
Oleh: Hendri Pratama
(Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas)
MASYARAKAT Minangkabau selalu memanfaatkan tumbuhan dari alam yang digunakan sebagai bahan dalam pengobatan tradisional, bahkan telah digunakan oleh nenek moyang mereka yang sudah terdahulu.
Hal tersebut sangat menguntungkan bagi masyarakat karena tumbuhan yang dijadikan sebagai bahan pengobatan mudah didapatkan dan bisa diolah di rumah. Tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya di Minangkabau adalah tanaman daun jarak.
Tanaman daun jarak dapat tumbuh di kawasan tropis dan tumbuh kembang di berbagai wilayah di Indonesia.
Tanaman daun jarak termasuk ke dalam tumbuhan dikotil dengan memiliki ciri akar berserabut dan tulang daun yang menjari.
Tanaman daun jarak dapat tumbuh dengan tinggi apabila sudah cukup umur dan biasanya tanaman daun jarak akan menghasilkan buah.
Demam merupakan gejala fisiologis pada tubuh manusia yang mana meningkatnya suhu tubuh manusia melebihi suhu tubuh normal atau diatas 37°C.
Purwanto (2002) mengemukakan bahwa penggunaan data mengenai tumbuhan obat tradisional berasal dari hasil penelitian studi etnomedisin, yang mana studi ini efektif dalam menemukan bahan-bahan kimia baru yang berguna dalam pengobatan terutama dari segi waktu dan biaya.
Etnomedisin ialah ilmu yang mengkaji di bidang etnobotani yang menyatakan bahwa pengetahuan lokal berbagai etnis dalam menjaga kesehatannya.
Secara empirik terlihat di dalam pengobatan tradisional, etnomedisin memanfaatkan tumbuhan maupun hewan namun, dilihat dari jumlah serta frekuensi pemanfaatannya tumbuhan lebih banyak digunakan dari pada hewan.
Selain untuk mengobati penyakit yang berkembang pada saat ini, adapun tujuan lain dari studi etnomedisin ialah untuk mencari senyawa-senyawa baru yang memiliki efek samping lebih kecil, timbulnya efek resisten dari obat serta antisipasi munculnya penyakit baru.
Hal ini mengakibatkan penelitian etnomedisin terus berkembang, khususnya di negara yang kaya akan keanaekaragaman hayati seperti negara Indonesia (Silalahi, 2006).
Tanaman daun jarak atau dikenal dengan istilah (jatropha curcas) termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae, ialah tanaman tahunan yang toleran akan kekeringan. Tanaman ini berasal dari negara Amerika Latin dan menyebar luas di daerah tropika, baik pada cuaca beriklim kering dan setengah kering. Bijinya memiliki ciri beracun dan mengandung minyak jarak sekitar 35%.
Tanaman daun jarak merupakan tanaman multifungsi, dikarenakan dapat menghasilkan bahan bakar alternatif, bahan pembuat sabun, serta kulit atau buah kapsulnya dapat dijadikan kompos.
Di samping itu tanaman daun jarak merupakan tanaman obat herbal yang mana bijinya dipergunakan untuk obat sembelit, getahnya digunakan untuk mengobati luka, dan daunnya digunakan sebagai anti malaria.
Tanaman daun jarak dapat ditemukan tumbuh kembang di berbagai tempat Indonesia umumnya terdapat di semak-semak liar, perkarangan rumah warga, kebun atau sepanjang tepi jalan.
Tanaman daun jarak berbentuk pohon kecil dan berlukar besar yang mana tingginya mencapai lima meter.
Di dalam bahasa ilmiahnya tanaman daun jarak dikenal dengan sebutan Jatropha Curcas L, walaupun tanaman ini cukup tersebar dimana-mana namun kebanyakan masarakat menjadikan tanaman ini sebagai pagar pembatas ladang, serta di kuburan.

Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan secara turun-temurun, diketahui bahwa tanaman daun jarak memiliki daya anti bakteri. Oleh karena itulah orang-orang tua dahulu mempercayai kalau demam panas atau demam tinggi disebabkan oleh serangan bakteri yang mana dapat diatasi dengan rendaman daun jarak ini.
