Oleh : Bachtul
//forumsumbar//
MUNGKIN sudah memasuki bulan ke-3 Pak Menteri, tapi penanganan longsor di Jalan Nasional Sitinjau Lawik Padang Sumatra Barat belum juga tuntas. Jangankan tuntas bahkan seperempat atau setengah pun belum Pak Menteri. Jadi kalau ada yang mengatakan penanganan longsor di jalan Sitinjau lamban, ya tidak salah, alias benar.
Dan jika penanganannya masih seperti sekarang, maka bisa jadi 3 bulan lagi penanganannya belum akan tuntas.
Hampir sebulan yang lalu saya juga telah menulis surat terbuka seperti ini kepada Gubernur Sumatra Barat, Pak Menteri. Saya minta Pak Gubernur untuk meninjau longsor Sitinjau ini, karena sudah hitungan bulan longsor tersebut tidak ditangani dengan serius, padahal longsor ini sudah hitungan bulan terjadinya.
Sehari setelah surat terbuka saya buat, Gubernur Sumbar Mahyeldi langsung meninjau ke lapangan bersama pihak terkait, seperti Kepala Balai Pengelola Jalan Nasional, BKSDA dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar.
Saya tidak tahu apakah Pak Gubernur langsung meninjau longsor jalan Sitinjau karena membaca surat terbuka saya atau karena dua hari sebelumnya anggota DPR RI Andre Rosiade yang sekarang digadang-gadang menjadi Gubernur Sumbar oleh masyarakat Sumatra Barat meninjau bagian lain dari ruas jalan Sitinjau Lawik yang akan dibangun flyover, yang beritanya viral ketika itu.
Tapi tak penting kenapa dan atas dorongan apa akhirnya Pak Gubernur meninjau langsung ke sana. Satu hal yang bisa saya yakini adalah, Pak Gubernur meninjau longsor Sitinjau adalah karena beliau cinta rakyat Sumatra Barat dan peduli akan keselamatan jiwa dan nyawa pemakai jalan nasional di ruas Sitinjau Lawik.
Hanya saja hampir sebulan setelah Pak Gubernur meninjau ke sana, pekerjaan penanganan longsor Jalan Sitinjau Lawik belum begitu berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas di sana. Dan pekerjaannya mungkin belum seperempat atau setengahnya yang bisa diselesaikan.
Maka itu saya berinisiatif membuat surat terbuka ini ke Pak Menteri. Dengan harapan penanganan longsor di Sitinjau ini bisa dipercepat apapun hambatannya. Karena saya percaya, tidak ada masalah yang tidak bisa Pak Menteri selesaikan dengan cepat. Saya ulangi sekali lagi dengan cepat !!! Dan reputasi Pak Menteri selama ini membuktikannya. Kalau tidak, mana mungkin Pak Menteri akan jadi Menteri kesayangan Presiden Jokowi. Betul kan pak!?
Bicara tentang longsor Sitinjau ini, longsornya telah berkali-kali menyebabkan macet berkilo-kilo meter dan berjam-jam dalam beberapa bulan terakhir, sehingga menyebabkan terganggunya arus barang dan orang, yang sangat berpengaruh kepada perekonomian masyarakat Sumatra Barat.
Dan yang lebih utamanya adalah, longsor tersebut mengancam keselamatan jiwa dan nyawa pemakai jalan tersebut. Karena posisi longsornya ada di atas bukit, sementara badan jalan ada di bawahnya dan material longsorannya jumlahnya memang sangat besar Pak Menteri, dan sebagian materialnya tertahan di punggung bukit yang terjal. Ada puluhan ribu kubik mungkin jumlahnya.
Dengan jumlah yang begitu besar tersebut maka mudah saja untuk menimbun kendaraan dan pengguna jalan yang lewat di ruas longsor tersebut.
Melewati jalur Sitinjau saat ini dan beberapa bulan belakangan betul-betul terasa mencekam dan horor Pak Menteri. Rasa-rasa mau ditimbun dan dikubur longsoran saja, terutama ketika hujan.
