• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Senin, November 3, 2025
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

“AYUNAN HIDUP”: Kumpulan Puisi Karya Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

26 Juli 2025
in Sastra
Reading Time: 5min read
Views: 244
Ilustrasi “AYUNAN HIDUP”: Kumpulan Puisi Karya Leni Marlina (UNP Padang, PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ASM, ACC SHILA, WPM-Indonesia). Sumber Gambar: © 2025 Leni Marlina — Book Cover by Starcom Indonesia 29–00037.

“AYUNAN HIDUP”: Kumpulan Puisi Karya Leni Marlina

/1/

AYUNAN HIDUP

Lihat Juga

Puisi Era Nurza: “Silsilah yang Retak di Peta Partai”

Puisi Era Nurza: “Silsilah yang Retak di Peta Partai”

19 Oktober 2025
37
Puisi Era Nurza: “Sekolah di Negeri Serba Salah”

Puisi Era Nurza: “Sekolah di Negeri Serba Salah”

17 Oktober 2025
38
Puisi Eka Teresia: Bahtera Cinta Menuju Dermaga

Puisi Eka Teresia: Bahtera Cinta Menuju Dermaga

15 September 2025
76

Puisi: Leni Marlina

([PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

Ayunan itu belum henti berayun—
di antara dua cabang yang sunyi,
bukan lagi batang pohon,
melainkan tulang langit
yang pernah mendekap
tawa anak-anak dari segala penjuru angin,
yang kini hanya tinggal gema
di rongga waktu yang koyak.

Tak ada satu pun pulang,
kecuali nama-nama mungil
yang melayang tak terucap
bersama serpihan buku
dan sepatu-sepatu kecil
yang tak sempat menua.

Mereka tak menyebut Tuhan
dalam satu bahasa,
tak menggenggam doa
dalam satu bentuk.
Mereka menyebut hidup—
dengan wajah jernih
yang belum sempat mencicip
rasa benci yang diturunkan sejarah.

Tak ada lagi peluit istirahat,
tak ada lonceng sekolah,
hanya desir angin
yang menyanyikan lagu
tanpa negara, tanpa lirik—
lagu keberanian
yang tak sempat dikisahkan
oleh buku sejarah pemenang.

Ayunan itu mengerti:
Damai bukan milik mereka yang menaklukkan,
tetapi milik mereka
yang tak diberi waktu
untuk memilih hidup
atau kematian.

Ia tetap bergoyang—
seperti doa yang tak memerlukan kitab,
seperti janji bumi
untuk memberi satu pagi lagi
kepada anak-anak
yang tertidur
tanpa kisah penutup
dan pelukan terakhir.

Dan kami bersaksi:
Cinta tak membutuhkan bendera.
Ia hanya memerlukan satu hal:
hati manusia
yang masih mampu berduka
atas kehilangan
yang bukan anaknya sendiri.

Melbourne, Australia, 2012
Revisi:
Padang, INDONESIA, 2025

/2/

AYUNAN YANG TAK MEMILIH ARAH

Puisi: Leni Marlina

(PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

Kami—
adalah ayunan
yang digantung bukan pada cabang,
melainkan pada pengertian
yang belum sempat ditumbuhkan dunia.

Kami berayun
di antara langit yang kehilangan arah,
dan bumi
yang tak lagi menyebut kami anak.

Tak ada tangan yang menggoyang kami,
hanya angin
yang menyelipkan nama-nama kecil
ke celah langit,
seperti doa
yang ditulis di atas embun.

Kami tak lahir untuk mati,
kami lahir
untuk diingat
sebagai gema lembut
yang mengetuk jantung manusia
yang masih mampu menangis
untuk anak-anak
yang tak sempat bicara.

Dan kami tak akan diam.

Melbourne, Australia, 2012
Revisi:
Padang, INDONESIA, 2025

/3/

DI ANTARA DUA TARIKAN

Puisi: Leni Marlina

(PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

Ayunan itu tahu:
hidup tak selalu tiba.
Ia menggantung
di antara dua tarikan—
bukan ke kanan atau kiri,
tetapi antara
kehilangan dan kemungkinan.

