilai-nilai “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.”

Dalam rangka memecahkan masalah ini, kolaborasi antara Taman Budaya dan institusi pendidikan sangat diperlukan. Melalui program seperti “Kelas Budaya,” siswa dapat belajar seni tari, musik tradisional, atau sastra daerah langsung di lingkungan Taman Budaya.

Selain itu, pelatihan bagi guru tentang metode pengajaran berbasis budaya juga penting agar nilai-nilai lokal dapat disampaikan secara menarik dan relevan.
Pendidikan informal melalui media sosial juga bisa menjadi strategi yang efektif.

Kampanye budaya dengan konten kreatif, seperti video pendek tentang seni tradisional atau kuis interaktif, dapat menarik perhatian generasi muda sekaligus meningkatkan pengetahuan mereka tentang budaya lokal.

Di samping itu, melibatkan keluarga dalam pendidikan budaya juga penting. Orang tua dapat diajak untuk aktif mengenalkan budaya lokal kepada anak-anak mereka melalui kegiatan sehari-hari seperti mendongeng atau memasak makanan tradisional. Dengan cara ini, pendidikan budaya menjadi tanggung jawab bersama.

Peran Pemerintah dan Komunitas Lokal

Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung revitalisasi budaya lokal. Alokasi anggaran yang memadai untuk program budaya, pemeliharaan fasilitas, dan promosi budaya adalah langkah yang tidak bisa diabaikan.

Sayangnya, laporan APBD Sumbar 2023 menunjukkan bahwa hanya 2% dari anggaran daerah yang dialokasikan untuk sektor budaya.

Ke depan, komunitas lokal harus menjadi motor penggerak dalam menjaga keberlanjutan budaya. Melalui kegiatan berbasis komunitas, seperti festival adat atau lomba seni tradisional, masyarakat dapat berperan aktif dalam melestarikan budaya mereka. Sinergi antara seniman, pemerintah, komunitas, dan Taman Budaya akan menciptakan ekosistem budaya yang lebih kuat.

Selain itu, pemberdayaan ekonomi berbasis budaya juga perlu diperhatikan. Produk kerajinan tangan, kuliner khas, dan seni pertunjukan dapat menjadi sumber pendapatan yang mendukung pelestarian budaya.

Dengan adanya insentif dan pelatihan kewirausahaan, masyarakat akan lebih terdorong untuk melestarikan warisan budaya mereka.

Yang tak kalah pentingnya adalah, pemerintah juga harus memberikan perlindungan hukum terhadap budaya lokal. Misalnya, hak kekayaan intelektual atas seni dan tradisi lokal harus dilindungi agar tidak dieksploitasi oleh pihak luar tanpa izin. Ini juga akan memberikan motivasi kepada seniman lokal untuk terus berkarya.

Taman Budaya Sumbar memiliki potensi besar untuk menjadi pusat revitalisasi mental sadar budaya. Namun, potensi ini hanya dapat terwujud melalui kerja sama yang erat antara berbagai pihak, tidak hanya seniman dan budayawan, namun juga pemerintah, komunitas lokal, dan institusi pendidikan.

Dengan pendekatan yang inovatif dan inklusif, Taman Budaya dapat menjadi katalisator dalam membangun kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya pelestarian budaya lokal.

Membangun mental sadar budaya bukanlah tugas yang mudah, tetapi ini adalah langkah yang harus diambil demi keberlanjutan identitas budaya kita di tengah arus globalisasi.

Mari bersama-sama menjadikan Taman Budaya Sumbar sebagai simbol kebangkitan budaya dan identitas kita. *)

Catatan:

Tulisan ini disampaikan pada Orasi Budaya, acara “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya” Forum Perjuangan Seniman (FPS) Sumbar, Sabtu 28 Desember 2024

ShareTweetSendShare
Previous Post

IMLF III: Padang Kota Tercinta Membuka Pintu Dunia dengan Literasi, Seni, Sastra, Bahasa dan Budaya

Next Post

Tutup Tahun 2024, “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya” FPS Sumbar Lanjut ke Tahun Berikut

BeritaTerkait

Haji Andri Ganti Plat Bus Al Hijrah Seri W
Opini

Haji Andri Ganti Plat Bus Al Hijrah Seri W

19 September 2025
41
Nurman HMN Dilewakan dengan Gelar Datuk Rajo Basa Suku Panyalai
Opini

Nurman HMN Dilewakan dengan Gelar Datuk Rajo Basa Suku Panyalai

16 September 2025
19
Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat
Opini

Parlemen sebagai Cermin Kehormatan Rakyat

12 September 2025
12
17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi
Opini

Prabowo, Supremasi Konstitusi, dan Peran Sjafrie dalam Menata Hubungan Sipil–Militer

10 September 2025
21
17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi
Opini

17+8 Tuntutan Rakyat, Jalan Pulang ke Supremasi Konstitusi

7 September 2025
19
Pakar Hukum Konstitusi: Sibuk Ngonten atau Menjaga Konstitusi?
Opini

Pakar Hukum Konstitusi: Sibuk Ngonten atau Menjaga Konstitusi?

3 September 2025
17
Next Post
Tutup Tahun 2024, “Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya” FPS Sumbar Lanjut ke Tahun Berikut

Tutup Tahun 2024, "Panggung Ekspresi dan Orasi Budaya" FPS Sumbar Lanjut ke Tahun Berikut

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (35,460)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (34,512)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (33,711)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (31,590)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (28,128)
  • Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya (25,021)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (22,779)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (21,877)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (21,869)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (21,615)

Berita Lainnya

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

20 Februari 2025
104
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

14 Juni 2024
253
‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
437
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

13 Desember 2024
169
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

5 Januari 2025
80
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

17 Mei 2025
116
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

5 Juni 2025
100
“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
92
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
98

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In