PADANG, forumsumbar —Maestro Tari Minang, yang sekaligus Budayawan, Ery Mefri tak henti menyuarakan kegelisahannya melihat tidak bagusnya atmosfer berkesenian di Sumbar pasca-diruntuhkannya Gedung Taman Budaya Sumbar di Jl Samudera Padang, yang pembangunannya sampai saat ini masih terbengkalai.
“Saya lebih tertarik membicarakan pertunjukan kesenian daripada seni pertunjukan yang dari sejak lama sampai saat ini selalu marak terjadi di Sumbar,” ujar pendiri Nan Jombang Dance Company ini melalui buah pikirnya di “Kamis Berbisik“, Kamis (23/5/2024).
Dengan biaya yang begitu besar, lanjutnya, semua iven dengan karya-karya terbaik para seniman dapat terlaksana dengan lancar di tempat-tempat seperti: di gedung atau gudang yang terbengkalai.
“Juga di kolong-kolong jembatan, di trotoar di pinggir jalan dan di emper-emper toko,” tuturnya.
“Sementara dulunya, kita punya gedung kebudayaan yang mestinya cuma direnovasi akibat kerusakan oleh bencana namun sengaja dihancur untuk memudahkan proses alih fungsi menjadi hotel,” tukuk Ery Mefri.
Menurut Ery Mefri, kesadisan rezim ini di daerah Minangkabau memang sedang dipamerkan oleh kekuasaan dalam menghabisi kesenian pada khususnya, kebudayaan pada umumnya di ranah ini.
Kemudian Ery Mefri mengajak masyarakat Sumbar, untuk peduli dan berdiskusi tentang masalah ini.
“Semoga kita punya waktu untuk dapat duduk semeja membicarakan ini pada Diskusi Budaya yang diselenggaraka Forum Perjuangan Seniman (FPS) Sumbar pada tanggal 25 Mei 2024 di Galeri Taman Budaya Sumbar,” ajak Ery Mefri yang merupakan salah seorang Presidium FPS Sumbar, dimana ia pada bulan Agustus 2024 ini akan membawa Nan Jombang untuk tampil di Bali dan Taipeh.
Memang, rencananya FPS Sumbar akan menggelar Diskusi Budaya, dengan narasumber Dr Abdullah Khusairi, MA dan Nasrul Azwar, serta dimoderatori oleh Dr Andria C Tamsin, MPd, pada hari Sabtu 25 Mei 2024, pukul 13.30-17.00, di Galeri Taman Budaya Sumbar Jl Diponegoro Padang.
(Ika)