Oleh: Isa Kurniawan
MAJUNYA Epyardi Asda ke Pilkada Sumbar 2024 mendatang, membuat suksesi kepemimpinan di Provinsi Sumbar menjadi sedikit dinamis. Kalau tidak, bisa jadi Mahyeldi sebagai petahana tidak ada lawan sepadan. Atau, bisa-bisa lawan kotak kosong.
Epyardi Asda saat ini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Solok, dan salah seorang Ketua DPP PAN. Dimana keduanya merupakan jabatan yang strategis.
Dulu, kencang anginnya Andre Rosiade digadang-gadang maju Pilkada Sumbar 2024 ini. Tapi ke sininya menjadi angin semilir, sepoi-sepoi. Ketua Gerindra Sumbar itu, kembali terpilih menjadi Anggota DPR RI di Pemilu 2024 lalu.
Kabarnya, biar mengabdi di DPR RI saja. Menjadi jembatan antara pusat dan Sumbar, seperti yang selama ini dilakukannya.
Kalau memang itu pilihan Andre Rosiade, ya harus dihargai.
Kemudian Mulyadi, Ketua Partai Demokrat Sumbar, yang pernah ilkut Pilkada Sumbar 2020. Sama dengan Andre Rosiade, ia kembali terpilih menjadi Anggota DPR RI.
Saat ini, tak terdengar suara Mulyadi mengenai Pilkada Sumbar 2024 ini, apakah akan ikut kembali bertarung. Sepertinya Mulyadi “trauma” dengan kejadian-kejadian yang menimpanya saat pilkada lalu, apalagi harus kembali mundur dari Anggota DPR RI.
Ketua partai lainnya, Khairunas, Ketua Partai Golkar Sumbar, nampaknya lebih memilih untuk maju kembali di Pilkada Solok Selatan, melanjutkan periode keduanya.
Sementara itu, Fadly Amran, Ketua Partai NasDem Sumbar, menyampaikan kepada media beberapa hari lalu, pasti akan ikut Pilkada Serentak 2024 ini, tetapi tempat dan dimananya belum ditentukannya.
Dari pergerakan yang dilakukan Walikota Padang Panjang periode 2018-2023 tersebut, arah-arahnya ia sepertinya akan ikut Pilkada Padang.
Dari ketua-ketua partai lainnya di Sumbar, seperti Indra Dt Rajo Lelo (PAN), Alex Indra Lukman (PDIP), Hariadi (PPP), Firdaus (PKB), Taslim (Partai Ummat), dan lainnya, nyaris tidak terdengar keinginan mereka untuk ikut Pilkada Sumbar 2024.
Termasuk tokoh masyarakat yang ikut di Pilkada Sumbar 2020 lalu, seperti Fakhrizal (mantan Kapolda Sumbar), tidak juga terdengar. Adapun Fakhrizal kemarin ini ikut jadi Caleg DPR RI Dapil Sumbar 1 dari PDIP, tapi gagal.
Begitu juga tokoh-tokoh Minang dari rantau, tidak terdengar pula suaranya untuk serius ikut di Pilkada Sumbar 2024. Mungkin belum.
Padahal berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024, untuk Pilkada Serentak 2024; pemenuhan persyaratan dukungan calon perseorangan (Independen) akan dimulai dari tanggal 5 Mei s/d 19 Agustus 2024. Sementara untuk pendaftaran pasangan calon pada tanggal 27-29 Agustus 2024, atau tepatnya sekitar 5 bulan saja lagi.
Dan, seluruh provinsi (kecuali Provinsi Yogyakarta) dan kabupaten/kota di Indonesia akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara serentak pada tanggal 24 November 2024.
****
Keinginan Epyardi Asda untuk ikut Pilkada Sumbar bukan barang baru, tapi merupakan cerita usang.
Sebelum Pilkada Sumbar 2015, sewaktu Epyardi masih menjadi Anggota DPR RI dari PPP, ia muncul dengan slogan “Apakah Sumbar suDah mAju?”.
Kemudian, sebelum Pilkada 2020, dengan lantang Epyardi menyatakan bahwa ia bisa menaikkan Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sumbar menjadi 7% —yang stag di kisaran 5%.
