Oleh: Wiztian Yoetri
(Wartawan Senior)
DRS HAJI DARUL SISKA SAID, politisi Indonesia, asal Talawi, Sawahlunto. Tercatat sudah empat periode berada di Senayan, sebagai anggota DPR RI.
Mantan Sekretaris Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pusat tahun 1995 dan mantan Wakil Sekjen DPP Golkar tahun 2011, hari ini, untuk periode 2024-2029 kembali mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
Darul berada pada nomor urut 1, Caleg Partai Golkar untuk DPR RI, Daerah Pemilihan Satu (1), meliputi Kota Padang, Mentawai, Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Kota Solok, Kota Padangpanjang, Kota Sawahlunto, Sijunjung dan Dharmasraya.
Maju, sebagai Caleg, Darul tidak menggunakan Alat Perlengkapan Kampanye (APK) yang besar-besar seperti baliho. Anggota Komisi IX DPR RI membidangi Kesehatan ini lebih tertarik memilih untuk membantu anak-anak korban stunting ketimbang membuat baliho besar. Menyelamatkan generasi bagi Darul lebih penting dari baliho.
Begitupun untuk maju pada periode ke lima, DPR RI kali ini, secara tegas Darul menyatakan tidak akan main politik uang. “Praktek ini sudah saya hindari sejak periode pertama jadi anggota dewan. Kalau main uang memang bisa lebih mudah dan lebih cepat, tapi saya tidak akan bisa bersilaturahmi dengan masyarakat, untuk mendengar suara dan keinginan rakyat,” ujar Darul Siska.
Ibarat gayung bersambut, semangat anti politik uang yang digaungkan Darul Siska, disambut Ustadz Muhammad Yusuf dari Ujung Pandang. Menurut ustadz yang senang berbahasa Bugis itu, sogok dan menyogok bukanlah sebuah perbuatan dosa, tapi pelakunya sama-sama masuk neraka. Kalau sekedar berdosa, pelakunya bisa bertaubat.”Tapi ancamannya Neraka, dan ini ancaman paling berat,” tegas Yusuf.
Islam mengharamkan tindakan suap-menyuap. Bahkan, pihak-pihak yang terlibat mendapatkan laknat Allah. Hadits Riwayat Tirmidzi tegas menyatakan, Allah melaknat penyuap dan yang disuap dalam urusan hukum.
Ketika diancam dan dilaknat Allah, berarti hidup seseorang akan jauh dari rahmat dan keberkahan. Beberapa persoalan akan senantiaa menderanya. Bencana dan malapetaka datang silih berganti, tanpa henti.
“Siap menyuap merupakan penyakit yang berbahaya, sebab merusak akhlak individu dan sosial serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Muhammad Yusuf.
Kembali pada komitmen Darul Siska, yang akan melangkah ke periode kelima DPR RI, yang bergerak tanpa main uang, maka suara rakyat akan jadi pertaruhan pengabdian terbaik sebagaimana empat periode telah berlalu, dan Inshaa Allah, bila Allah mengizinkan dan masyarakat memberikan dukungan, Darul Siska siap untuk melangkah lagi ke Senayan. *)