
Senandung Pantai
Oleh: Patria Subuh
Riak air di pantai malam ini bersenandung lagi,
Merdu berkecipak dalam lemah gemulai angin
Seraya terus berbisik memanggil-manggil
Jiwa yang senantiasa haus dan gelisah
Pada kenangan yang tercecer di bibir pantai
Berkecipak riang mengukir rindu dendam
Yang tak pernah kesampaian mewujudkan rasa
Mengalir terus sampai ke ujung muara
Namun,”bagimu hari sudah semakin senja”, katamu sinis.
Sudah tak ada waktu lagi ntuk merajut asa
Meskipun pikiran akan hanyut dan menua
Terbawa riak gelombang menerpa pasir pantai yang semakin memutih dimakan usia.
Ketika esok paginya, burung-burung camar berpesta pora.
Melayang membelah gemericik air laut
Yang tak pernah lelah mencari peruntungannya
Garis tangan pun seolah tak lagi sekadar fatamorgana
“Cobalah lagi melukis sejarah”, katamu lagi.
Pada lembaran lainnya yang senantiasa terbentang menantang.
Yang takkan pernah memudar ditelan zaman.
Dengan cerita dan tinta yang lebih murni.
Boleh jadi, masih ada sisa-sisa memori
Yang patut untuk diapresiasi.
Padang, 30 Juli 2025