“Jangankan 7%, Pertumbunan Ekonomi 10% pun bisa,” kata Epyardi optimis, saat diskusi bersama tokoh masyarakat Sumbar dan media, di RM Lamun Ombak Khatib Sulaiman, di tahun 2020 itu.
Dan kebetulan saya ikut dalam diskusi itu, dengan Asnawi Bahar (mantan Ketua Kadin Sumbar) sebagai pemantiknya.
Sebagaimana diketahui, di kedua Pilkada Sumbar tadi itu, yakni di 2015 dan 2020, Epyardi tidak jadi ikut.
Apapun yang menjadi alasannya, masyarakat cuma tahu, faktanya Epyardi tidak jadi ikut bertarung, setelah gembar-gembor sana-sini.
Kemudian, pada Pilkada Sumbar 2024 mendatang, Epyardi kembali hadir dengan slogan “Otewe Sumbar: Menuju Perubahan & Kebangkitan “.
Saat acara Buka Bersama DPW PAN Sumbar, Epyardi mengungkapkan keinginannya itu, dan mendapat dukungan penuh secara kepartaian. Kemudian, baliho pun mulai bertebaran di seluruh Sumbar, Epyardi mengendarai sepeda motor lagi otewe.
Pertanyaannya, apakah Epyardi serius ikut Pilkada Sumbar 2024, atau hanya sekadar gembar-gembor lagi?
Sebab, ada pilihan lain bagi Epyardi untuk kembali bertarung di Pilkada Kabupaten Solok. Dimana setelah mengantarkan PAN menang di Kabupaten Solok di Pemilu 2024 lalu, peluang menjadi Bupati Solok untuk yang kedua kali, lebih terbuka lebar.
****
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki Sumbar, sebenarnya sosok seperti Epyardi Asda sangat dibutuhkan di dalam pembangunan Sumbar ke depan, yakni; mempunyai karakter yang kuat, menguasai permasalahan daerah, mempunyai lobi yang kuat ke pusat, dan berjiwa entrepreneurship.
Epyardi Asda Datuak Sutan Majo Lelo yang kelahiran 1962 (62 th) ini merupakan pengusaha dan politikus PAN yang saat ini menjabat sebagai Bupati Solok periode 2021–2024 dan pernah menjadi Anggota DPR RI dari PPP selama tiga periode sejak 2004 hingga 2018 dari daerah pemilihan Sumbar 1.
Pengalaman sebagai pengusaha dan belasan tahun jadi Anggota DPR RI (lebih banyak bersinggungan dengan infrasttuktur), dan sekarang Ketua DPP PAN, ditambah dengan anaknya Athari Gauthi Ardi yang kembali terpilih menjadi Anggota DPR RI, akan lebih memudahkan bagi Epyardi di dalam mencari investor dan menggaet dana-dana pusat untuk dibawa ke Sumbar. Apalagi PAN ikut dalam pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya.
Mudah-mudahan pembangunan Sumbar bisa menggeliat, dan infrastruktur yang mangkrak, seperti; Gedung Kebudayaan Sumbar, Main Stadion Sumbar, jalan Pantai Padang-Bandara Ketaping, jalan tol Padang-Pekanbaru, dan lainnya, bisa terselesaikan secepatnya.
Dan juga jalan-jalan provinsi yang banyak rusak dapat dibenahi, serta pembukaan jalan antar kabupaten dapat dterobos segera untuk memperlancar ekonomi di daerah tersebut.
Melihat rekam jejak dan pengalaman tadi, kualifikasi kepemimpinan Epyardi itu sebenarnya ya di tingkat provinsi, atau nasional. Jadi kalau untuk kabupaten, sayang saja potensi yang besar itu tidak maksimal. Ibarat sepakbola, mainnya Epyardi itu pasnya di kasta Liga 1, bukan di Liga 2.
Tapi okelah. Itu hak Epyardi pula untuk memilih.
Jadi, keinginan Epyardi maju ke Pilkada Sumbar 2024, patut diapresiasi dan mudah-mudahan bisa membawa perubahan bagi Sumbar ke arah yang lebih baik lagi ke depannya.
