• Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi
Jumat, Januari 27, 2023
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
  • Home
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
  • Kontak
No Result
View All Result
Forum Sumbar
No Result
View All Result

Kuliner Bika

27 Juli 2019
in Artikel
Reading Time: 4min read
Views: 17,364

Dalam perjalanan dari Padang ke Bukittinggi telah lama penulis tertarik memahami bisnis kecil bika. Di sepanjang jalan Kotobaru, penulis menemukan tujuh buah usaha kecil penjulan bika. Di Simpang Pinjaram, sebelum Kayutanam juga eksis sekitar 7 buah penjual bika.

Masih ingat, yang sering terkenal sejak dulu dinamakan Bika Si Mariana. Sampai sebuah lagu pernah diunggah oleh penulisnya tentang bika ini. Usaha bika ini masuk kategori mikro-kecil. Usaha kecil ketika jumlah tenaga kerjanya pada kisaran 3-5 orang. Jumlah tenaga kerja 2 orang, masih masuk kategori usaha mikro.

Bika termasuk makanan khas. Diproduksi bisa mirip ’pencake’ alias pinukuik. Namun, menghasilkan bika khas Kotobaru tidak bisa dengan mudah. Produksi baru dilakukan ketika ada permintaan. Karena kalau tidak ada permintaan, bika yang lebih dulu masak dan sudah dingin, konon kabarnya kurang disukai, dibanding yang panas dan baru masak. Bika ini kuliner yang enak dimakan ketika masih panas.

Lihat Juga

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah

22 Januari 2023
46
Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat

Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat

22 Desember 2022
28
Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan

Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan

7 Desember 2022
28

Berbahan baku tepung, kelapa, gula dan saka, dari segi bahan baku mudah tersedia. Tidak ada yang diimpor. Hitung-hitung tidak terlalu besar investasi yang diperlukan.

Masing-masing tungku yang dibangun dengan batubata merah, tempat memasak belanga yang dari tanah liat yang sepasang untuk membuat panas dari atas dan dari bawah. Kukur kelapa, untuk memarut kelapa, dan tempat untuk display, serta lahan parkir.

Bika juga tidak terlalu banyak variasi sejak dahulu sampai sekarang. Bisa yang biasa dan campuran dengan pisang. Bahan untuk rasa manis juga ada yang mencampur dengan gula pasir, ada pula menggunakan saka tebu.

Usaha ini tidaklah secepat dan meroket pertumbuhannya. Namun, dapat dipastikan feasible. Ini ketika dilihat dari kondisi lingkungan, kelayakan rasa dan penguasaan teknologinya.

Feasible-nya terbukti sejak dulu sampai kini usaha bika masih tetap jalan. Berarti dari hari ke hari usaha ini bisa berkembang, tapi tidak mudah direplikasi, ditiru atau dimodifikasi. Mengingat sejak dahulu hingga kini jumlah dan keberadaan usaha ini masih tetap eksis dan terbatas.

Kondisi lingkungan strategis adalah penikmat bika terutama mereka yang menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Tentu pula konsumen yang menempuh daerah ini. Dengan hanya mengharap calon konsumennya mereka yang bepergian dengan kendaraan pribadi, maka tentunya potensi permintaannya terbatas.

Bisa jadi kenapa pertumbuhan usaha ini merangkak dan tidak cepat, karena konsumennya terbatas ’restricted costumer’. Bercirikan memiliki kendaraan dan bepergian. Sering konsumen berbelanja untuk di makan dalam perjalanan (di atas kendaraan), namun juga bisa sebagai oleh-oleh buah tangan ketika mengunjungi sanak famili.

Turun Temurun

Inovasi usaha tidaklah banyak. Baik dari segi bentuk dan bahan yang digunakan. Hanya saja proses memasaknya tetap menggunakan kayu, sabut kelapa dan tempurung. Bahan bakar ini tidaklah sama jika dimasak dengan oven, baik menggunakan arus listrik, maupun solar cell panel.

Dalam satu tungku, jumlah yang dimasak sebanyak tujuh buah. Cetakannya tidak ada, hanya dengan menarok di atas daun, kemudian bika jadi apa adanya. Proses penyengaian dari bawah dan atas berkisar antara 10-12 menit. Masing-masing usaha nampaknya bervariasi. Ada yang menggunakan 5 tungku, bahkan ada yang lebih sepuluh.

