
Kontemplasi Diri
Oleh: Patria Subuh
Kecipak suara butiran air hujan
Jatuh dari atap pohon hutan yang rimbun
Menetes dalam irama monoton
Membelah dalam keheningan malam
Desirnya memantul bersipongang
Mendayu-dayu,
Membujuk rayu,
Merasuki kalbu hampa
Membasuh jiwa yang kosong
Meresap jauh ke dalam sukma
Lalu menari bersama angin
Menguap menjadi hangat
Dalam keheningan malam itu
Rintik-rintik hujan yang mengharubiru
Membuat jiwa menjadi terpana membeku
Jauh melanglangbuana menembus waktu
Menjalar dari masa kini ke masa lalu
Dan juga ke masa depan yang hanya semu
Berupaya mencari tahu sesungguhnya
Bagaimana akhir dari sebuah cerita sejati
Dibuat dan mengalir patuh daripada pena-Mu
Pada rangkaian huruf yang diam menunggu.
Dalam lembaran-lembaran catatan berjilid
Menggores membentuk bingkai cerita diri
Sesekali, suara jangkrik ikut berisik sendu
Membelah udara malam yang kelabu
Dan seketika udara dingin menyergap setiap pori-porimu
Lalu tanpa pandang bulu menyeruak membentuk tanda tanya besar
Ketika sampai di akhir cerita, kau pun bertanya dalam cahaya
“Siapakah diriku sesungguhnya, Tuhan”?
Padang, 9 Agustus 2025























