PADANG, forumsumbar —Berdasarkan terminologinya, cendekia atau cendekiawan itu orang yang tajam pikirannya. Cerdas atau pandai.
Dalam mendidik anak menjadi cendekia di tengah perubahan zaman yang semakin cepat ini, tiga pilar pendidikan; sekolah, masyarakat dan keluarga, harus bisa membangun sinergi dan menyamakan persepsi.
Apalagi saat ini telah terjadi pergeseran-pergeseran perubahan sosial di tengah-tengah masyarakat Minang. Dulu itu; anak dipangku kamanakan dibimbiang. Dimana anak itu bukan tanggungjawab bapaknya saja, tetapi mamaknya ikut bertanggungjawab.
Kemudian, terjadi ketidakpedulian di tengah-tengah masyarakat. Dulu ketika anak kemenakan berbuat prilaku yang tidak sesuai dengan norma adat dan agama, langsung ditegur. Sekarang banyak yang tidak peduli.
Demikian disampaikan Prof Ganefri, selaku Ketua MPT (Majelis Pendidikan Tinggi) Pimpinan Pusat ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), saat dialog di acara “Dinamika Publik” Padang FM (106,2 Mhz), dengan tema; Cendekia Minang dalam Pusaran Perubahan Zaman, Rabu (6/12/2023).
Lanjut Prof Ganefri, saat ini orang Minang masih euforia dengan kehebatan tempo dulu. Sementara zaman sudah berubah.
Memang tidak disangsikan kehebatan orang Minang itu. Diungkapkan Prof Ganefri bahwa Bung Karno pun mengakui, dan pernah berkata; bekerjalah seperti orang Jawa. Berbicaralah seperti orang Batak. Dan berpikirlah seperti orang Minang.
“Jadi orang Minang itu adalah para pemikir. Dan mereka itu visioner,” tukas Rektor UNP (Universitas Negeri Padang) dua periode ini.
Dengan terjadinya pergeseran-pergeseran perubahan sosial tadi, Prof Ganefri berharap orang Minang jangan sampai menjadi sektarian. Tapi tetap nasionalis dan berpikir yang tajam.
Menjawab tantangan perubahan zaman dan kecendekiawanan orang Minang saat ini. Menurut Prof Ganefri, orang Minang itu harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi hari ini.
“Telah terjadi disrupsi dalam berbagai aspek. Makanya kita harus bisa menyesuaikan pendidikan bagi anak-anak Minang itu sesuai dengan perkembangan zaman,” ucap penerima Anugerah Academic Leader sebagai Rektor Terbaik se-Indonesia dari Kemendikbudristek RI pada tahun 2023 ini.
Kemudian, Prof Ganefri menyitir pernyataan Ali bin Abi Thalib, yakni; didiklah anak mu sesuai zamannya, karena mereka itu hidup bukan di zaman mu.
Tak bisa dipungkiri, bahwa pendidikan saat ini tidak bisa lepas dari teknologi. Makanya kemampuan berpikir yang tajam itu harus diiringi dengan melek teknologi.
Prof Ganefri berharap Sumbar bisa menjadi destinasi pendidikan. Bagaimana orang-orang belajar ke Sumbar kembali, dengan menyediakan institusi pendidikan yang menjadi tujuan utama untuk sekolah, atau kuliah.
“Di samping itu, bagaimana kita bisa mengembalikan ketajaman berpikir orang Minang itu kembali,” tukas Prof Ganefri.
Prof Ganefri tampil di acara “Dinamika Publik” Padang FM by phone sambil jalan ke Bukittinggi untuk melihat mahasiswa UNP yang menjadi korban letusan Gunung Marapi.
Acara “Dinamika Publik” Padang FM yang live tiap hari Rabu pukul 09.00-10.00 Wib pagi ini, dipandu oleh Broadcaster Senior Jadwal Jalal dan Isa Kurniawan (Wartawan).
(ika)