Bicara jalan ruas Sitinjau Lawik, jalan ini sangat penting bagi Sumatra Barat. Jalan ini adalah merupakan urat nadi bagi Sumatra Barat. Jalan ini adalah jalan darat utama untuk menuju Kota Padang ibukota Provinsi Sumatra Barat dari manapun, terutama dari pulau Jawa. Jalan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Jalan Lintas Sumatra.
Sebagus apa pun jalan Nasional Lintas Sumatra atau jalan Toll Sumatra bapak bangun, tapi jika jalan ini terputus, maka Jalan Lintas Sumatra, baik Toll dan non Toll yang telah susah payah bapak bangun dan perbaiki akan berkurang arti dan fungsinya. Karena melihat jaringan jalan-jalan tidak bisa dipenggal-penggal, tapi harus secara sekaligus dan keseluruhan .
Bayangkan Pak Menteri, macet akibat longsor Sitinjau ini bisa sampai 5 jam atau lebih.
Sementara itu karena jalan Toll Sumatra yang dibangun di masa pemerintahan Pak Jokowi dengan bapak sebagai Panglimanya, dengan dana ratusan triliun jarak dari Bakauheni ke Palembang bisa ditempuh hanya dengan 3-4 jam saja.
Tiba-tiba hanya karena longsor bukit di Sitinjau Lawik dengan panjang sekitar 75 meter, manfaat dan percepatan dari hasil investasi ratusan triliun di atas harus tereliminasi dan seperti tak berarti dalam beberapa bulan terakhir. Khususnya bagi kendaraan dari pulau Jawa dan ujung Sumatra dengan tujuan Kota Padang.
Jalan Sitinjau Lawik ini medannya memang berat Pak Menteri. Tanjakan dan turunannya serta tikungannya tajam. Karena kondisi alam, ada mungkin bagiannya yang tidak sesuai teori dan syarat geometrik serta super elevasi yang disyaratkan.
Beberapa waktu lalu saya dan masyarakat Sumatra Barat sempat gembira mendengar kabar akan dibangun flyover di Sitinjau Lawik untuk mengatasi masalah dari bagian terekstrem dari jalan Nasional di Sitinjau Lawik ini. Tapi kemudian ada berita bahwa flyover di Sitinjau Lawik dibatalkan, sehingga membuat sebagian masyarakat Sumatra Barat kecewa.
Terakhir ada kabar gembira lagi. Hampir sebulan yang lalu tersiar lagi kabar, bahwa berkat perjuangan Anggota DPR RI dapil Sumbar 1 Andre Rosiade, flyover jadi dibangun tapi dengan skema yang berbeda dengan rencana sebelumnya.
Kabarnya keberhasilan tersebut tidak lepas dari komunikasi Pak Andre Rosiade dengan Pak Menteri. Dan tentunya berkat kepedulian bapak kepada Sumatra Barat.
Kami berharap bapak mendukung perjuangan Pak Andre Rosiade ini, dan berharap bapak pasang badan untuk flyover Sitinjau Lawik ini. Jika flyover ini terwujud saya akan mengusulkan flyover ini diberi nama , “Flyover Urang Sumando“. Karena konon kabarnya bapak adalah Urang Sumando Sumatra Barat.
Saya yakin Pak Menteri bersedia membantu dan mengawal perjuangan Pak Andre Rosiade ini.
Apa yang diperjuangkan Pak Andre Rosiade adalah dambaan kami masyarakat Sumatra Barat, Pak Menteri. Dan masyarakat juga mendukung Pak Andre Rosiade, karena beliau dikenal sebagai anggota DPR RI yang gigih memperjuangkan tidak hanya daerah pemilihannya tapi meperjuangkan Sumatra Barat secara keseluruhan.
Bagi saya Pak Andre Rosiade ini adalah fenomena tersendiri Pak Menteri. Walau beliau bukan anggota Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur, tapi beliau bisa berkomunikasi dan bisa menyakinkan kementerian dan lembaga yang jadi mitra Komisi V yang bukan komisi tempat beliau berhimpun, atau komisi lainnya di luar Komisi V.