Anak-anak tak pernah meminta
dilahirkan di tengah ledakan,
mereka hanya membuka mata
dengan cahaya yang belum tercemar,
dan melangkah
dengan kaki yang belum tahu luka.

Namun dunia terburu-buru:
mencoret mereka
dari barisan pagi,
menghapus suara
dari pelajaran hari pertama,
merampas pelukan
yang belum sempat dirapalkan.

Dan ayunan—
tetap mengayun,
sebagai kesaksian
bahwa hidup tidak selalu berpulang,
namun bisa tetap tinggal
dalam duka
yang memilih bertahan
menjadi cinta.

Melbourne, Australia, 2012
Revisi:
Padang, INDONESIA, 2025

/4/

NAPAS YANG MENGGANTUNG DI UDARA

Puisi: Leni Marlina

(PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

Ayunan itu masih bergerak
seperti napas
yang enggan pergi dari paru-paru langit.

Ia tidak mengayun karena gembira,
tetapi karena rindu
yang belum ditutup.

Di tubuhnya
tertinggal suara
yang tak sempat menjadi seruan,
tangan mungil
yang tak sempat mengangkat bendera damai,
mata kecil
yang belum sempat belajar
membedakan langit dari asap.

Dan kita,
terkadang terlalu cepat
menutup jendela rasa,
menyebut mereka
dengan angka.

Padahal mereka adalah puisi
yang tak habis ditulis,
napas yang tak ditarik kembali,
dan kenangan
yang menyusup di setiap desir
yang melewati rambut seorang ibu
yang kehilangan
tanpa tahu kapan.

Melbourne, Australia, 2012
Revisi:
Padang, INDONESIA, 2025

/5/

DI RONGGA YANG DISEBUT WAKTU

Puisi: Leni Marlina

(PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

Ayunan itu menggantung
di antara waktu
yang tak mencatat detik,
melainkan gema—
dari nama-nama
yang ditarik ke sunyi
sebelum sempat tumbuh.

Ia bukan permainan
dan tak akan pernah menjadi patung.
Ia adalah tubuh cahaya
yang terus bergetar
di antara serpih kehilangan
dan harapan
yang tak bisa dibatalkan.

Anak-anak itu—
masih di sana,
di lekuk ayunan
yang menyimpan detak jantung bumi,
mengayun dalam senyap
yang lebih nyaring
dari semua nyanyian kemenangan.

Dan kami bersaksi:
bahwa cinta bukan milik mereka yang hadir,
tetapi milik mereka
yang menggantung
di antara baris tak terbaca
dan pelukan
yang belum sempat diberikan.

Melbourne, Australia, 2012
Revisi:
Padang, INDONESIA. 2025

/6/

KAMI, YANG TAK AKAN DIAM

Puisi: Leni Marlina

(PPIPM-Indonesia, PPIC, Satu Pena Sumbar, KEAI, ACC SHILA, ASM, Penyala Literasi, WPM-Indonesia)

Kami bukan reruntuhan yang menunggu
dilupakan.
Kami adalah puisi
yang menggantung
di langit dunia,
berayun bersama nama-nama
yang tak sempat diberi cerita.

Kami adalah ayunan—
digantung oleh sejarah,
didorong oleh angin penderitaan,
namun tak pernah menyerah
oleh waktu yang tak berpihak.

Kami menyaksikan dunia
yang lebih sering menghitung peluru
daripada puisi.
Namun kami tetap bersenandung
dengan napas anak-anak
yang pernah mencintai hidup
tanpa diberi kesempatan
memilih masa depan.

Kami tidak menunggu belas kasih.
Kami menulis ulang
arti dari kehilangan,
arti dari negara,
arti dari cinta
yang tidak bersyarat.

Kami tak akan diam—
sebab suara kami
adalah gema
yang tak bisa dibungkam
oleh statistik
maupun mereka yang anti kritik.

