
/1/
Menjelang Fajar
Oleh: Patria Subuh
Ketika fajar datang menjelang
Semburat cahaya remang-remang tipis
Melintas lurus di dinding ruang lembab
Yang centang perenang tak karuan
Bau wangi tanah,
Perlahan menyeruak senyap
Menyelinap menusuk kalbu
Saling berkejaran, sambil malu-malu
Mencari pelampiasan diri
Adakah setitik embun akan jatuh di daun
Pada subuh ini, sebelum cahaya merah
Mengintip dari balik pintu kelambu?
Menuangkan kesegaran abadi,
Yang senantiasa dicari sepanjang waktu
Saat identitas diri berubah menjadi semu
Membawa suatu pesan yang terabaikan.
Padang, 28 Juli 2025
/2/
Getir
Oleh : Patria Subuh
Tak ada lagi suara
Tak ada lagi kata
Pun tak ada cahaya,
Hanya isyarat
Pandangan mata
Seolah pesan-pesan mu
Yang sarat makna tersirat
Memenuhi udara
penuh debu berasap
Hanya menyimpulkan saja
Bahwa kenyataan hidup
Yang tak lagi sama
dengan sebelumnya
Tak mau lagi diajak berdamai
Dengan waktu
Tangisan dan air mata
Sudah lama kering
Kerontang
Dimakan usia
Sementara sebagian besar
Kita hanya menjadi
Pemirsa setia,
Namun benarkah secercah harapan
Akan muncul bila
Kita sama-sama berdo’a
Sama-sama berusaha
Ke arah yang lebih baik?
Memikirkan alternatif solusi
Meningkatkan empati
Merealisasikan janji
Sambil menahan diri?
Padang, 28 Juli 2025