Sehingga beliau bisa membawa bantuan dan buah tangan dari perjuangan beliau mulai yang benilai 5 juta sampai yang bernilai ratusan miliar dari berbagai kementerian dan lembaga, baik dari mitra komisi tempat beliau berhimpun maupun dari mitra komisi di luar beliau berhimpun.
Ibaratnya Andre Rosiade ini adalah anggota DPR RI yang “bisa dibaok ka tangah” dan “bisa ka ateh ka bawah”. Kalau Pak Menteri tidak paham dan maksudnya, bisa tanya ke ibuk, Pak Menteri. Hehehe.
Andre Rosiade itu merakyat Pak Menteri. Dia tidak jaim (jaga image). Mudah dihubungi, baik dengan WA maupun ditelepon.
Bahkan sedang di Mekkah atau di Swiss pun bisa dihubungi dan menghubungi. Tidak ada alasan sedang di luar negeri sehingga tak bisa dihubungi.
Beda dengan anggota DPR RI yang lain Pak Menteri, banyak yang jaim dan seperti tak peduli. Kadang bisa ditelepon tapi lebih banyak tidak, begitu juga kalau dihubungi WA nya. Padahal kerjanya tak terlalu terdengar. Hehehe.
Eh…kok malah jadi curhat ke Pak Menteri. Maaf Pak Menteri.
Kalau saya agak memuji Pak Andre Rosiade bukan apa-apa Pak Menteri, saya bertemu muka seumur hidup baru dua kali. Dan kedua-duanya sebelum Pak Andre jadi anggota DPR RI.
Yang pertama ketika jadi calon walikota yang gagal itu, hahaha. Dan yang kedua ketika sama-sama jadi calon anggota DPR RI.
Jadi saya menyampaikan hal-hal baik tentang Pak Andre Rosiade hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap hal-hal baik yang dilakukan seseorang, agar setiap orang meneguhkan diri untuk terus berbuat baik dan berjuang sesuai fungsinnya secara optimal, dan agar semua orang terilhami dan berlomba-lomba untuk berjuang dan berbuat baik sesuai peran dan fungsinya maupun di luar itu.
Btw, boleh minta nomor WA Pak Menteri atau tidak pak? Bukan apa apa Pak Menteri, kalau ada kejadian atau hambatan di jalan Nasional di daerah saya, yang penanggulangannya lamban dan berlarut-larut seperti kasus longsor Sitinjau ini, kan bisa disampaikan melalui WA saja ke Pak Menteri. Kan tidak perlu pakai surat terbuka yang panjang seperti sekarang dan isinya melebar kemana mana. Kalau bisa atau boleh saya minta melalui Pak Andre Rosiade ya Pak Menteri, hehehe.
Dan mengakhiri surat terbuka ini, saya mohon sekali lagi pada Pak Menteri agar penanganan longsor di Sitinjau Lawik yang mengganggu fungsi jalan Nasional bisa dipercepat Pak Menteri. Karena sangat merugikan masyarakat, mengancam keselamatan pengguna jalan, menimbulkan kemacetan, mengganggu kelancaran arus orang dan barang. Sehingga mengganggu perekonomian Sumatra Barat. Yang akhirnya bisa memperparah inflasi (kata pengamat ekonomi).
Pak Menteri tahu kan, kalau inflasi di Sumatra Barat yang tertinggi no 2 di Sumatra setelah Provinsi Jambi.
Terakhir mohon maaf Pak Menteri jika ada yang kurang berkenan dari surat terbuka ini, dan mohon maaf jika surat terbuka ini penyampaian tidak serius dan formal seluruh bagiannya, layaknya sebuah surat untuk Menteri seperti yang biasa selama ini.
Maklum saja Pak Menteri, disaat BBM naik, harga harga naik, inflasi tinggi dan jalan Sitinjau Lawik macet. Jika serius serius betul dan formal-formal tentu malah akan susah sendiri. Jadi agak dibawa santai saja ya Pak Menteri.
Padang, 22 September 2022
Penulis adalah Mantan Anggota DPRD Sumbar / Tokoh Masyarakat Kabupaten Solok