Berdasarkan informasi-informasi yang penulis dapatkan melalui orang-orang tua di Kenagarian Paraman Gadang, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, diketahui bahwa masyarakat pada umumnya masih mengunakan obat-obatan tradisional untuk mengobati segala macam penyakit, salah satu di antaranya ialah rendaman tanaman daun jarak untuk mengobati demam panas atau demam tinggi (campak), yang mana pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak-anak maupun dewasa.
Pengetahuan ini didapatkan masyarakat Paraman Gadang melalui orang tua-tua terdahulu dan masih digunakan hingga saat ini oleh masyarakat setempat.
Hasil yang penulis peroleh dari beberapa informan yang mana bahwasanya tanaman daun jarak ini sangat efektif untuk mengobati demam panas atau panas dalam, karena rata-rata masyarakat setempat sudah membuktikannya apalagi untuk anak-anak kecil atau balita yang terkena demam panas yang disertai bintikan halus ditubuhnya, pengobatan ini sangat teramat cukup mempan sekali.
Di dalam cara penggunaan obat tradisional daun jarak ini biasanya selalu berbeda-beda pada tiap-tiap daerahnya, namun tujuannya tetap sama. Seperti pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat Paraman Gadang yang mana memiliki cara tersendiri dalam meracik ramuan pengobatannya.
Di dalam pengobatan menggunakan tanaman daun jarak ini alat yang digunakan cukup 2 saja, yaitu mangkok dan gelas. Mangkok berfungsi sebagai wadah untuk rendaman air daun jarak dan gelas berfungsi sebagai tempat rendaman air daun jarak yang akan diminum oleh penderita penyakit.
Setelah semua alat terkumpul, selanjutnya yang perlu dipersiapkan adalah bahan-bahan yang akan digunakan untuk meracik ramuan pengobatan.
Terdapat dua bahan yaitu daun jarak itu sendiri, biasanya daun jarak yang digunakan sebanyak 7 helai. Bahan kedua yang harus disiapkan adalah air. Di daerah Paraman Gadang air yang digunakan untuk membuat ramuan pengobatan ini disarankan menggunakan air hangat namun juga boleh menggunakan air biasa saja.
Setelah semua alat dan bahan terkumpul, barulah kita dapat masuk ke langkah kerjanya, langkah pertama utuk membuat air rendaman daun jarak ialah dengan mengambil daun jarak yang masih segar dan hijau supaya mendapatkan hasil yang bagus.
Pengambilan daun jarak ini harus berjumlah ganjil yaitu sebanyak 7, 5 dan 3. Pada saat mengambil daun jarak harus mengucapkan bismillah dan shalawat nabi. Setelah selesai mengambil daun jarak tersebut dicuci hingga bersih dengan air menggalir, barulah dimasukkan ke dalam mangkok yang telah terisi air yang telah disediakan.
Setelah itu orang yang terkena sakit demam panas dianjurkan untuk meminum rendaman air daun jarak tersebut secukupnya.
Langkah selanjutnya ialah membilaskan rendaman daun jarak pagar kepada orang yang sakit demam tinggi, dimulai dari bagian badan sebelah kanan sebanyak 3 kali kemudian dilanjutkan bagian badan sebelah kiri sebanyak 3 kali juga.
Tujuan diminumkan dan diusapkan daun jarak ini ialah agar memperoleh hasil penyembuhan demam campak dengan maksimal.
Terdapat perbedaan antara pengetahuan masyarakat dengan pengetahuan ilmiah namun pengetahuannya tetap sejalan.
Masyarakat setempat sangat yakin bahwa pengetahuannya mengenai daun jarak bisa menurunkan demam panas dalam beberapa hari saja, namun nyatanya pada daun jarak ini terdapat kandungan flavonoid dan sponin yang bersifat anti bakteri dan anti jamur.
Kenapa rendaman daun jarak ini bisa mengghilangkan demam tinggi dikarenakan terdapat kandungan flavonoid , kandungan inilah yang menyebabkan ampuh menghilangan panas tinggi pada tubuh dan kandungan ini juga berkhasiat sebagai obat-obatan dalam mengatasi demam panas. *)