Melbourne, Australia, 2012
Revisi:
Padang, INDONESIA. 2025

——————-

Tentang Penulis: Leni Marlina

Leni Marlina merupakan seorang penulis, penyair, dan akademisi kelahiran Baso, Agam – Sumbar dan berdomisili di Padang. Ia tumbuh dengan kecintaan pada kata dan keyakinan bahwa sastra bisa menjadi jembatan kebaikan antar manusia. Sejak lama, ia melibatkan diri dalam kegiatan literasi, baik di lingkungan sekitar maupun di berbagai komunitas yang lebih luas.

Kumpulan Puisi “AYUNAN HIDUP” di atas merupakan serangkaian kumpulan puisi pribadi yang ditulis oleh Leni Marlina ketika ia menjalan tugas belajar program Master of Arts in Writing and Literature di Australia tahun 2013 dengan beasiswa dari pemerintah Indonesia. Setelah melalui proses kontemplasi lebih dari 1 dekade, puisi tersebut direvisi kembali dan diterbitkan pertama kalinya di platform digital tahun 2025.

Sejak tahun 2022, Leni Marlina bergabung dalam keluarga besar SATU PENA (Asosiasi Penulis Indonesia) cabang Sumatera Barat, yang dipimpin oleh Ibu Sastri Bakry dan Bapak Armaidi Tanjung. Dalam lingkungan inilah ia banyak belajar dan tumbuh bersama rekan-rekan penulis lainnya.

Pada Mei 2025, Leni diberi kehormatan sebagai Penulis Terbaik Tahun Ini oleh SATU PENA Sumatera Barat dalam acara Gala Dinner Festival Literasi Internasional Minangkabau ke-3. Penghargaan ini ia terima dengan penuh rasa syukur, sebagai bentuk dukungan bagi semangat gotong royong dalam membangun budaya baca dan tulis di tanah air.

Di luar negeri, Leni menjadi bagian dari ACC Shanghai Huifeng International Literary Association (ACC SHILA) yang dipimpin oleh penyair dunia Anna Keiko. Sejak 2024, ia dipercaya sebagai Duta Puisi Indonesia untuk ACC SHILA, dan pada 2025 diberi amanah sebagai Ketua Perwakilan Asia dalam kelompok duta puisi ACC SHILA—sebuah kesempatan untuk mempererat jalinan budaya melalui puisi.

Tahun yang sama, ia juga bergabung dengan World Poetry Movement (WPM) Indonesia, yang dikordinasikan oleh Ibu Sastri Bakry, sebagai bagian dari gerakan puisi dunia yang berpusat di Kolombia.

Perjalanan Leni di dunia sastra internasional bermula saat menempuh studi S2 Menulis dan Sastra di Australia pada 2011–2013. Saat itu, ia menjadi anggota komunitas penulis di Victoria dan belajar dari banyak penulis lintas budaya.

Pada 31 Mei 2025, Leni dengan sejumlah komunitas yang dipimpinnya, bersama Achmad Yusuf (sebagai ketua), turut menyelenggarakan kegiatan Poetry BLaD (Peluncuran & Diskusi Buku Puisi) dan IOSoP (Seminar Internasional Online tentang Puisi) 2025, diamananahkan oleh Media Suara Anak Negeri News (di bawah pimpinan Paulus Laratmase) berkolaborasi dengan Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Kegiatan ini adalah ruang bersama untuk berbagi semangat dan cinta terhadap literasi, kemanusian dan perdmaaian melalui karya saatra, puisi.

Sejak 2006, Leni mengabdi sebagai dosen di Program Studi Sastra Inggris, Departemen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang. Ia mengajar dan membimbing mahasiswa di bidang bahasa, sastra, dan penulisan. Ia percaya bahwa pendidikan dan karya tulis dan karya kreatif adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat.