Jumlah tungku pemanas yang beroperasi tergantung kepada pesanan yang datang. Jika lima tungku, maka sekali memasak sebanyak 35 bika. Harga sama antartempat dengan Rp 3.000, maka sekali proses produksi sekitar Rp 100 ribu.

Dalam suatu wawancara mendalam yang penulis lakukan tanggal 30 Juni, sebuah usaha yang menggunakan 7 tungku pemasak, mereka menyebutkan minimal dapat terjual dalam sehari Rp 500 ribu, dan nilai penjualan tanggal 29 Juni sebesar Rp 2,5 juta.

Walau Nelly sang penjual sering menghitung penjualan mereka yang sering pada kisaran Rp 1-1,5 juta. Namun perkiraan kasar penuis, jika saja dalam satu bika harga sebesar Rp 3.000, maka sebenarnya setiap bika biaya pokok produksi sekitar Rp 1.000-1.500. Oleh karenanya, margin keuntungan cukup besar 50-65 persen. Harga bisa jadi masih mahal bagi calon konsumen berpenghasilan menengah dan bawah.

Jika saja biaya tenaga kerja dan bahan baku dikeluarkan, maka minimum satu usaha bika akan memperoleh minimal keuntungan harian sekitar Rp 250 ribu dan bisa jadi hari yang terpadat keuntungan bisa mencapai Rp 1 juta. Sebuah bisnis yang menggiurkan, tapi tidak bisa berkembang pesat gara-gara konsumennya terbatas.

Bisakah Diperbesar?

Jika konsumen hanya mereka yang memiliki kendaraan roda empat/ roda dua, maka faktor luasnya parkir akan menentukan banyaknya konsumen. Tetapi, jelas usaha ini tidak akan bisa lebih besar lagi, mengingat yang terbesar dan relatif banyak pengunjungnya hanya menggunakan tungku pemasak sebanyak 7-10 buah.

Memperbanyak tungku tidaklah cara yang paling efektif. Namun, mengupayakan segmen baru pembeli selain mereka yang memiliki kendaraan, mungkin akan meningkatkan produksi dan penjualan.

Inovasi pada lokasi, kebersihan tempat memanggang, tempat menunggu konsumen masih diperlukan perbaikan dan penataan. Ketika melihat usaha bika ini, penulis teringat ketika berjalan di desa-desa di Inggris dan Jerman, bagaimana usaha roti rumahan berkembang sedemikian rupa.

Kualitas tungkunya terlihat rapi, tukang masaknya memakai peralatan yang membuat mereka bisa memasak dengan senangnya. Tapi, rotinya juga dibungkus dengan bahan yang cantik. Bika masih ada ruang untuk perbaikan dan diversifikasi. Ini perlu detail diperbaiki. Pemasaknya menggunakan peralatan yang lengkap, termasuk baju putih agar kelihatan bersih, celemek dan yang penting pakai masker.

Diversifikasi masih memungkinkan mengingat sumber bahan selain gula, bisa dengan pemanis yang berasal dari saka enau. Suatu saat bika juga bisa dibuat bervariasi jenisnya, mirip roti yang dihasilkan di negara maju. Pinggir-pinggirnya yang hitam, semestinya dapat diatasi dengan meningkatkan mutu dan cita rasa. Bagaimanapun, bika ini telah menolong banyak penopang kehidupan. Pada tujuh usaha bika setidaknya sudah menyerap 20-30 tenaga kerja lokal. Bukankan usaha rakyat seperti ini yang perlu ditingkatkan?

Penulis : Prof. Elfindri (Guru Besar / Pakar Ekonomi Unand)

ShareTweetSendShare
Previous Post

Produksi VCO Berbasis Nagari

Next Post

Efriyon Coneng, Arti dari Sebuah Konsistensi

BeritaTerkait

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah
Artikel

Trik Budidaya Anggur Sistem Tabulampot Supaya Cepat Berbuah

22 Januari 2023
46
Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat
Artikel

Pentingnya Petani Menggunakan Benih Kentang Bersertifikat

22 Desember 2022
28
Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan
Artikel

Amoniasi: Pengolahan Pakan Ternak Secara Kimiawi dan Awet untuk Disimpan

7 Desember 2022
28
Edukasi Peternak Sapi Seputar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)/Foot and Mouth Disease (FMD)
Artikel