****
Untuk maju di Pilkada Sumbar 2024, guna memperluas dukungan, maka Epyardi Asda harus memilih pasangan yang berasal dari daerah pemilihan Sumbar 2 (untuk DPR RI).
Ketika diurut kemungkinan siapa yang berpotensi berpasangan dengan Epyardi menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub), setelah melalui kajian, saya dapatkan nama-nama; 1). John Kenedy Azis (JKA), Anggota DPR RI dari Golkar, 2). Rezka Oktoberia, Anggota DPR RI dari Demokrat, 3). Ade Rezki Pratama, Anggota DPR RI dari Gerindra, 4). Benny Utama, Anggota DPR RI Terpilih/mantan Bupati Pasaman dari Golkar, dan 5). Indra Catri, Anggota DPRD Sumbar Terpilih/mantan Bupati Agam dari Gerindra.
Tetapi, dari nama-nama tadi yang mempunyai nilai tinggi itu, ketika Epyardi Asda berpasangan dengan John Kenedy Azis.
JKA merupakan putra Padang Pariaman, dan sudah dua periode duduk di DPR RI. Pada Pemilu 2024 tidak terpilih lagi, serta akan mengakhiri tugasnya Oktober 2024 ini. Jadi pas.
Tak kalah menggigit ketika Epyardi bisa berpasangan dengan Benny Utama. Tapi ya itu, Benny Utama baru saja terpilih menjadi Anggota DPR RI, dan pertaruhannya tentu harus mundur.
****
Hasil Pemilu 2024 lalu, dari 65 kursi DPRD Sumbar akan diisi oleh; PKS (10), Gerindra (10), Golkar (9), NasDem (9), PAN (8), Demokrat (8), PPP (5), PDIP (3), dan PKB (3).
Sementara untuk maju pilkada, pasangan calon harus mengantongi 20% dari kursi yang ada, atau minimal 13 kursi (20%x65 kursi).
Jadi koalisi PAN (8) dan Golkar (9), dengan jumlah 17 kursi, sudah bisa mendaftarkan pasangan Epyardi Asda-John Kenedy Azis (EA-JKA) ke KPU Sumbar pada 27-29 Agustus 2024 itu.
Saya kira kekuatan pasangan EA-JKA ini tidak bisa dianggap enteng dengan sebaran dukungan yang mereka miliki, ditambah dengan banyaknya tokoh-tokoh, khususnya secara kepartaian yang mumpuni.
Di Sumbar 2, sebutlah Benny Utama (Golkar) dan Arisal Aziz (PAN), dimana keduanya pendatang baru Anggota DPR RI Terpilih dengan suara yang spektakuler. Kemudian para kepala daerah, seperti Suhatri Bur (Padang Pariaman/PAN), Andri Warman (Agam/PAN), Hamsuardi (Pasaman Barat/PAN), dan Safaruddin Dt Bandaro Rajo (Limapuluh Kota/Golkar).
Kemudian di Sumbar 1, dengan adanya Khairunas (Bupati Solok Selatan/Ketua Golkar Sumbar), Benny Dwifa Yuswir (Bupati Sijunjung/Golkar), Hendri Septa (Walikota Padang/PAN), Ekos Albar (Wakil Walikota Padang/PAN) dan mantan kepala/wakil kepala daerah, Deri Asta (Sawahlunto/PAN), Rudi Hariyansyah (Pesisir Selatan/PAN), serta Zigo Rolanda (Ketua DPRD Solok Selatan/Anggota DPR RI Terpilih/Golkar).
Dan, sepertinya Solok Raya (Kabupaten Solok, Solok Selatan dan Kota Solok) bisa-bisa bulat tandan untuk pasangan EA-JKA.
Apalagi bergabung pula partai lain, misalnya Partai Demokrat (8) + PDIP (3), akan lebih tajam lagi.
Mencermati ulasan di atas, ada peluang bagi pasangan EA-JKA untuk menumbangkan petahana. Untuk itu, maju terus Epyardi Asda, jangan sampai gadang ota dan gadang sarawa. *)
Penulis adalah Pengamat Abal-abal