
AGAM, forumsumbar –— Program Sekolah Lapangan Sawah Pokok Murah (SPM) di Nagari Salareh Aia Utara, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Dari lahan seluas satu hektar milik Kelompok Tani Kampuang Dalam Jaya, hasil panen mencapai 8,1 ton per hektar untuk varietas padi Batang Piaman, melampaui hasil tanam konvensional yang hanya mencapai 6,08 ton per hektar.
Kegiatan panen yang dilaksanakan Jumat (24/10/2025), dihadiri oleh Asisten II Setda Agam, Andrinaldi, AP, MSi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Ir Arief Restu, MSi, Camat Palembayan yang diwakili oleh Sekretaris, Walinagari Salareh Aia Utara Zulkifli, serta walijorong setempat.
Dalam sambutannya, Asisten II Setda Agam, Andrinaldi, menyampaikan apresiasi atas capaian kelompok tani yang berhasil memanfaatkan dana nagari untuk mengembangkan program SPM.
“Program SPM ini membuktikan bahwa inovasi dan pendampingan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dari satu hektar lahan, hasil mencapai 8,1 ton per hektar tentu menjadi prestasi yang patut kita apresiasi dan jadikan contoh bagi nagari lain di Agam,” ujar Andrinaldi.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Agam terus mendorong optimalisasi sektor pertanian melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, nagari, dan kelompok tani untuk mewujudkan kemandirian pangan daerah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam Arief Restu menjelaskan bahwa peningkatan hasil panen ini tidak terlepas dari penerapan prinsip pengelolaan lahan dan tanaman yang lebih efisien melalui metode SPM.
“Dengan luas lahan satu hektar, hasil ubinan mencapai 5,1 kilogram pada petakan 6,25 meter persegi atau setara dengan 8,1 ton per hektar. Ini meningkat signifikan dibandingkan metode konvensional yang hanya menghasilkan sekitar 6 ton per hektar,” jelasnya.
Menurut Arief, beberapa faktor penentu keberhasilan SPM antara lain pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang, serta perawatan intensif selama masa pertumbuhan.
“SPM bukan hanya soal teknik tanam, tapi juga perubahan pola pikir petani agar lebih ilmiah dan terukur,” tambahnya.
(R/Kominfo)