Edukasi Peternak Sapi Seputar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)/Foot and Mouth Disease (FMD)

6 Desember 2022
37
Pengabdian Kepada Masyarakat: Penyuluhan Teknologi Sederhana Fermentasi Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak
Artikel

Pengabdian Kepada Masyarakat: Penyuluhan Teknologi Sederhana Fermentasi Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ternak

5 Desember 2022
56
Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Ambacang Permai Melalui Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata)
Artikel

Peningkatan Pendapatan Anggota Kelompok Ambacang Permai Melalui Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata)

29 September 2022
11
Next Post
Efriyon Coneng, Arti dari Sebuah Konsistensi

Efriyon Coneng, Arti dari Sebuah Konsistensi

Most Viewed Posts

  • Gubernur Sumbar: PSBB Berakhir, Diganti New Normal (33,113)
  • Ranah Minang Berduka, Haji Boy Lestari Dt Palindih Berpulang ke Rahmatullah (31,910)
  • Senin Depan Tidak Juga Cair Bantuan Covid-19, Gubernur Sumbar Dilaporkan ke Presiden (31,535)
  • VCO (Virgin Coconut Oil) Dapat Digunakan sebagai Obat Membunuh Covid-19 (27,793)
  • Heboh, Satu Orang PDP Covid-19 dari Payakumbuh Meninggal di RSAM Bukittinggi (26,082)
  • Sijunjung Jebol, Seluruh Sumbar Zona Merah Covid-19 (19,784)
  • Boy Rafli Amar Dt Rangkayo Basa Termasuk 5 Komjen Calon Kapolri yang Diajukan Kompolnas ke Presiden (19,416)
  • Blaster, Klub Motor Legendaris Kota Padang (19,244)
  • Tabuik, ‘Perang Karbala’ di Jantung Kota Pariaman (19,026)
  • Deputi Lemhanas RI Prof Reni Mayerni: Jadilah Pejuang, Stay at Home (18,444)

Berita Lainnya

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

‘Sisi Gelap’ DBL Caketum IKA Unand #NoworNever #KitoNanSantiang

30 Juli 2021
25
“Baruak Gadang” dari Australia yang Fasih Bahasa Minang

“Baruak Gadang” dari Australia yang Fasih Bahasa Minang

10 November 2019
45
“Dua Senandika” Mengejutkan Ribuan Orang, Kenapa?

“Dua Senandika” Mengejutkan Ribuan Orang, Kenapa?

9 Oktober 2020
10
“Kampuang Sarugo” Koto Tinggi Masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020

“Kampuang Sarugo” Koto Tinggi Masuk dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020

25 September 2020
16
“Penanganan Longsor Jalan Sitinjau Lawik Lamban Pak Menteri”: Surat Terbuka untuk Menteri PUPR Republik Indonesia

“Penanganan Longsor Jalan Sitinjau Lawik Lamban Pak Menteri”: Surat Terbuka untuk Menteri PUPR Republik Indonesia

22 September 2022
20
“Pesona Patar” Bangun Nagari Padang Tarok dengan Kegiatan Sosial dan Ekonomi

“Pesona Patar” Bangun Nagari Padang Tarok dengan Kegiatan Sosial dan Ekonomi

24 November 2020
38
“Serdadu Piaman Laweh” Gelar Konser Virtual Malam Amal Minang Badendang

“Serdadu Piaman Laweh” Gelar Konser Virtual Malam Amal Minang Badendang

5 Oktober 2021
8
“Cara Berpikir yang Aneh”

“Cara Berpikir yang Aneh”

19 Juli 2021
4
“Jalan Perjuangan”

“Jalan Perjuangan”

17 Januari 2022
12

Portal berita forumsumbar.com diterbitkan oleh PT. BANGKA LIMABELAS MULTIMEDIA, merupakan situs berita dari Sumbar.

Kantor : Jl. Bangka No. 15 Wisma Warta Ulak Karang – Padang (25133)

HP / WA : 081275665100

  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

No Result
View All Result
  • Forum Sumbar
  • homepage
  • Kontak
  • Privacy Policy
  • Tim Redaksi

Hak Cipta oleh Forum Sumbar 2022

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In