Di luar aktivitas kampus, Leni juga menulis sebagai jurnalis lepas, editor, dan kontributor digital. Sejumlah karyanya dapat dibaca di: https://suaraanaknegerinews.com/category/puisi-leni-marlina-bagi-anak-bangsa

Leni juga memulai dan mendampingi sejumlah komunitas literasi dan sosial berbasis digital, antara lain:

1. World Children’s Literature Community (WCLC): https://shorturl.at/acFv1
2. Poetry-Pen International Community (PPIC)
3. PPIPM Indonesia (Pondok Puisi Inspirasi Pemikiran Masyarakat):
https://shorturl.at/2eTSB
https://shorturl.at/tHjRI
4. Starcom Indonesia Community (Starmoonsun Edupreneur): https://rb.gy/5c1b02
5. Linguistic Talk Community (Ling-TC)
6. Literature Talk Community (Littalk-C)
7. Translation Practice Community (Trans-PC)
8. English Language Learning, Literacy, and Literary Community (EL4C)

 

Leni Marlina. (Foto : Dok)
ShareTweetSendShare
Previous Post

Peluncuran 347  Buku dan Baca Puisi Meriahkan “Sumarak Literasi Ranah Minang 2025”

Next Post

Ayo Pelajar Sumbar! Ikuti Lomba Cipta Puisi Tema Kemerdekaan

BeritaTerkait

Puisi Era Nurza: “Silsilah yang Retak di Peta Partai”
Sastra

Puisi Era Nurza: “Silsilah yang Retak di Peta Partai”

19 Oktober 2025
37
Puisi Era Nurza: “Sekolah di Negeri Serba Salah”
Sastra

Puisi Era Nurza: “Sekolah di Negeri Serba Salah”

17 Oktober 2025
38
Puisi Eka Teresia: Bahtera Cinta Menuju Dermaga
Sastra

Puisi Eka Teresia: Bahtera Cinta Menuju Dermaga

15 September 2025
76
Puisi Era Nurza: Suara Menyala di Jalan Raya
Sastra

Puisi Era Nurza: Suara Menyala di Jalan Raya

3 September 2025
66
Puisi Era Nurza: Suara dari Luar Gedung DPR RI
Sastra

Puisi Era Nurza: Suara dari Luar Gedung DPR RI

30 Agustus 2025
80
Puisi Era Nurza: Kenapa, Guru Hanyalah Beban?
Sastra

Puisi Era Nurza: Kenapa, Guru Hanyalah Beban?

22 Agustus 2025
65
Next Post
Ayo Pelajar Sumbar! Ikuti Lomba Cipta Puisi Tema Kemerdekaan

Ayo Pelajar Sumbar! Ikuti Lomba Cipta Puisi Tema Kemerdekaan

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (35,614)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (34,683)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (33,863)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (31,795)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (28,292)
  • Pepatah Petitih Minangkabau tentang Kebersamaan Beserta Maknanya (26,491)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (23,060)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (22,030)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (22,022)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (21,770)

Berita Lainnya

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

20 Februari 2025
112
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Bangun ‘Rumah Budaya’ Bintang 7 di Taman Budaya Sumbar!

14 Juni 2024
270
‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
442
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Menyala! Dalmenda dan Ka’bati Ikut Baca Puisi

13 Desember 2024
181
“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

“75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”: Pemprov Sumbar Dukung Upaya Pemajuan Kebudayaan

5 Januari 2025
87
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Siap Jadi Episentrum Gerakan Kebudayaan

17 Mei 2025
120
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Unand Menggelegar oleh Puisi

5 Juni 2025
104
“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra and the Ocean of Letters”: A Poetry Collection by Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Indonesian Writer of Satu Pena Sumbar, Indonesian Creator of AI Era, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
102
“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

“Abrar Yusra dan Samudera Aksara”: Kumpulan Puisi Leni Marlina (PPIPM-Indonesia, Poetry-Pen IC, Satu Pena Sumbar, Kreator Era AI, FSM, ACC SHILA)

24 Februari 2025
103

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In